Bacaan Hari ini:
Kel.40:16-21,34-38
Mat.13:47-53
( Pw. St. Ignasius dr Loyola )
“Demikian pula Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan… lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.”
Matius 13:47 & 48b
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Mungkin akhir-akhir ini tidak banyak orang yang memperbincangkan “akhir zaman”. Yang dibicarakan orang lebih banyak tentang perdamaian dunia, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat dan jaminan hidup di masa depan. Orang bicara tentang politik, orang bicara tentang siapa salah benar dan siapa yang salah. Tapi siapakah yang meluangkan waktu untuk memiklrkan akhir zaman itu kapan terjadinya? Sedemikian seriusnya kita memikirkan hari-hari depan, sehingga terkadang hari ini dijalani datar-datar saja. Padahal hari depan sangat bergantung pada hari ini yang sedang kita geluti. Satu hal yang dilihat, dialami dan diketahui bahwa ada saja orang yang mati karena sakit, karena tua, karena bencana, karena wabah, karena perang dan karena kecelakaan. Pertanyaannya, ke manakah mereka sekarang? Akankah mereka selamat dan berbahagia di sorga?
Saudara-saudari terkasih,
Ada ungkapan dalam bahasa Latin begini: “(K)Carpe Diem !” Tangkaplah hari ini. Maksudnya supaya orang menata hidupnya hari ini dengan baik, supaya memperoleh masa depan yang lebih menjanjikan. Orang baik akan mendapatkan sorga untuk hidup kekalnya kelak. Hari ini kita mendengarkan gambaran tentang “Akhir Zaman” dalam perumpamaan “Pukat” atau “Jala” atau “Jaring”, yaitu alat untuk menangkap ikan yang digunakan oleh nelayan, atau orang yang ingin menangkap ikan. Ketika “Pukat” ditarik maka diperolehlah banyak ikan dengan banyak jenisnya: ada yang besar dan ada yang kecil; ada yang bisa dikonsumsi ada yang tidak; ada yang baik dan ada yang tidak baik. Nelayan hanya mengambil ikan-ikan yang dibutuhkan, sedangkan yang tidak dibutuhkan dibuang kembali. Dengan gambaran ini Yesus mau menjelaskan kepada para pendengarNya, bahwa akhir zaman – yaitu pada hari kedatanganNya kelak – adalah hari pemisahan : orang baik yang diperkenankan masuk sorga, orang jahat tidak. Penjelasan tentang “akhir zaman” saat ini tidaklah menjadi konsumsi yang menarik untuk dibicarakan, kecuali oleh para pemuka agama dan khususnya imam dalam gereja yang sedang berkotbah.
Saudara-saudari terkasih,
Pada hari ini saya ingin berbagi denganmu melalui sebuah pertanyaan yang mungkin tidak enak didengar: “Adakah di antara kita tidak wafat?” Jawabannya pasti: setiap orang akan mati. Pernahkah anda mendengar sebuah kotbah di kuburan seperti ini: Orang yang meninggal dan kita doakan ini berkata kepada kita: Sekarang saya yang dibaringkan di sini, giliran anda akan menyusul! Namun ada pesan lain yang ingin disampaikan: Saudara kita ini sudah dipersatukan dengan Kristus, maka marilah kita membangun hidup pantas di hadapan Allah, supaya jika kelak kita dipanggil Tuhan, sorga disediakan oleh Allah untuk kita. Doa yang penuh pengharapan ini bukan saja memberikan penghiburan untuk keluarga yang ditinggalkan, melainkan juga memberikan “kompas” yang harus diikuti bagi yang masih hidup. Hidup baik sesuai dengan kehendak Allah. Hidup yang berkenan kepada Allah sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus sendiri. Hidup dalam tuntunan firmanNya: Mengasihi sesama manusia sebagai bukti kasih kita kepada Allah: Berilah makan kepada yang lapar, berilah minum kepada yang haus, berilah tumpangan kepada mereka yang tidak punya tempat berteduh; karena semuanya yang kamu lakukan untuk mereka, kamu telah melakukannya untuk aku. Kepada setiap orang yang melaksanakan kehendakNya, Tuhan berkata: Marilah hai hambaKu yang setia, berbahagialah bersamaKu.
Saudara-saudari terkasih,
Pada hari ini kita diingatkan untuk tidak hanya sibuk mencari uang dan harta dunia. Semua orang tahu bahwa tanpa uang hidup di dunia ini serasa melelahkan; untuk makan orang butuh uang, untuk bepergian orang butuh uang; untuk memakamkan orang mati juga dibutuhkan sejumlah uang. Namun apa gunanya uang kalau hidupmu dibatasi oleh yang mahakuasa sehingga engkau tidak dapat menikmatinya? Orang kaya yang bodoh berharap hidup tenang setelah memiliki harta yang melimpah yang cukup untuk tujuh turunan, namun kalau jiwanya diambil daripadanya “malam itu” oleh Tuhan, untuk siapakah itu semuanya. Uang dan harta itu memang diperlukan untuk hidup mulia, bahagia dan sejahtera di dunia ini, namun untuk siapakah kalau tiba-tiba Tuhan mengatakan “waktumu sudah selesai”? Saya hanya ingin mengingatkan saja apa yang mungkin pernah kita dengar ini: Menjadi orang PENTING itu baik, tetapi jauh lebih penting menjadi ORANG BAIK. Kecenderungan mencari kedudukan dan jabatan sangat terasa di negeri ini, namun mirisnya, korupsi, kolusi, nepotisme dan manipulasi atas jabatan itu menyertai. Tidak banyak orang baik yang dikenal luas, namun kita bangga kalau menemukan orang baik dan setia ada di antara kita. Yang dikehendaki Tuhan adalah supaya kita menjadi orang BAIK, bukan menjadi orang “penting”.
REFLEKSI:
Apakah aku sudah menghayati imanku pada Yesus dengan menjadi orang BAIK?
MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, kami bersyukur karena diingatkan untuk membangun hidup yang berkenan padaMu dengan menjadi orang BAIK dan setia kepada PuteraMu. Mampukanlah kami untuk mengusahakannya, demi Kristus Tuhan kami. Amin.