Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

SALING MENGASIHI

BC - 11979G | Jumat, 23 Mei 2025

Bacaan Hari ini:
Kis.15 : 15:7-21
Yoh.15:9-11

“Inilah perintahKu kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain .”
Yohanes 15:12 & 17

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
|Ketika membaca firman Tuhan Yesus ini, aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Apakah aku bisa melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus ini. Aku harus mengasihi seperti Dia telah mengasihi aku. Dalam perenungan ibadat Jalan Salib pada masa Prapaskah yang lalu, dalam ibadat itu aku “meneteskan” air mataku karena begitu besar kasih Yesus kepadaku sebab Dia menyerahkan nyawaNya untuk aku. Hari ini aku mengerti apa yang sudah dikerjakan oleh Yesus untuk aku dan untuk kita, sebab Dia berkata: “ Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu;  Aku tidak lagi menyebut lagi kamu hamba.” Yesus mengasihi aku karena Ia menganggap aku berharga di mataNya, di hatiNya. Yesus telah mengasihi kita dan menebus kita dengar darahNya di atas salib. Darah Yesus yang tidak ada taranya dan sangat berharga diberikan untuk kita. Kita harus mengasihi sesama kita sama persis dengan yang Yesus sudah lakukan untuk aku. Apakah mungkin?

Saudara-saudari terkasih,
Suatu hari di waktu malam, aku menonton sebuah video tentang kehidupan suami isteri. Isterinya bertanya: Siapakah yang lebih kaukasihi, aku atau ibumu? Jawabnya: Kamu! Mengapa? Karena aku sedang berbicara di depanmu. Kalau di depan ibu apa kamu juga akan berkata begitu? Ya, jawab sang suami. Lalu pria itu berkata kepada isterinya: Kalau suatu hari aku menjadi buta, apa yang akan engkau lakukan. Isterinya itu menjawab: Aku akan mengusahakan pengobatan yang terbaik bagimu. Kalau aku tanyakan kepada ibu, apakah ibu akan melakukan seperti kamu. Isterinya menjawab: mari kita tanya pada ibu. Pasangan itu menghampiri ibu yang sedang duduk, lalu isterinya berkata: Mama, kalau Andre anak mama ini buta, kira-kira apa yang akan mama lakukan untuknya? Anaknya juga mengatakan pertanyaan yang sama. Ibu itu menjawab: Aku akan memberikan mataku untuk anakku supaya dia bisa melihat isterinya seperti ketika dia belum menjadi buta. Ketiga orang itu menangis sejadi-jadinya mendengan apa yang dikatakan ibu  yang mulai rentah itu.

Saudara-saudari terkasih,
Pertanyaan saya apakah kasih Yesus itu terwakili oleh “kaya-kata penuh kasih” dari seorang ibu itu? Seorang ibu, saudara, dia bisa dan sanggup melahirkan, membesarkan dan mendidik lima orang anak dan bahkan lebih tanpa mengeluh dan selalu mendahulukan kepentingan anak-anaknya dari pada dirinya sendiri. Tapi seorang anak belum tentu siap menanggung kebutuhan ibunya di masa tuanya. Beberapa di antara mereka berdalih tidak lebih mampu dari yang lain; bahkan ada yang memutuskan mengirim ibu mereka ke panti Jompo. Hai teman, ibumu tidak membutuhkan uangmu untuk ditaruh di rumah orang jompo. Dia membutuhkan kasih dan perhatianmu. Begitukah caramu mengasihi orang yang sudah berkorban untukmu? Tuhan Yesus sudah mengasihi kita dengan sehabis-habisnya; Ia melakukan apapun untuk kita yang dicintaiNya. Ia menganggap kita sahabatNya bukan hambaNya. Seperti seorang anak yang bernama Andre dan isterinya sontak mendadak “terperangah” ketika ibunya berkata: “Ibu akan memberikan mata ibu”; mestinya kita merasa terharu dan terhormat serta tersanjung karena Yesus memberikan nyawaNya untuk kita. Tujuannya agar kita tidak mati karena dosa, melainkan hidup karena kasihNya dan memperolehnya dalam kelimpahan, sebab Dia memberikan kita “hidup yang kekal”. Yang dikatakan kepada ini: “Inilah perintahKu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

Saudara-saudari terkasih,
Pernahkah kita melihat ada anak-anak yang ribut dan bertengkar soal warisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya? Orang-orang yang memperebutkan hak waris itu tidak peduli dengan apa kata orang, juga tidak peduli di antara mereka “kakak-beradik”. Mereka melakukan apa saja untuk mendapatkan hak waris, bahkan kalau perlu melalui jalur hukum. Apakah harus seperti itu? Bukankah semuanya bisa dibicarakan dengan baik-baik, karena kalian adalah saudara sekandung? Ini adalah contoh kecil saja. Bagaimana dengan orang lain, yang tidak sekandung; di rumah sendiri saja tidak “akur” dan “tidak saling sayang”, bagaimana dengan orang lain. Tuhan Yesus minta kita : Kasihilah seorang akan yang lain.Tuhan Yesus tidak mengatakan “orang yang baik kepadamu saja” yang harus kamu kasihi. “Pemungut cukai juga melakukan hal itu!” Kamu adalah sahabatKu, apa lebihnya kamu dari mereka itu. Jangan hanya mengasihi orang yang memberikan keuntungan bagimu saja; tetapi juga mengasihi mereka yang tidak menguntungkanmu bahkan menyakitimu. “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang  menganiaya kamu,” sabda Tuhan. Mengasihi bukan karena kita mau mengambil keuntungan, melainkan karena kita menghargai dia sebagai anak Tuhan. Marilah kita saling mengasihi sebab Yesus sudah lebih dahulu mengasihi kita.

REFLEKSI:
Apakah kita sudah berusaha mengasihi saudar kita dan sesame  kita seperti Yesus?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, berilah kami hati yang baik seperti Yesus, dan mampukanlah kami untuk memberikan “hati yang siap berbagi” untuk saudara kami yang hadir dalam hidup kami. Berilah kami hati yang bersahabat. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.