Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

BAGAIMANA CARA TERLEPAS DARI PENDERITAAN?

BC - 11587L | Jumat, 26 April 2024

Bacaan Hari ini:
Kis.13:26-33
Mzm.2:6-7.8-9,10-11
Yoh.14:7-14

Yesus berkata kepada para rasul: ”Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah; percayalah juga kepadaKu. Di rumah BapaKu, banyak tempat tinggal. .... Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”       
Yohanes 14: 1 – 2a, & 6

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Pada waktu perjamuan akhir, setelah Yudas pergi, Yesus berkata kepada para rasul yang ada di sana: ”Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah; percayalah juga kepadaKu. Di rumah BapaKu, banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ, untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ, dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ. Kata Tomas kepadaNya: ”Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”     

Saudara-saudari terkasih.
Mengapa Yesus berpesan demikian kepada para rasulNya? Yesus ibarat seorang kakak, yang sudah lebih dulu mengetahui akan datangnya badai, maupun keselamatan pasca melalui badai. Kakak ingin adiknya juga siap saat ia nanti sendirian menghadapi badai, sehingga sang adik mampu bertahan mengarungi badai sampai melaluinya, dan kembali bersatu hidup bersama kakak dengan selamat. Yesus paham bahwa manusia pasti merasa gelisah ketika berhadapan dengan bahaya. Dalam psikologi, manusia cenderung refleks menyikapi bahaya dengan cara melawannya, lari menghindarinya, ataupun diam mematung. Pada saat demikian, Yesus ingin kita percaya kepada Allah Bapa; juga percaya kepada Yesus, yang sudah meninggalkan jejak jalan keselamatan, yaitu dengan cara memikul salib hingga wafat sebelum kemudian bangkit selamat terbebas dari maut. Siapa saja yang percaya kepada Yesus dan mengikuti jalan salibNya itu pasti juga akan terlepas dari belenggu ketakutan akan penderitaan. Dan inilah satu-satunya jalan! 

Saudara-saudari terkasih.
Ada seorang murid SD yang mengalami kesulitan belajar di sekolah. Ia sering kali ketinggalan dan tidak selesai mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini membuat motivasinya semakin turun, sehingga akhirnya anak menolak pergi ke sekolah. Orang tua membawa anaknya ke psikolog. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa otot motorik anak kurang terlatih, sehingga ia lambat mengerjakan tugas-tugasnya, maupun cepat kelelahan saat harus bertahan lama di dalam pengerjaan tugas. Salah satu saran solutif yang perlu dilakukan anak adalah latihan hiking. Ayah menugaskan ibu untuk menemani anak melakukan hiking. Ketika pertama kali saran itu dilakukan, ibu melihat anaknya langsung ngos-ngosan. Ibu sadar, bahwa selama ini ia terlalu memanjakan anaknya dengan cara melayani semua kebutuhan anak, tanpa melatih anak untuk dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Ibu pun sadar, bahwa ia melakukan hal tersebut karena ia sendiri cenderung tidak suka kesusahan, sehingga berusaha agar anaknya juga tidak mengalami kesusahan. Lagipula, melatih anak mandiri itu terasa lebih susah bagi ibu daripada bila ia yang langsung memenuhi kebutuhan anaknya. 

Saudara-saudari terkasih.
Pada suatu hari, ibu tergerak untuk pulang dari sekolah anak ke rumah dengan berjalan kaki. Jarak tempuhnya sekitar 8km, dengan kondisi naik turun bukit di hampir setengah perjalanan. Pada waktu rute perjalanan melalui perbukitan, ibu merasa mulai ngos-ngosan. Ada motor-motor tanpa penumpang hilir mudik melaluinya. Spontan ibu berkata dalam hati: “Wahai! Mengapa tidak ada satu pun motor yang berhenti untuk menawarkan tumpangan?! Apakah ini semacam hukum karma karena ia pribadi juga kurang peduli menolong sesama?!” Untunglah ibu segera sadar bahwa ia sedang berlaku sebagai korban yang lemah akibat ia tidak menolak kesusahan yang ada. Maka ibu berhenti mengeluh, segera memfokuskan perhatiannya pada jalan pendakian setapak demi setapak, tanpa melihat terlalu jauh tujuan akhir di depan. Perhatian penuh pada langkah yang sedang dijalani membuat ibu lebih rileks dan bisa menikmati sekeliling. Ia merasakan hembus angin pengunungan yang segar di kulit. Tahu-tahu, ibu sudah sampai rumah dengan riang.                                                   

REFLEKSI:
Percayakah saja kepada Yesus, dan menekuni jalan salib sepanjang hidup?  

 MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus, terima kasih, atas cintaMu kepada kami, yang Engkau nyatakan melalui jalan salib, sebagai petunjuk bagi kami untuk mengatasi ketakutan dan membebaskan diri dari penderitaan. Kami percaya kepadaMu sekarang. Kami akan mengingat itu saat sedang bersusah hati di dalam penderitaan. Kami mau menekuni jalan salib sepanjang hidup dan yakin bisa melaluinya bersama kuasaMu. Amin.