Bacaan Hari ini:
Keb.12:13,16-19
Rm.8:26-27
Mat.13:24-43
( Hr Orang Tua Sedunia )
“Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”
Matius 13: 30
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Akan menjadi sulit untuk membayangkan perumpamaan ini untuk kita yang tinggal di kota-kota besar dan tidak pernah melihat padi dan ilalang. Penampakan padi dan ilalang itu nyaris sama, baik batang maupun daunnya. Maka akan sulit untuk membedakan mana padi mana ilalang. Gandum dan padi hampir sama juga. Dalam perumpamaan yang diwartakan oleh liturgi gereja ini, penabur melambangkan Allah atau pekerja Allah yang menebarkan firmanNya dan gandum adalah orang yang mendengar dan mengerti firman itu. Sedangkan Musuhnya adalah Iblis dan teman-temannya yang menebatrkan kejahatan. Kalau Allah menaburkan kebaikan, mengapa masih ada kejahatan? Itulah maksud pertanyaan para pendengar Yesus. Jawaban Yesus mau menegaskan bahwa adanya kejahatan di dunia ini adalah perbuatan iblis.
Saudara-saudari terkasih,
Menarik untuk diperhatikan, biasanya para petani menyiangi atau mencabuti gulma atau rumput atau ilalang pada awal musim tanam atau setidaknya ketika tanaman sudah mulai tampak bertumbuh; tetapi dalam perumpamaan gandum dan Lalang ini Tuhan tidak menghendaki hal itu. Alasan cukup jelas, kataNya: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang. Biarkalah keduanya tumbuh sampai waktu menuai. Inilah keputusan Allah untuk menunggu hingga akhir zaman; Ia membiarkan kejahatan itu hingga menjadi jelas pada saat menuai tiba; orang dapat membedakan mana gandum, mana lalang. Sebab dari “buahnya” dikenali pohonnya. Gandum akan menghasil gandum, sedang ilalang tidak menghasilkan apa-apa. Dengan demikian para penuai tidak akan “salah” menuai. Gandum diberkas tersendiri, lalang yang tidak menghasilkan apa-apa itu harus dibakar. Suatu gambaran untuk manusia yang harus memutuskan “mana yangdipilihnya”: mendengarkan firman Tuhan dan memeliharanya atau mendengarkan bujuk rayu iblis yang membawa dia ke kebinasaan, yaitu apa kekal yang disebut neraka.
Saudara-saudari terkasih,
Pada hari Minggu Biasa ke 16 ini, gereja kudus menampilkan kehendak Tuhan Yesus yang paling mendasar: bahwa setiap pendegarNya harus membuat keputusan yang tegas: mendengarkan Allah atau mengikuti Iblis, melakukan kebaikan atau menebar kejahatan. Orang baik dan orang jahat itu selalu ada bersama-sama di bumi ini. Tuihan tidak mau tergesa-gesa memberi penilaian: siapa orang baik, siapa orang jahat. Tuhan membiarkan siapapun untuk melakukan keputusan dan sikap di dalam hidupnya. Setiap orang akan dinilai dari hasil pilihan dan keputusannya: mendengarkan Allah atau mendengarkan Iblis. Saya dan anda dan semua orang Kristen adalah anggota gereja yang sama: kita sama-sama telah dibaptis, kita merayakan Ekaristi dan mendengarkan firman Tuhan, kita berdoa dan memuliakan Allah. Namun dalam diri setiap orang dinantikan kesetiaannya dalam mendengarkan firman Allah dan ketaatan kepada kehendak Allah, Allah tidak menghakimi dan menghukum kita ketika kita berjalan di jalan yang sesat, melainkan menantikan perubahan dan pertobatan dari masing-masing kita. Perjuangan dalam pertumbuhan dan mendengarkan Allah merupakan masa-masa yang dibiarkan Allah supaya kita berintrospeksi dan berefleksi, hingga saatnya tiba, yaitu saat pengadilan tiba: siapa yang taat, siapa yang tidak. Pemisahan gandum dan lalang itu tampak juga dari perumpamaan tentang akhir zaman: domba dipisahkan dari kambing. Mengapa pemisahan itu diadakan?
Saudara-saudari terkasih,
Tuhan Yesus adalah raja yang akan datang kembali pada akhir jaman. Dia akan mengadili setiap orang dengan adil sesuai dengan pilihannya: mendengarkan Tuhan atau mendengarkan Iblis; sesuai dengan sikap dan perilaku hidupnya: berbelaskasih atau tidak peduli pada penderitaan sesama. Orang yang mendengarkan firman Tuhan adalah orang-orang baik yang “memberi makan ketika aku lapar, memberi aku minum ketika aku haus....” tetapi tidak demikian dengan orang jahat yang digambarkan dengan lalang dan kambing. Mereka tidak peduli akan penderitaan sesamanya: “mereka tidak memberi aku makan ketika aku lapar dan tidak memberi aku minum ketika aku haus.” Tuhanlah yang memberikan penilaian yang adil dengan apa yang dilakukan oleh setiap orang. Tidak ada jaminan bahwa baptis akan menghantarkanmu ke sorga; bukan orang yang berseru Tuhan-Tuhan akan masuk ke dalam surga. Sorga itu disediakan untuk mereka yang “:mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya dengan setia”; sebab pada hakekatnya “iman tanpa perbuatan adalah mati”. Aku akan menunjukkan imanku dalam perbuatan-perbuatanku. Seorang beriman adalah penyayang juga.
REFLEKSI:
Apakah aku akan mengerjakan imanku kepada Tuhan dengan berbuah kasih?
MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, berilah kami telinga yang baik yang mendengarkan firman Yesus dan kesetiaan kepadaNya dengan melakukan perintah-perintahNya dan menghasilkan buah bagi kehidupan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, Amin.