Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

IMAN YANG SEJATI

BC - 10956G | Kamis, 04 Agustus 2022

Bacaan Hari ini:
Yer.31:31-34
Mzm.51:12-15,18-19
Mat.16:13-23
(PW S Yohanes Maria Vianney ,IM)

“Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga.”
Matius 16:15-16

 Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Kalau pada saat ini, kita memiliki seorang anak yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau jenjang yang lebih tinggi, biasanya kita mencari informasi yang benar mengenai lembaga pendidikan tersebut. Dengan informasi tersebut kita dapat memastikan bahwa anak kita akan mendapatkan hal-hal yang dibutuhkannya kelak di kemudian hari. Demikian juga kalau kita bergaul dengan seseorang, maka kita akan memilih dengan siapa kita akan berkomunikasi. Kita akan melarang anak kita untuk bergaul dengan orang-orang  yang dapat menjerumuskan mereka kepada hal-hal yang tidak baik: Pemabuk, pengguna narkoba atau melakukan tindak kejahatan. Pengenalan tersebut kita anggap perlu, penting dan merupakan sebuah keharusan. Hari ini kita mendengar, bahwa Tuhan Yesus ingin tahu apakah para muridNya memiliki pengenalan yang cukup baik tentang diriNya. Siapakah diriNya bagi mereka?

Saudara-saudari terkasih,
Ketika ditanya menurut “kata orang” siapakah Yesus, mereka dapat mengatakan dengan sangat baik pandangan orang banyak itu. Tetapi ketika mereka sendiri ditanya, siapakah Yesus menurut mereka? Tidak dikatakan jawaban mereka satu per satu; hanya seorang saja yang memberikan jawaban yaitu Petrus. Petrus berkata: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Baru  saja Petrus menjawab, pada saat itu juga Tuhan Yesus memastikan, bahwa itu bukan pendapat Petrus. Tuhan bersabda kepada Petrus dan kawan-kawannya begini: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga.” Petrus disebut berbahagia, karena ia beroleh karunia dari Allah Bapa; karunia itu adalah menyatakan kepada dirinya dan teman-temannya, siapakah Yesus sesungguhnya. Perhatikan, yang ditanya para murid; yang menjawab Petrus tetapi ditegaskan bahwa itu adalah pewahyuan dari Allah Bapa. Selama ini mereka mengenal Yesus sebagai seorang Rabbi, seorang guru yang mengajar mereka; Yesus tidak lebih besar dari guru-guru yang ada di Israel. Tetapi pada saat itu Bapa sendiri menganugerahkan kepada Petrus, bahwa Yesus itu bukan hanya seorang guru; Dia adalah Mesias, Dia adalah Anak Allah yang hidup. Itulah iman Gereja, iman kita.

Saudara-saudari terkasih,
Kita, saya dan saudara adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Kita disebut orang Kristen, karena kita menerima Yesus Kristus, sebagai Anak Allah, Mesias dan Juruselamat kita. Bagaimana kita menjadi percaya, itulah yang terkadang tidak pernah kita jadikan bahan refleksi sehari-hari. Adakah di antaramu yang bertanya kepada dirinya sendiri: Mengapa aku menjadi orang Kristen? Bagaimana aku sekarang disebut orang Katolik? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini hampir dipastikan “tidak muncul” di pikiran atau benak kita. Mengapa? Karena kita sudah merasa “nyaman” dilahirkan dalam keluarga Katolik; kita dididik dengan baik di lingkungan yang penuh damai; kita dilibatkan dalam berbagai kegiatan di gereja. Meskipun harus diakui, ada saja “anak-anak” kita kurang mendapat perhatian dari orangtuanya atau orang-orang terdekatnya untuk dilibatkan dalam aktivitas gereja. Mereka dibaptis secara katolik, tetapi untuk terlibat dalam kegiatan gereja, kita masih “menawar”; sebab anak-anak sekarang memiliki tuntutan yang banyak di kegiatan sekolah atau akademik, sehingga sulit diikutsertakan dalam berbagai aktivitas kegerejaan. Pertanyaan yang sama kalau ditanyakan kepada mereka, atau kepada kita sekalipun: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Apakah jawaban anak-anak kita; dan bagaimana jawaban kita secara pribadi?

Saudara-saudari terkasih,
Betul dan sungguh tepat, bahwa kita bangga menjadi orang Katolik; kita telah dibaptis, bahkan kita telah menerima sakramen Ekaristi dan sakramen Penguatan atau Krisma, namun sejauh mana kita sudah membangun keimanan kita kepada Yesus? Iman sudah dianugerahkan kepada kita, namun jika anugerah itu tidak kita pelihara dan kita bina serta kembangkan, maka iman itu tidak akan menghasilkan buah-buah kasih dalam kehidupan nyata kita setiap hari. Orang lain berkata: “Orang Kristen itu, orang-orang yang percaya dan menyembah Yesus sebagai Tuhan; padahal Dia itu hanya seorang manusia biasa!” Apa katamu tentang pendapat mereka itu? Aku mau bersaksi kepadamu: “Aku menjadi orang Kristen; aku menerima dan mengakui Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah yang hidup. Sekalipun oleh nama itu aku “dikucillkan”, aku dibenci atau dimusuhi. Itu adalah keyakinanku. Yesus aku mengandalkanMu; sebab Yesus adalah Jalan, dan Kebenaran dan Hidup.” Kesaksian santo Petrus, sekalipun dianugerahkan dari Bapa, tapi itulah juga yang menjadi keyakinan dan iman umat perdana yang Petrus adalah pemimpinnya. Gereja mau menegaskan dan meneguhkan kepada kita hari ini: Yesus itu adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Sudah saatnya kita bersaksi dan bangga memiliki Yesus sebagai Allah dan Tuhan kita.


REFLEKSI:
Apakah aku sudah menerima Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah? Apakah aku malu menerima Yesus sebagai Juruselamatku?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, terimakasih telah mewahyukan Yesus sebagai Mesias dan Anak kesayanganMu. Buatlah kami bangga pada Yesus;  didiklah kami untuk mendengarkan SabdaNya setiap hari. Sebab Dialah  Kristus, Tuhan dan pengantara kami, Amin.