Bacaan Hari ini:
Kis.3:1-10
Luk.24:13-35
“Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita.”
Lukas 24:32
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Kisah perjalanan dua orang murid Yesus menuju ke Emaus adalah salah satu perikop Injil yang sangat dikenal oleh umat. Kleopas dan kawannya sedang asyik bercakap-cakap dan datanglah Yesus kepada mereka, tetapi mereka tidak mengenali Dia. Menarik untuk disimak “dialog” yang terjadi di antara mereka. Dialog itu diawali dengan pertanyaan Yesus tentang apa yang mereka perbincangkan. Mereka merasa heran, mengapa orang ini tidak tahu berita yang menggemparkan itu. Kata mereka: Adakah engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Dengan spontan Yesus bertanya lagi: “Apakah itu?” Lalu kedua orang murid itu bercerita tentang Yesus orang Nazaret, yang menjadi harapan mereka, tetapi Dia telah disalibkan. Mereka juga bercerita tentang berita para wanita yang mengabarkan bahwa Yesus hidup. Dan segera menegur kelambanan hati mereka.
Saudara-saudari terkasih,
Perhatikan apa yang dikatakan Yesus kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk dalam kemuliaanNya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Tidak ada kelanjutan dari dialog itu karena mereka sudah mendekati tujuan mereka. Ketika Yesus hendak melanjutkan perjalanan, mereka mengajaknya untuk tinggal bersama mereka. Menarik untuk diperhatikan bahwa “tamu” atau orang asing ini yang justeru menyiapkan makan malam mereka. Ia mengambil roti dan mengucap berkat , lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Dan pada saat itulah mereka baru mengenal Dia sebagai Yesus, tetapi Ia lenyap dari hadapan mereka. Dan inilah kesaksian mereka: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita.”
Saudara-saudari terkasih,
Kisah penampakkan Tuhan Yesus kepada dua orang murid di Emaus ini menggambarkan kegelisahan para murid, yang meskipun diberi kabar bahwa Yesus sudah bangkit oleh para wanita, tapi mereka belum yakin; mereka berkata kepada Yesus: “tetapi Dia tidak mereka lihat”. Benar mereka tidak bisa melihat dia, juga pada saat Yesus bercakap-cakap dengan mereka. Halangan untuk percaya dan untuk mengenal Yesus adalah kelambanan dan kebodohan hati manusia. Hati itu sumber pengertian. Kleopas dan kawannya mempunyai pikiran dan harapan yang terlalu manusiawi tentang Yesus. Mereka tidak mau membiarkan Allah menjadi Allah sebagai mana yang Ia kehendaki. Kunci untuk bisa mengenal Allah adalah Allah sendiri; Yesuslah yang bisa membuat mereka paham tentang siapa diriNya. Lalu Yesus mencoba menjelaskan apa saja yang telah ditulis tentang Mesias dalam seluruh Kitab Suci. Kotbah Yesus atau homili Yesus itu membuat hati mereka berkobar-kobar; pada saat menjelaskan itu tidak ada lagi dialog, keduanya sepertinya hanya “diam”. Dalam diam itu orang akan dapat mendengarkan dengan lebih baik dan mengalami cinta Allah dengan lebih sempurna.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam perayaan Ekaristi kita juga mendengarkan firman Tuhan dan kita harus mendengarkan dengan “diam” yang aktif. Artinya apa? Bahwa dengan “diam” kita membiarkan Allah berbicara dan hadir dalam hati kita. Itulah yang sering disebut “hati yang berkobar-kobar”; itulah yang disebut “Aktifnya Diam”. Pada saat imam berkotbah atau menyampaikan homili, muncul “letupan-letupan spontan dan aktif” dalam hati kita kalau kita mendengarkan dengan baik. Dalam hati kita mengalami teguran, peneguhan atau bahkan sukacita karena telah menjalankan firman Tuhan yang sedang dijelaskan. Maka tepatlah kalau homili itu disebut “percakapan dari hati ke hati”: dari Tuhan untuk umat yang sedang hadir dan mendengarkan firmanNya. Oleh homili kita mengenal Tuhan dan kehendakNya lebih baik dan lebih sempurna. Kenyataan ini menunjukkan betapa pentingnya homili untuk dapat mengenal Yesus dalam Ekaristi. Ekaristi tanpa Sabda tidaklah dapat dipahami dengan baik. Melalui pewartaan hari ini kita dijadikan pribadi yang semakin mengenal rencana besar Allah Bapa dalam Yesus yang bangkit. Seperti kedua murid Tuhan kita telah dijadikan manusia “Paskah”, manusia yang baru berkat pertemuan dengan Yesus yang bangkit, yang kita rayakan dalam Ekaristi. Manusia Paskah adalah manusia yang berubah: yang beralih dari kemuraman kepada sukacita; dari kekecewaan kepada pengharapan, dari kelambanan hati kepada hati yang berkobar-kobar, dari keragu-raguan kepada kepastian.
REFLEKSI:
Apakah aku sudah membuka hatiku untuk sapaan Firman Tuhan yang membebaskan?
MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, Tuhan Yesus telah berkenan menyatakan diriNya dalam sabda Kitab Suci dan dalam Perjamuan Ekaristi. Mampukanlah kami untuk mendengarkan Dia dan bersekutu dengan Dia dalam Ekaristi Kudus. Demi Kristus, Tuhan kami, Amin.