Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

YESUS DAN NIKODEMUS

BC - 10832G | Sabtu, 02 April 2022

Bacaan Hari ini:
Yer.11:18-20
Mzm.7:2-3,9bc-10,11-12
Yoh.7:40-53
( PFAK S.Fransiskus DR Paola)

“Nikodemus, seorang dari mereka, yanga dahulu telah datang kepadaNya berkata kepada mereka: “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?.”
Yohanes 7:50-51

 Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Sosok Nikodemus muncul dalam pewartaan liturgi hari ini. Nikodemus memiliki arti “bangsa pemenang”. Nama ini seringkali dipakai oleh orang-orang Yunani dan juga muncul di kalangan orang Yahudi.  Nikodemus itu seorang Farisi dan bangsawan Yahudi; Ia disebutkan juga sebagai “pengajar Israel”; ada kemungkinan bahwa dia juga adalah salah seorang anggota Mahkamah Agama Yahudi. Yohanes menampilkan Nikodemus sebagai seorang Farisi yang berhati lurus dan setia, namun memiliki sifat penakut. Ia diam-diam menemui Yesus di malam hari, ketika semua orang sudah di rumahnya masing-masing. Ia takut ketahuan, kalau dia berhubungan dengan Yesus. Dalam perjumpaannya dengan Yesus itu, ternyata ia tidak cukup bisa memahami Yesus ketika  ia berhadapan muka langsung dengan Dia. Nikodemus sebagai pengajar Israel nampak dari “pembelaan”-nya terhadap Yesus yang mau dibunuh oleh teman-temannya, katanya: “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?.”

Saudara-saudari terkasih,
Nikodemus adalah satu dari antara orang Farisi yang mengagumi Yesus dan dari perjumpaannya dengan Yesus, ia mulai terpesona; itulah sebabnya ia berusaha membela Yesus. Namun jawaban apakah yang diterima oleh Nikodemus? Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi  yang datang dari Galilea.” Yang dikatakan Kitab Suci, “bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.” (Yoh 7:42) Sayangnya nubuatan tersebut sudah dipenuhi oleh Yesus anak Maria, yang bapa-angkatNya bernama Yusuf, suami Maria (Mat 1:16);  Yesus itu dilahirkan di Betlehem sesuai dengan nubuatan Kitab Suci: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.” (Mat 2:6). Teman-teman Nikodemus mencoba membantah pembelaan Nikodemus atas niat mereka yang akan mencelakakan Yesus; namun sesungguhnya, mereka sesungguhnya telah membuka sebuah kebenaran Kitab Suci, sebab Yesus memang lahir di Betlehem.

Saudara-saudari terkasih,
Apologetika, yaitu sebuah bentuk pembelaan atas nilai-nilai kebenaran.  Apologetika katolik adalah ilmu sistematis yang mempertahankan dan menjelaskan iman dan kepercayaan Gereja Katolik. Yang terjadi di sini, Nikodemus berusaha membela Yesus, namun hal itu coba dibantah oleh para Farisi dengan menunjuk ke dalam Kitab Suci tentang nubuatan yang sebenarnya; sayangnya pembelaan mereka justeru membenarkan fakta bahwa Yesus bukan saja orang Galilea, tetapi Dia dilahirkan di Betlehem sesuai dengan nubuat nabi Mikha (Mikha 2:6). Namun kita tidak menemukan lanjutan pembelaan yang diberikan oleh Nikodemus. Penginjil Yohanes mau para pendengar mengetahui bahwa alasan yang selama ini digunakan oleh orang-orang Farisi untuk menjerat Yesus atas nama Kitab Suci sesungguhnya “tidak valid”, tidak bisa dibuktikan. Orang-orang Farisi itu merasa diri sebagai pemilik kebenaran dari Hukum Taurat dan Nubuatan para nabi. Sayangnya mereka “tidak cukup jeli dan matang” menganalisa “kejadian Yesus” yang telah lahir di kota Daud. Yohanes ingin para pendengarnya mengetahui dan memahami bahwa penolakan orang-orang Farisi pada waktu Yesus masih hidup bukanlah sesuatu yang bisa dibenarkan. Mereka telah disesatkan oleh pandangan dan pengetahuannya sendiri. Mereka merasa diri paling benar. Mereka berkata: “Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepadaNya, atau seorang di antara orang Farisi?”

Saudara-saudari terkasih,
Nikodemus hanyalah seorang dari antara orang-orang Farisi; suaranya tidak memiliki arti, dan tergilas oleh pendapat umum yang ada, sekalipun pendapat itu ternyata sesat. Kita sedang dididik oleh Tuhan Yesus, bahwa beriman kepadaNya itu bukanlah bergantung pada pendapat di luaran sana. Iman kepada Yesus itu adalah sebuah pengalaman personal dan sangat pribadi seperti yang dialami Nikodemus. Meskipun awalnya dia “takut-takut” menemui Yesus, tapi dia berani “melawan arus” pendapat umum di antara kelompoknya. Ia membela Yesus, sebab dia tahu bahwa sikap teman-temannya itu sesat, lalu ia mengajukan pertanyaan ini: “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?.” Suatu pendidikan, agar kita tidak mudah menghakimi atau mencari-cari kesalahan seseorang, padahal kesalahan itu ada pada kita. “Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, tetapi balok di matamu tidak engkau sadari?” Kita diarahkan oleh Gereja untuk siap membela Yesus yang kita imani, tetapi juga menuntut kita untuk mengingatkan orang yang “sesat” jalannya. Semua orang harus tahu bahwa Yesus itu adalah Mesias, utusan dari Allah. Kita harus tetap setia pada Yesus, sekalipun tantangan dan salib harus kita pikul setiap hari.

REFLEKSI:
Apakah aku berpegang teguh pada imanku sekalipun dicemooh? Apakah aku tetap menjadi murid Yesus sekalipun banyak iming-iming yang ditawarkan kepadaku?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik tambahkanlah iman kami akan Yesus PuteraMu. Mampukanlah kami untuk mempertanggungjawabkan iman kami sekalipun salib dan derita harus kami pikul.Sebab kami mengandalkan Yesus, PuteraMu yang selalu menyertai kami. Amin.