Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

BERSATU DENGAN YESUS

BC - 11580G | Jumat, 19 April 2024

Bacaan Hari ini:
Kis.9:1-20
Mzm.117:1bc.2
Yoh.6:52-59

“Yesus bersabda: “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Yohanes 6:56 &58b

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Apa yang dikatakan Yesus tentang roti yang memberi hidup kekal adalah TubuhNya, mengundang tanya, kebingungan dan penolakan. “Bagaimana Ia dapat memberikan dagingNya kepada kita untuk dimakan?” begitu kata orang-orang Yahudi yang mendengarkan Yesus. Ketika Yesus menggandakan roti dan mereka makan serta menjadi kenyang, itu masuk akal; bukan hanya masuk akal, itulah yang paling berkenan di hati mereka, sebab mereka bisa makan kenyang “gratis” melalui mujizat penggandaan roti itu. Kalau anda pada saat itu ada di antara mereka, mungkin juga anda akan mengatakan hal yang sama. “Apa? Makan daging manusia? Yang benar saja. Kami bukan kanibal; kami tidak memakan daging sesama kami.” Menurut nalar akal sehat, pemahaman orang-orang Yahudi itu ada benarnya; tetapi mereka tidak menangkap pesan yang sesungguhnya. Mereka selalu saja “salah memahami” perkataan Tuhan Yesus. Kata Yesus: “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Saudara-saudari terkasih,
Pada hari ini, Tuhan Yesus sedang menjelaskan tentang roti dan anggur Ekaristi. “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” Roti dan anggur ekaristi yang dipersembahkan oleh imam dalam perayaan Misa Kudus, merupakan “material persembahan” yang oleh pencurahan Roh Kudus, yaitu saat konsekrasi, mengubah roti menjadi Tubuh Kristus dan anggur menjadi Darah Kristus. Roti yang diubah menjadi Tubuh Kristus, itulah yang diangkat oleh imam dan anggur yang diubah menjadi Darah Kristus, itulah yang diangkat oleh imam; itulah persembahan Yesus Kristus kepada BapaNya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Dalam penerimaan Tubuh Kristus saat komuni suci, imam atau petugas lainnya memberikan roti ekaristi seraya berkata: “Tubuh Kristus”, dan kita menjawab: “Amin”, yang artinya “Aku percaya”. Dengan memakan roti itu, kita menyambut Tuhan Yesus dalam tubuh kita dan terutama dalam hati dan jiwa kita.

Saudara-saudari terkasih,
Pesan utama dari penerimaan “roti ekaristi” adalah “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Dengan menerima Yesus melalui komuni kudus kita “bersatu dengan Yesus”. Ada istilah kawula manunggaling Gusti, - dalam Bahasa Jawa – yang artinya hamba bersatu dengan Yang Agung. Namun dalam ajaran katolik hal itu harus dimengerti secara baru yaitu dengan rumusan “Gusti manunggaling kawula”, yang artinya “Allah bersatu kepada hambaNya”. Allahlah yang mendatangi kita dan tinggal bersama kita. Dalam pengertian ini Tuhanlah yang menyediakan dirinya untuk disambut dalam kehidupan kita. Allah menyediakan dirinya menjadi “makanan dan minuman” dan karenanya kita bersatu dengan Dia. “Ia tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam dia.” Menarik untuk diperhatikan, bahwa penerimaan roti ekaristi kudus yang telah dikuduskan oleh imam, bukan hanya sekedar “seremonial” belaka, melainkan harus disadari penuh iman, bahwa “inilah saat penuh rahmat” Allah berkenan bersatu dengan umatNya. Oleh karena itu gereja sangat “memohon” agar umat Allah yang datang dan menghadiri perayaan ekaristi, harus menyediakan dirinya, tubuh dan jiwanya “kudus” dan “terbebas dari dosa” agar pantas menyambut “Tubuh Tuhan” dengan pantas. Maka tidak dianjurkan menerima “komuni kudus” bagi mereka yang melakukan “dosa berat”. Pada masa lalu, dan semestinya masih sampai sekarang, imam menyediakan dirinya untuk menerimakan sakramen tobat atau pengakuan dosa untuk umat yang akan merayakan ekaristi. Namun hal ini nampaknya mulai “kurang mendapat perhatian”.

Saudara-saudari terkasih,
Setiap hari Minggu, atau beberapa dari kita setiap hari merayakan Ekaristi Kudus dan menerima “Tubuh Tuhan”; hal itu disediakan secara melimpah oleh gereja kudus, agar umat Allah dapat menjalani hidup imannya bersama dengan Tuhan yang ada di dalam hatinya. Kehadiran Tuhan yang kita sambut dan oleh firman yang diwartakan dalam liturgy kudus, membantu setiap orang untuk hidup “lebih berkenan” kepada Allah. Inilah janji Tuhan Yesus untuk orang-orang yang merayakan Ekaristi dan menerima komuni suci dengan penuh iman: “Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Tubuh Tuhan yang kita terima dalam Ekaristi Kudus – dalam iman katolik – mempersatukan kita dengan Allah sendiri, sebab Allah berkenan hadir dalam hidup kita. Allah itu abadi, Allah itu kekal, bila kita bersatu denganNya kita pun akan hidup selama-lamanya bersama dengan Dia.


REFLEKSI:
Apakah aku rindu bersekutu dengan Tuhan dengan menerima Tubuh Tuhan dalam perayaan Ekaristi?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, terimakasih untuk kasihMu dalam Yesus, yang memberikan kami makanan dan minuman dalam Ekaristi Kudus. Semoga kami rindu untuk menerima Yesus selalu, dan beroleh hidup kekal. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.