Bacaan Hari ini:
Keb.18:6-9
Mzm.33:1,12,18-19,20,22
Ibr.11:1-2,8-19
Luk.12:32-48
“Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Lukas 12:33 & 34
Saudara-saudari terkasih,
Satu-satunya hambatan yang menjadikan seseorang tidak bisa bahagia, karena ia melekat erat pada harta yang dimilikinya. Ia memiliki ketakutan akan “berkekurangan” kalau dia berbagi dengan orang lain. Isteriku pernah berkata kepadaku: “Lihat, semakin kita berbagi, rejeki kita tidak pernah berkurang. Kita selalu mendapat berkat dari mujizat penggandaan lima roti dan dua ikan” Apa pun yang dibagikan dengan keyakinan bahwa Tuhan memberkati, akan mendatangkan sukacita bukan saja kepada orang-orang yang kita cintai, melainkan untuk kita sendiri juga. Firmannya di awal bacaan Injil hari ini Tuhan berkata: “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” Tidak ada alasan untuk cemas, sebab “kecemasan sehari, cukuplah untuk sehari; sebab hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.” Hadapilah hari ini dan syukurilah setiap berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Rasa syukur akan menjadi sempurna kalau kita bisa berbagi dan bersedekah. Melawan ego dan mementingkan diri sendiri, bukanlah perkara mudah; namun ada saatnya kita untuk mencapai tingkat kesempurnaan ini: kebahagiaan kita itu sesungguhnya terletak pada hal ini : kalau kita bisa membahagiakan orang lain juga.
Saudara-saudari terkasih,
Kebahagiaan itu adalah “harta surgawi” yang tidak akan diambil dari kita. Karena itu difirmankan: “Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.” Kebahagiaan surgawi sangat bertentangan dengan kebahagiaan yang bersifat jasmani dan duniawi. Kebahagiaan di dunia ini amat bersifat sementara dan tidak abadi. Apakah engkau pernah mendengar bahwa dengan hartanya orang dapat menambah sedetik saja dari hari hidupnya? Kita bisa melihat dan menyaksikan pemberitaan tentang pesohor, para artis atau crazy rich; namun betapa terharunya kita ketika seorang milyuner di akhir-akhir hidupnya meninggalkan pesan singkat dan penuh makna ini: “Selagi kita masih hidup dan bisa berbagi, marilah kita berbagi; ketika aku terkapar di tempat tidur rumah sakit ini, aku tak berdaya; tidak ada gunanya semua harta yang kumiliki; orang-orang tidak boleh mendekati “bed”-ku karena aku harus banyak beristirahat. Aku sudah tidak punya apa-apa, aku sudah kehilangan siapa-siapa. Yang terbayang di benakku adalah Tuhan, yang menciptakanku, dan selama ini aku “mengabaikan” kehadiranNya yang ternyata selalu memberkatiku. Tuhan ampuni aku; ingatkan saudaraku untuk berbagi. Aku mewariskan semua harta milikku untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Waktuku sudah tidak lama lagi!”
Saudara-saudari terkasih,
Dengarkanlah sekali lagi firman Yesus hari ini: “Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah!” Tidak dimaksudkan oleh Tuhan Yesus supaya kita “memiskinkan” diri kita dan “memperkaya” orang lain. Sama sekali tidak. Tuhan hanya kita tidak memiliki kekawatiran yang berlebih akan kebutuhan kita sehari-hari; Tuhan hanya kita tidak terlalu mementingkan diri sendiri. Tuhan mau kita memahami: untuk apa kita hidup di dunia, dan ke mana kita akan pergi setelah hidup di bumi ini. Kita mungkin sudah terlalu sering mendengar pernyataan atau pertanyaan seperti itu; akan tetapi “kesadaran” ke arah sana, kerap kali dikalahkan oleh kecemasan dan kekawatiran kita yang berlebihan. Besok kita makan apa? Besok kita harus bagaimana? Aku sudah kehilangan pekerjaan, tidak punya penghasilan, lalu bagaimana aku harus menata hidupku? Seseorang mengingatkan kita: Kita masih punya Allah yang peduli pada kita; Ia mendandani bunga bakung di padang dan memberi makan burung pipit yang tidak bekerja di ladang. Betapa sulitnya menyadarkan orang yang hidupnya “sudah dipenuhi” oleh rasa takut dan cemas. Percayalah, Tuhan mengerti kebutuhan kita dan Ia akan memberikan jawabannya: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu!
REFLEKSI:
Apakah aku kerap cemas karena kesusahan yang aku hadapi? Apakah aku sudah mengandalkan Tuhan? Apakah aku juga siap berbagi dengan sesamaku?
MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, kami sudah diingatkan untuk mengandalkanMu dan tidak cemas akan berbagai persoalan. Terimakasih sudah mengajari kami untuk berbagi dan tidak melekat pada harta di dunia ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, Amin.