Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

BAGAIMANA CARA KITA MEMINTA PERTOLONGAN TUHAN?

BC - 11589L | Sabtu, 27 April 2024

Bacaan Hari ini:
Kis.13:44-52
Mzm.98:1.2-3ab.3cd-4
Yoh.14:7-14

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, …; dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.           
Yohanes 14: 12 - 13

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Firman pada hari ini merupakan kelanjutan dari Firman kemarin, yaitu pesan Yesus mengenai bagaimana caranya agar kita terlepas dari belenggu penderitaan. Yesus berkata kepada para rasul: ”Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia, dan telah melihat Dia. Kata Filipus kepadaNya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku. Dialah yang melakukan pekerjaanNya.    

Saudara-saudari terkasih.
Setelah Yesus menegaskan bahwa permintaan Filipus untuk menunjukkan Allah Bapa kepada mereka adalah bukti ketidakpercayaan mereka, bahwasanya Yesus dan Bapa adalah satu kesatuan, Ia pun melanjutkan perkataanNya: “Percayalah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya.” Dari Firman barusan, bukankah kita sering kali berada di dalam kondisi seperti para rasul, di mana kita merasa sudah percaya kepada Yesus, namun tidak betul-betul mengerti ajaranNya ataupun melakukan pekerjaanNya?                                          

Saudara-saudari terkasih.
Bila demikian adanya, baiklah kita meminta kepada Yesus di dalam namaNya, agar kita dapat benar-benar percaya, lalu menjalankan pekerjaan-pekerjaanNya. Dalam Firman kemarin, kita menerima pesan, bahwa percaya kepada Yesus itu sama artinya dengan menjalani hidup seperti Yesus, yang memikul salib sampai wafat. Ibarat orang yang mendaki gunung, janganlah ingin segera sampai ke puncak, karena malah akan memunculkan rasa frustasi dan lelah. Bahkan sebaliknya, kita perlu fokus pada rahmat yang hadir di depan mata sekarang, sehingga lahir rasa takjub penuh syukur atas nikmat sepanjang perjalanan hidup mendaki ke puncak gunung. Meskipun begitu, ada kalanya kita lelah, ataupun terjatuh di dalam perjalanan. Maka baiklah kita pada waktu tersebut berhenti dulu sejenak. Lalu berdoa kepada Yesus, dan minta pertolongan di dalam namaNya. Seperti Yesus, yang menerima pertolongan Bapa melalui sesama saat Ia terjatuh ketika memanggul salib, yakinlah bahwa kita juga akan menerima pertolongan yang sama.              

Saudara-saudari terkasih.
Sebelum memanggul salib, Yesus berdoa di taman Getsemani. Sebagai manusia, Ia juga merasa takut akan penderitaan, dan terdorong untuk menghindarinya. Oleh karena itulah, Yesus berkaata: “Bapa, kalau boleh, biarlah cawan itu berlalu dari hadapanKu. Meskipun begitu, Yesus tetap fokus pada kehendak Allah Bapa, sehingga Ia pun berdoa: “Akan tetapi, janganlah keinginanku yang terjadi, melainkan terjadilah selalu kehendakMu.” Melalui doa berserah diri tersebut, Yesus menaruh percaya penuh. Ia menyerahkan kendali hidupNya ke dalam penyelenggaraan Ilahi. Apapun yang dihadirkan Bapa bagiNya di dalam hidup, selalu ia terima dengan rasa hormat dan syukur untuk kemudian Ia jalankan. Santo Ignasius Loyola menganjurkan kepada kita untuk melatih rasa hormat dan syukur atas apapun yang ada di depan mata. Caranya justru dengan mengakui bahwa di dalam keadaan kita sekarang, yang sesungguhnya selalu berkelimpahan rahmat, kita belum cukup menaruh hormat, dan bersyukur tidak secara penuh, karena kita lebih fokus pada keinginan sendiri, bahkan memaksakan untuk mengejarnya.             


REFLEKSI:
Maukah saya mengakui bahwa di dalam keadaan sekarang ini yang penuh rahmat, saya belum cukup menaruh hormat, dan bersyukur tidak penuh?   

MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus, terima kasih atas kejujuranMu mengakui ketakutan akan penderitaan, lalu berserah diri penuh ke dalam penyelenggaraan Allah. Ajarilah kami ya, Yesus, untuk juga jujur mengakui ketakutan kami dalam melepaskan kendali, sehingga kami masih memaksakan keinginan sendiri dan tidak menghargai rahmat kejadian terberi yang Bapa kehendaki. Ampunilah kami. Terjadilah selalu kehendak Bapa. Amin.