Bacaan Hari ini:
Kis,4:23-31
Yoh.3:1-8
"Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Yohanes 3: 7 - 8
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Saudara-saudari terkasih.
Seperti Nikodemus, kita kerap merasa antusias saat berhasil memahami sesuatu yang bersifat prinsip. Padahal, bisa jadi pada saat itu, kita hanya berhasil mengenali permukaannya saja, dan belum memahaminya secara mendasar. Kondisi batin seperti ini ditegaskan oleh Yesus melalui perumpamaan: “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.” Dalam iman kepada Tuhan Yesus, kita mungkin menaruh percaya karena melihat tanda-tanda kekuasaanNya. Tapi, apakah kita sungguh-sungguh menyadari dan mengalami kuasa Allah Bapa sebagai sumber dan Allah Roh Kudus yang menggerakkan langkah kaki untuk menapaki jalan salib?
Saudara-saudari terkasih.
Rahmat pencerahan memberikan rasa yang berbeda. Adakalanya, kita kembali terburu-buru bereaksi over antusias, dan tanpa sadar kembali sibuk dengan pikiran dan perasaan sendiri, yang kita kira sebagai energi ilahi. Padahal bilamana kita mau tetap merunduk sepanjang menikmati nafas dan rasa keberadaan pada momen sekarang, kita secara tenang akan dituntun menyelami kedalaman, dan berpeluang untuk mengalami lapisan pencerahan yang lebih murni. Namun lagi-lagi, keinginan orang untuk mengejar pengetahuan dan kondisi spiritual yang tinggi, akan kembali mengalihkan pusat hidupnya. Ego pribadi, atau rasa men-daku, yang mengandalkan dan menguatkan diri, sifatnya seperti daging, yang hanya akan melahirkan daging juga. Sementara kesadaran untuk melepaskan ego atau kendali diri, atau sumarah berserah utuh kepada Allah Sang Sumber, sifatnya seperti air dan Roh, yang akan menghantarkan kita untuk masuk dan hidup di dalam Kerajaan Allah pada masa sekarang. Salah satu caranya adalah dengan latihan diam sejenak secara teratur, baik lahir maupun batin, untuk menikmati nafas dan rasa keberadaan yang terhubung pada momen sekarang.
REFLEKSI:
Maukah saya melepaskan ego men-daku dan diam sejenak setiap hari?
MARILAH KITA BERDOA:
Yesus, terima kasih, atas umpan balikMu yang membuka cakrawala pandang. Kami mengaku, bahwa hampir seluruh waktu kami habiskan untuk sibuk sendiri. Kami lupa kepadaMu. Lalai menanyakan apa kehendakMu. Sulit diam dan tidak mampu menyimak bisikan dan arahanMu. Izinkanlah kami untuk mengendurkan ego secara teratur hingga lepas, dan hidup utuh berserah kepadaMu. Amin.