Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

JANGAN MENANGIS

BC - 11367G | Selasa, 19 September 2023

Bacaan Hari ini:
1Tim.3:1-13
Luk.7:11-17

“Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hatiNya oleh belaskasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”
Lukas 7:13 & 14b

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Air mata kesedihan tidak terbendung dan pecahnya tangis di kalangan kerabat yang ditinggal mati orang yang dikasihi adalah pemandangan yang umum. Aku sendiri merasakan pengalaman itu ketika ayah dan ibuku meninggalkan kami putera-puterinya untuk selama-lamanya. Begitu banyak orang datang ke rumah kami. Ada orang yang sangat aku kenal, tetapi banyak juga yang baru pertama kali aku melihatnya; mereka semua hadir untuk memberikan penghormatan kepada orang tua kami serta menunjukkan simpati atas kehilangan kekasih kami. Mereka memberikan salam berdukacita; ada yang berkata: “Ini yang terbaik untuk ayah anda.” Beberapa orang berkata: “Jangan menangis, sebab ibu sudah berbahagia bersama Tuhan. Beliau tidak merasakan sakit lagi.” Jiwaku bergetar, tubuhku berusaha menerimanya, tetapi air mata terus saja membasahi ke dua belah pipiku; mereka sudah tidak bisa bercengkerama lagi dengan kami, anak dan cucunya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.

Saudara-saudari terkasih,
Tuhan Yesus juga mengucapkan kata-kata penghiburan “Jangan menangis” yang anak tunggalnya meninggalkannya untuk selamanya. Pemuda yang menjadi harapannya di masa tuanya itu telah direnggut daripadanya. Tuhan Yesus tidak hanya berduka, tetapi Dia betul-betul merasakan kesedihan mendalam  ibu yang sudah menjanda itu. Dia lalu memberikan apa yang paling dibutuhkan ibu janda itu, Anak Tunggalnya dibangkitkan oleh Yesus. Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Tidak dikatakan bagaimana bahagianya ibu janda itu, tetapi penginjil Lukas memberikan catatan ini: “Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambal berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya. Sukacita itu meliputi hati banyak orang, bukan untuk si ibu yang janda itu.

Saudara-saudari terkasih,
Hari ini kita berjumpa dengan pribadi Tuhan Yesus yang memiliki simpati dan empati untuk seorang ibu yang kehilangan putera tunggalnya. Para murid dan orang banyak itu adalah saksi dari kebaikan hati Tuhan Yesus. Tindakan membangkitkan pemuda dari Nain itu membuat orang “gemetar ketakutan”, sebab peristiwa seperti itu amatlah langkah dan tidak terbersit di hati mereka. Mengapa hal itu bisa terjadi; hanya orang yang punya kuasa luar biasa yang bisa melakukan hal itu. Hanya nabi seperti nabi Elisa yang sanggup melakukan hal itu. Elisa membangkitkan putera wanita dari Sunem. (2 Raja2 4:8-37) Apa yang mereka ketahui di masa lalu, sekarang ini mereka lihat dan alami sendiri. Sekalipun mereka diliputi oleh rasa heran dan takut, mereka digerakkan hatinya untuk bersaksi, bahwa seorang nabi seperti nabi Elisa sudah hadir kembali, sebab Dia membuat mujizat yang sama seperti nabi itu. Lalu mereka memuliakan Allah karena Yesus yang telah membangkitkan pemuda dari Nain itu. Kegembiraan yang dialami seorang ibu janda itu ternyata memberikan dampak positip kepada mereka yang menyaksikan kejadian itu. Mereka menceritakan peristiwa “luar biasa” itu, sehingga banyak orang di Yudea dan sekitarnya mendengar mujizat pemuda Nain yang dibangkitkan oleh Yesus. Menarik untuk diperhatikan bahwa bukan hanya berita “buruk” yang mudah tersebar, tetapi “berita baik” patut juga untuk dikabarkan kepada semua orang. Hal seperti ini jarang terjadi di antara kita dewasa ini. Tetapi kalau hal-hal yang “jahat” mudah menjadi viral; korupsi dan perampokan segera kita ketahui.

Saudara-saudari terkasih,
Kisah Tuhan Yesus menasehati  wanita janda untuk “tidak menangis” dan segera menghentikan tangis itu dengan memberikan apa yang paling dibutuhkan, itulah yang harus menjadi fokus kita hari ini. Tidak cukup simpati dan empati kalau tidak diikuti tindakan nyata. Dewasa ini yang diperlukan oleh orang banyak itu bukan kotbah, bukan wejangan dan bukan janji manis, melainkan bukti dan tindakan nyata. Bukan panjangnya wejangan dan indahnya kata-kata yang menghibur yang dibutuhkan, melainkan “aksi nyata” yang memberikan solusi dan tuntunan untuk membuat hidup lebih baik untuk dijalani, itulah yang dibutuhkan orang dewasa ini. Apa yang membuat Santa Teresa dari Kalkuta menjadi sosok yang menyita perhatian dunia? Dia tidak berkotbah di mana-mana, tetapi ia “mengasihi” dengan menebar sentuhan cinta Tuhan kepada orang-orang yang ditemukannya di Kalkuta. “Saya melakukan di sini, silahkan anda melakukan di tempat anda!” tuturnya kepada orang yang meragukan tindakannya. Tuhan Yesus telah menginspirasi santa Teresa, Yesus tentu akan menginspirasi kita juga untuk melakukan kebaikan yang nyata, agar mereka memuliakan Allah juga.


REFLEKSI:
Apakah aku sudah peduli pada penderitaan sesamaku dan membantu mereka juga?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, berilah kami hati yang peduli akan penderitaan yang ada di sekitar kami. Bantulah kami untuk menjadi berkat untuk sesama yang membutuhkan cinta kami, seperti teladan Yesus  Kristus, Tuhan dan pengantara kami, Amin.