Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

SAKIT HATI DAN GENGS

BC - 12050G | Saturday, 02 August 2025

Bacaan Hari ini:
Im.25:1,8-17
Mat.14:1-12

“Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: “Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah  hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya.”
Matius 14:8-9

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Siapa yang tidak mengenal santo Yohanes Pembaptis? Dia adalah anak Zakaria dan Elizabet, yang dianugerahkan Allah kepada mereka di masa tuanya. Kelahiran Yohanes ditandai oleh kejadian mencengangkan sebab ayahnya menjadi bisu karena tidak percaya; Zakaria baru bisa berbicara lagi setelah menuliskan nama anaknya adalah : Yohanes. Ketika Maria sanaknya itu berkunjung ke rumahnya, Yohanes melonjak kegirangan di dalam rahim Elizabet menyongsong Yesus yang ada di dalam rahim Maria. Akan menjadi apakah anak ini kelak, sebab tangan Tuhan menyertai dia, tanya orang-orang yang bertetangga dengan Zakaria? Yohanes tumbuh menjadi seorang nabi yang bertapa dan tampil untuk menyerukan pertobatan dan memperkenalkan Yesus sebagai Mesias, Anak Allah. Ia berseru: Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat! Yohanes tampil begitu lugas, tegas dan menjunjung nilai-nilai kebenaran. Banyak orang mengaguminya dan mendekat kepadanya, tidak terkecuali Herodes mengaguminya. Tapi Herodes itu juga yang akhirnya memenggal kepala Yohanes karena sumpahnya.

Saudara-saudari terkasih,
Karena putri Herodias yang menari dan memukau Herodes dan para tamu yang diundangnya, Herodes bersumpah untuk memberikan apa pun yang dimintanya. Anak gadis itu pergi kepada ibunya dan akhirnya berkata kepada Herodes: “Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Hal itu dilakukan Herodias karena Yohanes pernah berkata kepada Herodes: Tidak halal engkau mengambil Herodias. Karena sakit hatinya, ia mengambil peluang ini untuk mendapatkan “kepala Yohanes”; putrinya menuruti permintaannya. Apakah Herodes mengabulkannya? Meskipun Herodes sedih, namun untuk menjaga kewibawaannya, Yohanes pun di bunuh dengan cara memenggal kepalanya. Ketika membaca keterangan Matius ini, saya agak merinding dan bergumam: sedemikian mudahnya-kah menghabisi nyawa seorang manusia. Harga  nyawa seorang Yohanes tidak bisa mengalahkan gengsi dan wibawa seorang Herodes di hadapan para tamunya. Begitukah arti sebuah kewibawaan?

Saudara-saudari terkasih,
Amarah dan sakit hati seorang wanita yang tersinggung bernama Herodias, telah menyelesaikan “hidup” seorang nabi besar yang bernama Yohanes. Apakah seorang wanita yang merasa disakiti hatinya perlu bertindak sekejam itu? Pernah dengar ungkapan “the power of emak-emak”? Ataukah anda pernah mendengar tindakan kejam seorang wanita yang disakiti? Ia tidak segan-segan membunuh suaminya dan menggunakan cara apapun supaya tujuannya tercapai? Ada wanita yang menelantarkan bayinya, karena lelaki yang menghamilinya tidak bertanggungjawab. Sakit hati, telah menggelapkan jiwa wanita yang bernama Herodias. Ia mencari peluang untuk bisa balas dendam. Dan waktu serta kesempatan itu datang, ketika Herodes terpesona pada tarian puterinya dan berjanji untuk memenuhi permintaannya. Gayung bersambut, sontak dia minta anaknya berkata kepada Herodes: Aku minta kepada Yohanes Pembaptis di sebuah talam. Artinya apa? Yohanes harus mati. Sakit hati itu membunuh dari dalam dan pemenggalan kepala Yohanes menyempurnakannya. Sedang Herodes, sebagai raja yang berkuasa, juga memiliki gengsi dan ingin menjaga wibawanya; dia tidak mau malu di hadapan para tamunya; dia mau membuktikan bahwa dia adalah raja yang bisa dipegang ucapannya. Tapi kesedihan hatinya tidak bisa membohonginya; ia terpaksa memberikan kepala Yohanes Pembaptis, yang kepadanya ia menaruh rasa hormat.

Saudara-saudari terkasih,
Sakit hati, Amarah, Benci, Gengsi adalah penyakit jiwa yang bisa merasuki hati siapa saja. Herodias isteri Herodes yang diambilnya dari saudaranya Filipus, merasa tersinggung dan marah pada ucapan Yohanes. Dendam itu dipeliharanya dan akhirnya terlampiaskan dengan meminta kepala Yohanes melalui putrinya. Lunas terbayar sudah rasa sakit hatinya. Herodes yang menjaga wibawanya dan gengsinya, tidak bisa mengelak dan menghindar dari permintaan putri Herodias, akhirnya membiarkan Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya. Herodias yang sakit hati dan Herodes yang takut kehilangan wibawanya, “sepakat” untuk tujuan yang sama: Yohanes harus mati dengan cara dipenggal kepalanya. Akal sehat sudah kehilangan nalarnya, dendam telah menemukan jawabannya. Peristiwa ini mengajarkan kepada kita dan mengingatkan kita untuk tidak memelihara sakit hati dan terlalu berlebihan menjaga wibawa atau gengsi. Banyak orang yang bisa jadi korban atas nama sakit hati, wibawa dan kuasa. Kita diingatkan untuk memiliki hati yang pengampun dan pemurah; hati yang mencintai nilai-nilai kehidupan, bukan ego pribadi dan kepentingan diri sendiri.


REFLEKSI:
Apakah aku mau memiliki kerendahan hati dan semangat mengampuni seperti Yesus

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, berilah kami hati yang mengasihi nilai-nilai kehidupan. Jauhkanlah kami dari hati yang penuh amarah, dendam dan kebencian. Jangan kami biarkan kami dikuasai gengsi yang tidak wajar, melainkan berilah kami hati yang mengampuni dan siap melindungi, Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.