Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

DUNIA INI ATAU ITU ALLAH?

BC - 10957G | Jumat, 05 Agustus 2022

Bacaan Hari ini:
Nah.1:15;2:2;3:1-3,6-7
Ui.32:35cd-36ab,39abcd,41
Mat.16:24-28
( Pemberkatan Gereja Basilik SP Maria )

“ Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapatdiberikannya sebagai ganti nyawanya?.” 
Matius 16:26

 Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Pertanyaan ini, ditujukan langsung kepadaku dan kepadamu hari ini. Apakah yang akan kita pilih: “Dunia ini” atau “itu Allah”. Kita harus membuat pilihan. Pertanyaan hari ini secara khusus ditujukan kepada murid Tuhan Yesus, setelah Dia berkata seperti ini: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Permenungan kita hari ini menjadi bagian tak terpisahkan dari renungan kita pada hari kemarin, yaitu pengakuan dan iman kita akan Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah yang hidup. Oleh iman itu kita menjadi “kelompok orang” yang dianggap tidak waras; sebab kita mengakui Yesus sebagai Allah dan Tuhan. Hari ini, Tuhan menegaskan dan meminta kita memiliki sikap yang jelas sebagai “pengikutNya”. Kita diminta bukan saja untuk beriman, melainkan memiliki komitmen yang tegas sebagai seorang pengikutNya. “Barangsiapa mau mengikuti Aku....”, maka Dia harus hidup seperti Aku; “Aku datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” dan “Aku menyerahkan nyawaKu untuk orang-orang yang percaya kepadaKu.”

Saudara-saudari terkasih,
Menjadi pengikut Yesus ternyata bukan sekedar menerima dan percaya kepadaNya sebagai Mesias dan Anak Allah yang hidup. Menjadi pengikut Tuhan Yesus itu adalah  komitmen dan pilihan; kita harus menempatkan Yesus sebagai Pribadi Ilahi yang sanggup melepaskan kita dari belenggu dan jerat pikatan dan tawaran dunia ini; oleh Yesus kita dipisahkan dari “lilitan” bujuk rayu dunia ini. Dunia dan segala pernak-perniknya, sungguh sesuatu yang dapat memberikan kepuasan keinginan kita; memberikan kenyamanan dan sukacita. Orang bangun pagi-pagi dan mencari rezeki hingga “tidak kenal lelah”, tidak kenal waktu, bahkan sampai “tidak punya waktu” untuk bersujud dan bersyukur kepada Tuhan yang menyediakan udara yang dihirupnya secara  “gratis”; Tuhan yang menjaganya tanpa bayar, agar “selamat”, tetapi ia tak sempat menyembahNya. Fakta, bahwa ada orang Kristen, yang “tidak peduli” akan tugasnya sebagai orang Kristen. Ada yang berjanji : “Nanti saja, kalau saya sudah pensiun, saya mau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh!” Betul? Semoga terjadilah keinginanmu, dan semoga engkau tidak terlambat  mewujudkan mimpimu itu!

Saudara-saudari terkasih,
Tidak seorang pun yang bisa berkata bahwa dia tidak membutuhkan “uang” untuk melanjutkan hidupnya, menafkahi keluarganya dan memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Juga, tidak seorang pun yang menyangkal, bahwa untuk hidup layak, berkecukupan dan sehat dia membutuhkan banyak harta dan berbagai hal yang dapat menunjang kehidupannya. Nah, kalau sudah demikian, apakah firman Tuhan Yesus ini: “ Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapatdiberikannya sebagai ganti nyawanya?.”, masih berpengaruh untuk hidup orang yang mengandalkan uang, harta dan kekayaannya? Mereka ini, kita ini, saya ini, sudah sering mendengar homili, kotbah atau renungan yang mengatakan bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Kita semua pasti mati. Orang Jawa menyebutkan : Urip iku mung mampir ngombe! Hidup itu diibaratkan dengan berhenti sejenak untuk minum. Hanya sebentar saja; tidak lama. Meskipun Chairil Anwar dalam sajaknya yang berjudul “Aku” berkata: “Aku ingin hidup seribu tahun lagi”. Sementara si pemazmur berkata: Umur manusia itu 70 tahun, 80 tahun jika kuat. Kalau ditanya : anda ingin hidup berapa lama di dunia ini? Adakah yang menjawab “jangan lama-lama”, karena akan menyusahkan banyak orang?

Saudara-saudari terkasih,
Rahasia hidup panjang di dunia ini, katanya, harus jaga kesehatan. Rahasia hidup bahagia di dunia ini, katanya, harus bisa berbagi. Rahasia hidup abadi hingga nanti setelah kematian, katanya, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Masalahnya, bagaimana orang mewujudkannya? Seorang Kristen, harus mengikuti Kristus; artinya dia harus menjadi seperti Kristus. Kristus itu melayani, mengorbankan diri sampai mati di salib; Dia tidak menyayangkan nyawaNya untuk menebus dosa kita. Dia memang wafat, namun Dia bangkit pada hari ketiga. Kita pun harus melakukan apa yang dilakukan oleh Kristus. FirmanNya hari ini, jelas: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Jadi untuk memperoleh hidup yang kekal, yaitu hidup abadi bersama Allah, kita harus mengasihi Tuhan dan sesama secara seimbang dan penuh pengorbanan. Yesus itu mati hanya “satu kali” namun Ia memberi “arti” bagi seluruh umat manusia. Kita harus siap menderita karena percaya kepada Kristus; kita harus siap berbagi karena mengasihi Kristus; kita juga harus siap mati supaya kita hidup dan bangkit kembali seperti Kristus.


REFLEKSI:
Apakah aku lebih mengasihi dunia ini daripada mengasihi Yesus? Apakah aku siap berkorban dan berbagi untuk menebus dosa dunia bersama Kristus?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, kami mengakui Yesus sebagai Tuhan kami. Bantulah kami untuk meneladan Yesus dan berbakti kepadaNya, sekalipun kami harus menderita dan mati karena percaya kepadaNya. Demi  Kristus, Tuhan dan pengantara kami, Amin.