Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

HARUS BISA MENGAMPUNI

BC - 11178G | Selasa, 14 Maret 2023

Bacaan Hari ini:
Dan. 3:25,34-43
Mat.18:21-35

“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jik  ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” “Bukan,...melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali”.
Matius 18:21-22

 Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Pada suatu hari ketika saya ditugaskan untuk mempersiapkan para calon baptis dewasa di sebuah paroki, seorang calon baptis bertanya kepada saya begini. “Apa yang bisa meyakinkan kepada saya bahwa Yesus itu adalah Tuhan dan Juruselamat dunia?” Apakah saudaraku sudah siap memberikan jawaban kepada pemuda yang ingin meninggalkan keyakinannya untuk percaya kepada Tuhan Yesus ini? Pertanyaan ini sesungguhnya memerluka penjelasan yang tidak hanya sebentar dan sekedarnya saja, melainkan butuh waktu yang panjang dan pengulangan yang mendalam. Namun pada waktu itu saya berkata kepadanya: Tuhan Yesus itu, Anak Allah yang Maharahim; Dia akan menerima kamu apa adamu dan akan mengampuni semua dosa-dosa yang pernah kamu lakukan. Sebab Dia itu Tuhan dan bukan manusia. Tanyanya lagi: “Apa memang demikian? Sebesar apapun dosa saya?” Aku menjawabnya: “Ya! Yang penting engkau menyesal dan bertobat untuk mengulangi kesalahan yang sama!” Ia menawar lagi: “Kalau saya masih berbuat dosa yang sama?” “Itu kelemahan kita, kita bisa berbuat dosa lagi. Tapi apakah engkau masih mau mohon ampun kepada Tuhan?” Dia diam dan tidak bertanya lagi.

Saudara-saudari terkasih,
Apa yang ditanyakan si calon baptis itu berbanding lurus dengan dengan pertanyaan santo Petrus, yang akhirnya ditetapkan oleh Tuhan Yesus sebagai gembala yang utama. Dalam refleksinya santo Matius menempatkan pertanyaan ini pada mulut seorang gembal agung yang bertanya kepada Sang Guru: apakah saya sudah cukup menaati apa yang diajarkan para nabi sebelumnya kalau saya mengampuni saudara yang berdosa sebanyak tujuh kali? Tuhan Yesus memberikan jawaban kepada Petrus, FirmanNya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Secara matematis itu setara dengan 490 kali, betul? Itu banyak sekali. Apa bisa? Harus bisa, sebab itulah yang dikehendaki oleh Bapa yang di sorga, yang Maharahim dan Mahapengampun. Mengampuni itu harus, bukan pilihan.

Saudara-saudari terkasih,
Tuhan Yesus kemudian memberikan penjelasan tentang pengampunan melalui sebuah perumpamaan. Seperti seorang raja yang membebaskan hambanya dari hutang-hutangnya karena ia memintanya; namun sayangnya hamba itu tidak berbuat hal yang sama kepada temannya yang “hanya sedikit” hutangnya. Maka raja itu murka dan menyerahkan  hamba yang tidak tahu berterimakasih itu kepada para algojo-algojo sampai ia melunasi hutang-hutangnya. “Maka Bapaku  yang di sorga– firman Tuhan Yesus – akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati. Saya - pada hari ini - mau menegaskan kepada saudara-saudaraku kekasih, memang ini yang diminta Tuhan Yesus dari kita yang sudah menjadi muridNya dan ingin menjadi pengikutNya: “Hendaklah engkau sempurna seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:48). Termasuk di dalamnya adalah “sanggup” mengampuni seperti Bapa yang di sorga; cinta Bapa itu digambarkan dengan sangat indah oleh penginjil Lukas dalam Injilnya bab 15, tentang “Bapa yang baik” yang menerima kembali anak bungsunya yang telah durhaka kepadanya. Tidak ada kata tidak bisa untuk menerima orang yang berbuat dosa kepada kita, selama orang itu mau bertobat.

Saudara-saudari terkasih,
Tentu kita semua masih ingat akan apa yang sudah diteladankan oleh orang kudus abad ini, yaitu Bapa Suci Santo Yohanes Paulus II; beliau nyaris meregang nyawa karena percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Ali Agca Mehmed. Mehmed memang di penjara atas perbuatannya itu; namun lihatlah betapa mulia jiwa suci santo Bapa ini: Beliau mendatangi Ali ke penjara di mana ia ditahan; mereka bercakap-cakap dari hati ke hati dan beliau mengampuni Ali atas percobaan pembunuhan yang telah dilakukannya. Bukan peristiwa pembunuhan Paus itu yang diingat orang, melainkan “teladan pengampunan” bapa suci itu yang terus menggema; saya hari ini mengingatkan kembali kepadamu. Teladan suci sudah diberikan oleh Paus kita yang tulus hati, kita bisa mencontoh dia; namun dia – bapa suci itu – telah mengingatkan kita pada sang firman untuk mengasihi semua orang, juga orang yang memusuhi kita. Tuhan Yesus menegaskan juga begini: “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:43-44). Inilah inti dari ajaran Yesus: mengasihi seperti Bapa di sorga yang menurunkan hujan dan memberikan panas untuk orang benar maupun orang yang tidak benar. Allah itu adalah Kasih. Jadi kalau kita  adalah anak Allah, kita juga harus mengasihi seperti Allah juga.


REFLEKSI:
Apakah aku siap mengampuni dengan tulus hati seperti Tuhan menngampuni aku?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, Tuhan Yesus menuntut kami untuk menunjukkan identitas kami seperti kesempurnaan Bapa, yang harus bisa mengampuni dengan tulus dan tanpa syarat. Bantulah kami untuk bisa melakukannya. Demi  Kristus, Tuhan kami, Amin.