Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

MEMILIKI BELAS KASIHAN

BC - 11016P | Senin, 03 Oktober 2022

Bacaan Hari ini:
Gal.1:6-12
Mzm.111:1-2,7-8,9,10c
Luk.10:25-37

Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan  kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Lukas 10:29.37

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Yesus melakukan berbagai cara untuk membuat para pendengar-Nya sadar dan mulai berubah. Salah satunya lewat kisah seorang Samaria yang baik hati. Kisah tentang orang Samaria yang baik hati, merupakan salah satu kisah yang sangat menarik. Diceritakan bahwa ada seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Lalu ia pergi kepadanya dan membalut luka-lukanya, sesudah ia menyirami dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Saudara-saudari terkasih,
Tindakan orang Samaria yang baik hati dan penuh belas kasihan, tidak hanya berhenti di situ. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Kemudian Yesus bertanya kepada ahli taurat yang hendak mencobai Yesus: Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya. Kata Yesus kepadanya: Pergilah, dan perbuatlah demikian. Dari sini terlihat bahwa orang Samaria yang dianggap hina dan berdosa oleh sebagian orang Israel, malahan mampu berbuat kasih. Sementara orang Lewi dan imam yang dianggap suci dan baik, justru tidak peduli dan tidak memiliki belas kasihan. Mereka terikat dengan hukum Taurat yang membuat mereka kehilangan belas kasih.

Saudara-saudari terkasih,
Belas kasihan merupakan sifat utama dari Allah. Jikalau kita membaca Injil, kita dengan mudah menemukan bagaiamana Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasih. Belas kasihan sama dengan cinta kasih. Dan yang paling menarik bagi kita para pengikut Yesus adalah bagaimana orang-orang yang di satu sisi jelas-jelas mengaku memiliki agama dan taat kepada agamanya, namun tidak mampu menunjukkan belas kasihan. Sedangkan di sisi lain, ada orang-orang yang tidak memiliki atau tidak jelas agamanya, namun dapat menunjukkan sikap belas kasihan yang dapat dirasakan orang lain. Dari kenyataan ini, kita dapat memahami bahwa agama apa pun tidak secara langsung membuat kita dekat dengan Allah, sehingga dapat menunjukkan sifat Allah yang penuh belas kasihan dengan menolong sesama yang sakit, miskin dan tersisih. Sebab yang sering terjadi adalah bahwa kita hanya mementingkan ibadat atau doa. Kita lupa bahwa doa atau ibadat yang baik dan benar, sesungguhnya membawa kita untuk berbuat kasih bagi sesama. Agama menjadi sis-sia manakala umatnya hanya sibuk berdoa, namun tidak mau berbagi dan berkorban.

 Saudara-saudari terkasih,
Setiap orang pada dasarnya memiliki sifat belas kasihan. Sebab semua manusia lahir dari Allah, Sang Sumber belas kasihan. Bahkan bukan cuma kita manusia, binatang saja memiliki sifat belas kasihan. Kita mendengar cerita-cerita tentang binatang yang malahan mampu menolong manusia yang berada dalam masalah dan bahaya. Contoh, ada anjing yang rela mati demi menyelamatkan tuannya dari bahaya. Demikian pula ikan lumba-lumba yang sering menolong manusia yang tenggelam di lautan lepas. Ini terjadi karena sesungguhnya kebaikan dan sifat belas kasihan Allah sudah ada dalam diri setiap makhluk hidup. Apalagi manusia yang jelas-jelas merupakan ciptaan Allah yang tertinggi. Namun kadang terjadi bahwa manusia tidak mampu menunjukkan belas kasihan Allah keppada sesama. Sebab bisa terjadi bahwa kita umat Katolik dan Kristen lebih sibuk dengan urusan kita masing-masing. Pada saat kita sibuk dengan urusan kita masing-masing, sifat belas kasihan Allah itu, menjadi sulit untuk tumbuh dan berkembang. Akibatnya sifat belas kasihan yang kita miliki lama-kelamaan akan memudar dan bahkan bisa hilang.


REFLEKSI:
Apakah kita sudah berusaha untuk memancarkan kasih Allah dengan mengembangkan sifat belas kasihan yang ada dalam diri kita?

 MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau memuji sikap orang Samaria yang penuh dengan belas kasihan kepada sesama. Tuhan, kami mohon ampun sebab sebagai umat-Mu sering kali kami gagal untuk menunjukkan sifat belas kasih kepada sesama. Terkadang kami lebih sibuk dengan urusan kami sendiri. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.