Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

KABAR SUKACITA BAGI DUNIA

BC - 11189 G | Sabtu, 25 Maret 2023

Bacaan Hari ini:
Yes.7:10-14;8:10
Ibr.10:4-10
( HR Kabar Sukacita )

“Ketika malaikat itu masuk ke dalam rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikarunia, Tuhan menyertai engkau”. Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya dalam hatinya, apakah arti salam itu.” 
Lukas 1:28-29

 Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Hari ini gereja kudus merayakan Hari Raya Kabar Sukacita, kabar yang dibawa utusan Allah kepada Maria, seorang gadis dari Nazaret. Kabar itu mengatakan bahwa dia menjadi wanita yang dikarunia oleh Allah. Maria terkejut dan tidak paham akan maksud malaikat utusan Allah tersebut.  Ketika Maria galau dalam hatinya penuh tanya, malaikat itu menjelaskan bahwa Ia akan segera menjadi seorang ibu dari seorang anak laki-laki dan ia harus memberi nama Yesus kepada anak itu. Maria berusaha untuk mohon dijelaskan tentang kabar-baik itu, sebab hal itu tidak mungkin sebab dia belum bersuami. Ketika malaikat itu berkata bahwa Roh Kudus akan menaungi dirinya, dia tidak tambah mengerti. Tetapi ketika malaikat itu berkata: Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil; Maria gadis saleh itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati serta penuh percaya menjawab katanya: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Saudara-saudari terkasih,
Hari Raya Kabar Sukacita dari Allah kepada Maria, ibu Yesus ini, dirayakan secara khusus oleh Gereja kudus, sebagai titik awal penting dari karya keselamatan dari Allah yang mau menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus, AnakNya dengan lahir sebagai manusia dalam rahim seorang wanita kudus, namanya Maria. Inilah misteri keselamatan yang akan menjadi kabar sukacita untuk seluruh dunia, bahwa Allah dalam kemurahan dan kasihNya mengutus PuteraNya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia. Inilah misteri yang selalu mengingatkan saya pada kotbah santo Yohanes Krisostomus yang memuliakan keputusan Maria untuk tunduk pada kehendak Allah, katanya: “Apa yang tidak dapat ditampung oleh Sorga, telah engkau terima dalam rahimmu, hai Maria.” Misteri Allah meninggalkan sorgaNya dan memilih rahim Maria sebagai tahtaNya yang baru merupakan peristiwa yang membuat semua mata terbelalak dan semua hati terpesona dan setiap bibir berkata: Allah melakukan apa yang dianggapNya baik untuk keselamatan Manusia yang diciptakannya.

Saudara-saudari terkasih,
Bapa Paus Leo Agung dalam sebuah suratnya menulis seperti ini : “Yesus mengambil rupa seorang hamba tanpa noda dosa. Ia mengangkat kemanusiaan kita, tetapi tanpa mengurangi ke-Allah-annya. Pengosongan diri, di mana Ia yang tidak kelihatan, Tuhan pencipta segala sesuatu, mau menjadi satu dengan manusia yang dapat mati, merupakan kemurahan belaskasih, bukannya kekurangan kuasa. Untuk itu Dia sendiri, yang dalam rupa Allah menjadikan manusia, menjadi manusia dalam rupa hamba.” Kabar sukacita yang disampaikan oleh Allah kepada Maria sesungguhnya suatu “peninggian” martabat manusia yang disucikan oleh Yesus yang menjadi salah seorang dari  kita. Pada hari ini kita selayaknya mengucap syukur dan menyanyikan lagu pujian dan kemuliaan kepada Allah Tritunggal yang Mahakudus yang sangat mengasihi manusia. Allah tidak ingin manusia tinggal dalam kedosaan dan terbelenggu oleh dosa, melainkan Allah ingin memulihkan citra manusia yang diciptakan serupa dengan gambarNya agar mereka hidup untuk Allah dan menjadi ciptaan Allah yang diciptakan “baik” adanya. Kabar sukacita itu disambut oleh Maria bunda Yesus dengan kerendahan hati dan mendatangkan keselamatan manusia yang mulai terjadi setelah dia memberikan persetujuannya penuh iman dan ketaatan sempurna.

Saudara-saudari terkasih,
Kita merayakan Hari Raya Kabar Sukacita ini dalam bingkai permenungan kisah sengsara Tuhan Yesus pada masa Prapaskah. Apa yang sudah dimulai Allah dengan mengutus Anaknya yang Tunggal ke dalam dunia, bukan saja ditandai ketaatan Maria kepada Allah, tetapi juga kesetiaan Yesus pada kehendak BapaNya. Kabar Sukacita itu ditandai oleh “label” kepatuhan kepada kehendak Allah oleh Maria dan disempurnakan oleh “kepatuhan” Anaknya Yesus yang berkata: “Bukan kehendakKu yang terjadi, melainkan kehendakMu yang terjadi.” Begitulah doa Yesus di taman Getsemani. Kabar sukacita itu menjadi contoh dan harus menjadi gaya hidup setiap orang yang percaya kepada Yesus. Gaya hidup yang ditandai oleh “ketaatan” pada apa yang menjadi kehendak Allah. Seperti Maria dan juga seperti Yesus, kita tidak boleh mementingkan keinginan kita sendiri, melainkan mendahulukan dan mengutamakan kehendak dan rencana Allah. Melalui perayaan hari ini, gereja mengajak kita untuk bergembira bersama Maria yang berkenan kepada hambaNya, dan bahwa kita harus lebih percaya kepada Allah dari pada percaya pada logika dan pengetahuan kita sendiri. Inilah arti dari hari raya Kabar Gembira yang dirayakan oleh Gereja pada hari ini: Allah mengasihi kita dan telah memberikan kita AnakNya sendiri untuk menyelamatkan kita; bersama Maria kita percaya kepada Allah; sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.

REFLEKSI:
Apakah aku dalam hidupku sudah berusaha mendahulukan kepentingan Allah?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, bersama Maria bunda Yesus, kami ingin patuh dan taat pada kehendakMu atas hidup kami. Ijinkanlah Yesus hidup dalam hati kami, sehingga hidup kami bersesuaian dengan kehendakMu. Sebab Dialah  Kristus, Tuhan  kami, Amin.