Bacaan Hari ini:
Yes.40:1-5,9-11
Mzm.104:1b-2,3-4,24-25,27-28,29-30
Tit.2:11-14;3,4-7
Luk.3:15-16,21-22( ps Pembabtisan Tuhan )
“...dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atasNya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, kepadaMulah aku berkenan.”
10749G
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa Tuhan Yesus dibaptis di sungai Yordan seringkali digambarkan seperti yang ditulis penginjil suci. Ada Yohanes dengan pakaian berbulu domba dan Yesus yang sedang berdoa dicurahi air di atas kepalanya; ada burung merpati di atasnya dan gambar seorang Bapa menyaksikannya. Hal itu dengan sangat mudah kalau kita mencarinya di internet. Pembaptisan Tuhan ini dimasukkan dalam penanggalan liturgi untuk memberikan beberapa tekanan dan kesaksian kepada kita pendengar ke-empat Injil. Para penulis injil sepakat tentang peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus ini. Tuhan Yesus dibaptis oleh Yohanes untuk mengukuhkan tugas perutusanNya dan disaksikan oleh Roh Kudus dan Allah Bapa. Inilah salah satu teks yang menampakkan kebenaran iman dogmatis gereja yaitu bahwa Allah kita adalah Allah Tritunggal Yang Mahakudus: Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Dan bahwa juga ditegaskan oleh para penginjil Allah Bapa berkenan pada Anak yang dikasihiNya.
Saudara-saudari terkasih,
Sesungguhnya peristiwa baptisan Tuhan Yesus ini mau menunjukkan kepada kita bahwa Allah sedang mewahyukan diriNya kepada orang-orang yang datang kepada Yohanes untuk dibaptis. Yohanes tidak saja bertugas membaptis orang yang mau bertobat, melainkan melalui karya Yohanes ini juga mau diperlihatkan peran Yohanes untuk memperkenalkan siapa Yesus sesungguhnya. Yohanes menyadari bahwa dia tidak layak di hadapan Yesus, tetapi Yesus mau Yohanes membaptis diriNya sebagai wujud keberpihakan Dia kepada orang-orang yang datang kepada Yohanes; Yesus mau menjadi salah seorang yang “membenarkan” tindakan Yohanes membaptis orang banyak itu. Namun dalam peristiwa ini Yesus mau menyatakan siapa sesungguhnya diriNya; Dia adalah Anak Allah. Roh Kudus dalam rupa burung merpati dan Suara Allah Bapa dari langit menegaskan tentang jati diriNya. “Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, kepadaMulah aku berkenan.” Demikianlah pewahyuan Allah Bapa tentang PuteraNya yang mau dibaptis oleh Yohanes. Yesus dibaptis bukan karena Dia berdosa, melainkan Ia telah berkenan menyucikan air sungai Yordan yang digunakan Yohanes untuk membaptis orang-orang yang membutuhkan pertobatan. Baptisan yang dilakukan oleh Yohanes memiliki makna baru dengan kehadiran Yesus di sungai Yordan. Yohanes membaptis, Yesus meneguhkannya dan Allah memastikan pentingnya baptis itu.
Saudara-saudari terkasih,
Hari ini kita berkenalan dengan Yesus, Anak Allah. Yesus itu Anak yang dikasihi Bapa; Bapa berkenan kepadaNya. Dalam kisah atau peristiwa lain, yaitu penampakkan di atas gunung Tabor, ketika Yesus berupa rupa dan pakaian berkilau-kilauan, dan di situ hadir tokoh Perjanjian Lama Musa dan Elia, Allah Bapa sekali berkata: “Inilah PuteraKu yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!” Allah berkenan pada Yesus dan sudah saatnya orang-orang itu mendengarkan Yesus Anak Allah. Yohanes hanya mempersiapkan jalan hingga Yesus tampil dan mewartakan Kerajaan Allah sudah dekat. Yesus dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan dan diperkenalkan sebagai Anak Allah. Hal ini juga mengingatkan kepada kita akan arti penting pembaptisan yang kita terima melalui imam dengan rumus Trinitaris. Pada saat air dicurahkan ke atas dahi kita atau anak-anak kita, imam berkata: Aku membaptis engkau.....Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Dengan pembaptisan tersebut Allah Bapa berkenan mengangkat kita menjadi “anak-Allah” dan melepaskan kita dari segala dosa. Dengan pembaptisan tersebut kita ambil bagian dalam kehidupan baru, kehidupan Allah yang terlepas serta terbebas dari segala kungkungan dosa dan segala yang jahat. Allah berkenan kepada Yesus, Allah mestinya juga berkenan kepada kita, kalau kita bisa hidup seperti Yesus yang selalu mendengarkan Bapa dan taat kepada kehendak BapaNya. Hal itu mengingatkan kita pada sabda Yesus untuk kita yang sudah dibaptis: Hendaklah kamu sempurna sama seperti Bapamu adalah sempurna (Matius 5:48).
Saudara-saudari terkasih,
Peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus ini menjadi pesta iman kita. Kita percaya akan Allah Tritunggal yang Mahakudus: Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Kesaksian Bapa akan Yesus sebagai AnakNya yang berkenan di hatiNya, seharusnya membuka hati dan pikiran kita untuk memandang Yesus sebagai Tuhan, Juruselamat kita. Kehidupan kita sebagai orang-orang beriman harusnya “disita” dan “dikuasai” oleh pribadi dan Sabda Yesus yang memberikan jaminan hidup yang kekal. Tuhan Yesus tidak hanya memperkenalkan dirinya sebagai Gembala yang baik, Pokok Anggur yang hidup, melainkan dan terutama sebagai “Jalan dan Kebenaran dan Hidup”. FirmanNya: Barangsiapa percaya kepadaKu, dia tidak akan mati melainkan beroleh hidup yang kekal. Jadi kalau kita bersedia dibaptis, itu makna utamanya adalah agar kelak kita beroleh hidup yang kekal, sebab kita telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Menjadi hal yang patut diperhatikan dan diusahakan adalah, sejauh mana dan setangguh apa kita memelihara rahmat kekudusan dari sakramen pembatisan tersebut, sehingga kita layak beroleh hidup kekal. Baptis bukan segala-galanya, bahkan tidak berarti apa-apa, kalau kita tidak mengusahakan hidup “berkenan” di hadapan Allah. Jadi jangan mengira kalau sudah dibaptis pasti selamat. Yang dikehendaki Tuhan adalah mendengarkan Sabda Yesus dan melaksanakannya.
REFLEKSI:
Apakah aku sudah berusaha menghidupi rahmat baptis dan menaati Firman Tuhan?
MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, Engkau memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Anak yang Kaukasihi dan Engkau berkenan kepadaNya. Bantulah kami untuk mendengarkan SabdaNya dan menaatinya juga. Sebab Dialah , Tuhan dan Pengantara kami, Amin.