Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

WASPADALAH TERHADAP NABI PALSU

BC - 11284g | Wednesday, 28 June 2023

Bacaan Hari ini:
Kej.15:1-12,17-18
Mat.7:15-20
( Pw. St. Ireneus )

“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”
Matius 7:15-16a

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kotbah di bukit, Tuhan Yesus tidak hanya mengajarkan hal-hal yang harus ditaati sebagai pengikutNya yang setia. Tuhan Yesus juga meminta kepada mereka untuk memiliki kewaspadaan terhadap nabi-nabi palsu. Konsep tentang kenabian sudah menjadi “makanan harian” para pendengar Tuhan Yesus yang berlatarbelakang agama Yahudi itu. Mereka mengenal banyak nabi; mulai dari Nabi Musa, Elia, Elisa, Yesaya, Yehezkiel dan Yeremia. Mereka juga mengenal nabi-nabi seperti Amos, Hosea, Obaja, Zefanya dan masih banyak yang lain. Nabi-nabi itu diutus Allah kepada umat Israel untuk mengingatkan mereka untuk selalu berjalan di jalan Tuhan dan supaya mereka bertobat dari dosa-dosa mereka. Yohanes nabi terakhir sebelum Yesus pun mengajak orang Israel bertobat dari dosa-dosa mereka. Nabi ini secara khusus mempersiapkan Mesias yang dijanjikan oleh Tuhan. Setiap nabi memiliki misi khusus dari Allah yang mengasihi umatNya.

Saudara-saudari terkasih,
Kepada pendengar seperti itulah Tuhan Yesus berkata: “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Siapakah mereka yang dimaksud oleh Tuhan Yesus sebagai nabi palsu? Petunjuknya ada dua: pura-pura menjadi “orang baik” tapi sesungguhnya mereka jahat. Sok suci tapi mereka munafik”; dari buahnya kamu dapat mengenali mereka. Kembali pada masa itu, saya berfikir, bahwa yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus, mereka itu adalah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Saya mengatakan demikian, karena mereka selalu bertentangan dengan Tuhan Yesus dalam menyatakan pendapat dan kebenaran. Betul mereka itu adalah orang yang “sangat ahli” dalam bidangnya, tapi mereka tidak ahli dalam penghayatannya. Mereka mengajarkan orang untuk melaksanakan hukum Musa, tetapi mereka sendiri tidak menaatinya. Bahkan Tuhan Yesus sering mengecam mereka sebagai orang-orang yang munafik.

Saudara-saudari terkasih,
Pada awal perkembangan Gereja perdana setelah Tuhan Yesus diangkat ke sorga, jemaat mengalami “krisis pengetahuan iman”; terutama mereka yang memiliki latar belakang agama Yahudi. Hidup mereka sudah dijejali dengan pengetahuan yang banyak tentang peraturan-peraturan yang terdapat dalam Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi. Tuhan Yesus tidak membatalkan satu titik atau satu yota pun daripadanya, tetapi Tuhan Yesus memberikan perspektip baru dalam cara penghayatannya; suatu cara pemahaman yang lebih mendalam dan cara pandang yang lebih ilahi terhadap penghayatan hukum-hukum Tuhan. Hukum Tuhan tidak diperlakukan dan dihayati agar dapat dilihat orang, melainkan harus menjadi acuhan untuk hidup berkenan kepada Allah yang disembah. Orang-orang Farisi menaati hukum-hukum Musa untuk dilihat orang dan supaya dipuji sebagai orang baik dan suci. Tuhan Yesus menghendaki supaya mereka melakukan olah rohani, seperti doa, puasa dan sedekah dengan diam-diam dan tidak perlu diketahui orang, cukup Allah saja yang tahu; orang-orang seperti orang-orang Farisi sudah mendapat penghormatan manusia, bukan dari Allah. Mereka mengajarkan apa yang diperintahkan oleh Musa dan para nabi, tetapi mereka sendiri abai dalam pelaksanaannya.

Saudara-saudari terkasih,
Sudah saatnya para pendengar Yesus mendengarkan apa yang sudah diajarkan oleh DiriNya sendiri. Tapi faktanya Tuhan Yesus sudah diangkat ke sorga. Lalu kepada siapa mereka sekarang mereka harus meletakkan harapannya? Kepada siapa mereka harus berguru dan belajar. Roh Kudus telah dicurahkan ke atas para Rasul dan mereka itu adalah “orang-orang pilihan” Tuhan Yesus sendiri. Mereka diutus oleh Tuhan Yesus untuk mengajarkan apa yang telah mereka dengar langsung dari Yesus dan Roh Kudus yang diutus untuk mereka akan menerangi mereka dan mengingatkan kembali semua yang pernah diajarkan oleh Yesus kepada mereka. Para rasul mengajarkan hal-hal yang baik. Perhatikan bahwa yang mereka ajarkan adalah buah-buah yang dikaruniakan oleh Roh Kudus sendiri. Buah-buah Roh itu adalah “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelamahlembutan, penguasaan diri.” Santo Paulus mengajarkan ini kepada jemaat di Galatia bab 5 ayat 22. Maka untuk kita yang hidup pada masa sekarang ini, pegangan kita dan tuntunan kita adalah warisan dari para Rasul yaitu kesaksian mereka dalam Kitab Suci, khususnya Perjanjian Baru, terutama Injil. Kita mendengarkan ajaran resmi Gereja melalui kuasa mengajar yaitu Magisterium Gereja, yang diajarkan oleh Para Paus dan para Uskup yang dipilih Kristus sebagai pengganti para Rasul.

REFLEKSI:
Apakah aku dalam hidupku sebagai orang katolik sudah taat pada Firman Allah?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, kami bersyukur karena diingatkan untuk taat setia pada kehendak Tuhan Yesus. Bantulah kami untuk juga taat setia pada Bapa Suci dan para penggantinya yang mewariskan ajaranNya. Dialah Kristus Tuhan kami.  Amin.