Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
Allah membenci dosa, tetapi mengasihi pendosa. Kepada orang-orang berdosa yang seharusnya binasa, Ia justru menyatakan kasih-Nya. Alkitab menyatakan: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8).
Zakheus sangat berkeinginan untuk melihat Tuhan Yesus ketika Ia masuk ke kota Yerikho,ia berlari mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Tuhan Yesus, yang akan lewat disitu.
Tuhan Yesus datang kepadanya, memandang dirinya, dan memanggilnya. Zakheus meresponi panggilan-Nya. Ia segera turun dan membawa Tuhan Yesus ke rumahnya. Melalui kehidupan dan perkataan Yesus, Zakheus mengalami perubahan. Ia tidak hanya membuka pintu rumahnya bagi Tuhan, tetapi juga pintu hatinya. Ia tidak hanya menerima Tuhan Yesus di dalam rumahnya, tetapi juga di dalam hatinya.
Perjumpan Zakheus dengan Tuhan Yesus membawanya pada suatu pengakuan dosa dan pembaharuan hidup. Zakheus yang sebelumnya hanya tahu memperkaya diri dan tidak peduli kesusahan orang-orang lain, kemudian diubahkan menjadi orang berani mengakui dosanya, siap berubah dan peduli kepada sesama.
Tuhan Yesus berkata: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang’’ (Luk. 19:9-10).