Bacaan Hari ini:
1 Sam.9:1-41 Sam .9:1-4.17-19;10;
“Kemudian ketika Yesus berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.”
Markus 2:14
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Pada hari ini pewartaan Injil oleh liturgy gereja katolik mengedepankan sosok murid Yesus yang berasal dari kalangan pemungut cukai. Baik penginjil Markus maupun Lukas menyebut murid itu bernama Lewi; tidak demikian dengan penginjil Matius, ia menyebut murid itu sebagai dirinya sendiri yaitu Matius. Namun ketiga penginjil ini mengatakan satu hal yang sama bahwa Lewi atau Matius itu adalah seorang pemungut cukai. Pemungut cukai dikelompokkan kepada orang-orang berdosa.Tuhan Yesus memanggil Lewi dan dia langgsung mengikuti Yesus. Sebagai bentuk penghargaan, Lewi menjamu Yesus di rumahnya; di situ hadir juga teman-teman seprofesi dengannya, para pemungut cukai dan orng-orang berdosa. Mereka makan bersama-sama dengan Yesus. Orang Farisi dan ahli Taurat yang melihat peristiwa itu protes kepada murid Yesus yang lain katanya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?’
Saudara-saudari terkasih,
Menarik untuk diperhatikan, bahwa orang-orang yang protes itu tidak langsung bertanya kepada Yesus, melainkan kepada para muridNya. Menarik pula untuk dicermati, bukan murid-muridNya yang menjawab pertanyaan mereka, melainkan Yesus. FirmanNya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Pewartaan gereja hari ini mau membuka cakrawala berpikir kita, bahwa Allah bisa saja menggunakan seseorang yang tidak diperhitungkan dan diperkirakan orang kebanyakan untuk menjadi bagian dari karya keselamatan yang sedang diemban oleh PuteraNya Yesus; bahwa Allah dalam Yesus Kristus mau menunjukkan kemurahan dan kasihNya kepada semua orang, terutama kepada mereka yang menantikan keselamatannya, bukan untuk mereka yang merasa diri sudah benar. Betapa sulitnya membuat orang yang sudah pintar untuk menjelaskan persoalan yang sangat sederhana; jauh lebih mudah untuk menerangkan masalah sederhana kepada mereka yang membuka telinga dan hatinya untuk menerima pendidikan bagi perubahan.
Saudara-saudari terkasih,
Kisah panggilan Lewi, seorang pemungut cukai, ternyata membuat orang-orang “benar” yaitu orang Farisi dan ahli Taurat untuk mempersoalkan “jati diri” guru Yesus. Bukankah dengan bergaul dengan orang-orang berdosa itu, Yesus telah menajiskan diriNya? Orang Farisi dan ahli Taurat tidak bergaul dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa; mereka memisahkan diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai “kelompok elit” yang mewarisi dan melaksanakan Hukum Taurat. Ketika mereka bertanya “Mengapa Yesus” makan bersama dan bergaul dengan orang-orang berdosa, Tuhan Yesus menyatakan diriNya sebagai Anak Allah yang berpihak kepada mereka yang “tersisih” dan kepada mereka yang dijauhi dari pergaulan. Yesus membuat pernyataan: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Penegasan Yesus ini merupakan kritik pedas kepada orang Farisi dan ahli Taurat yang menolak kehadiranNya, sebab Ia memihak kepada orang-orang berdosa, bergaul dengan mereka dan makan bersama mereka. Tuhan Yesus mau memastikan kepada mereka, bahwa hadir untuk mereka yang “membutuhkan”-Nya sebagai seorang tabib yang menyembuhkan; sebab orang merasa sudah “sehat” tidak membutuhkan dokter.
Saudara-saudari terkasih,
Menarik untuk disimak apa yang dikatakan oleh rasul: bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa; jika demikian maka kita adalah seorang pendusta. Mendiang Dorce Gamalama pernah berkata dan menjadi slogan yang mudah diingat katanya: Kesempurnaan itu hanya milik Allah dan manusia adalah tempatnya dosa. Tuhan Yesus memilih Lewi, seorang pemungut cukai, yang disebutkan orang berdosa untuk mengikuti Dia. Mengapa Tuhan Yesus memilihi dia, bukankah dia orang yang dikatakan “tidak layak” untuk jabatan seorang murid Tuhan. Tuhan tahu siapa yang dipilihnya, dan dia telah terbukti setia; dia menjadi seorang murid yang meninggalkan catatan iman kepada kita lewat karyanya, yaitu Injil Matius. Tuhan juga memilih Saulus yang menganiaya para muridNya; Saulus dipilih Yesus untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Paulus yang “beringas dan brutal” itu diubah oleh Tuhan menjadi pribadi yang “berjuang” untuk membela gerejaNya; bahkan separuh dari Kitab Suci Perjanjian Baru adalah tulisannya dan merupakan kesaksian imannya kepada Yesus. Tuhan Yesus datang kepadanya, sesuatu yang tidak ada dalam “nalar” orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Kalau Tuhan mau tidak seorangpun dapat menghindar. Setiap orang harus siap untuk dipakai Allah menjadi pengikutNya dan menjadi alat di dalam tangan Tuhan. Jangan berkata “aku tidak pantas”, sebab Tuhan yang bekerja.
REFLEKSI:
Apakah aku siap melayani Tuhan kalau Tuhan memanggilku untuk mengikuti Dia?
MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, Engkau mengasihi kami hamba-hambaMu yang berdosa ini. Seperti Yesus melayakkan Lewi dan menjadi muridNya, pakailah kami untuk melayani Dia dengan keterbatasan yang ada pada kami.Sebab Dialah Kristus Tuhan kami, Amin.