Bacaan Hari ini:
Kis.13:44-52
Mzm.98:1.2-3ab.3cd-4
Yoh.14:7-14
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, …; dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
Yohanes 14: 12 - 13
Saudara-saudari terkasih.
Setelah Yesus menegaskan bahwa permintaan Filipus untuk menunjukkan Allah Bapa kepada mereka adalah bukti ketidakpercayaan mereka, bahwasanya Yesus dan Bapa adalah satu kesatuan, Ia pun melanjutkan perkataanNya: “Percayalah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya.” Dari Firman barusan, bukankah kita sering kali berada di dalam kondisi seperti para rasul, di mana kita merasa sudah percaya kepada Yesus, namun tidak betul-betul mengerti ajaranNya ataupun melakukan pekerjaanNya?
Saudara-saudari terkasih.
Sebelum memanggul salib, Yesus berdoa di taman Getsemani. Sebagai manusia, Ia juga merasa takut akan penderitaan, dan terdorong untuk menghindarinya. Oleh karena itulah, Yesus berkaata: “Bapa, kalau boleh, biarlah cawan itu berlalu dari hadapanKu. Meskipun begitu, Yesus tetap fokus pada kehendak Allah Bapa, sehingga Ia pun berdoa: “Akan tetapi, janganlah keinginanku yang terjadi, melainkan terjadilah selalu kehendakMu.” Melalui doa berserah diri tersebut, Yesus menaruh percaya penuh. Ia menyerahkan kendali hidupNya ke dalam penyelenggaraan Ilahi. Apapun yang dihadirkan Bapa bagiNya di dalam hidup, selalu ia terima dengan rasa hormat dan syukur untuk kemudian Ia jalankan. Santo Ignasius Loyola menganjurkan kepada kita untuk melatih rasa hormat dan syukur atas apapun yang ada di depan mata. Caranya justru dengan mengakui bahwa di dalam keadaan kita sekarang, yang sesungguhnya selalu berkelimpahan rahmat, kita belum cukup menaruh hormat, dan bersyukur tidak secara penuh, karena kita lebih fokus pada keinginan sendiri, bahkan memaksakan untuk mengejarnya.
REFLEKSI:
Maukah saya mengakui bahwa di dalam keadaan sekarang ini yang penuh rahmat, saya belum cukup menaruh hormat, dan bersyukur tidak penuh?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus, terima kasih atas kejujuranMu mengakui ketakutan akan penderitaan, lalu berserah diri penuh ke dalam penyelenggaraan Allah. Ajarilah kami ya, Yesus, untuk juga jujur mengakui ketakutan kami dalam melepaskan kendali, sehingga kami masih memaksakan keinginan sendiri dan tidak menghargai rahmat kejadian terberi yang Bapa kehendaki. Ampunilah kami. Terjadilah selalu kehendak Bapa. Amin.