Bacaan Hari ini:
Ezr.9:5-9
Luk.9:1-6
( Pw. St. Vinsensius a Paulo )
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan menyembuhkan penyakit-penyakit.Dan Yesus mengutus mereka memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang.
Lukas 9:1-2:
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Kerajaan Allah yang Yesus wartakan berbeda dengan yang diwartakan ahli Taurat dan orang Farisi. Perbedaan paling jelas adalah Yesus mewartakan Kerajaan Allah dengan kuasa dan tenaga. Lewat kuasa dan tenaga, Yesus bisa menyembuhkan orang sakit dan membuat berbagai mukjizat. Cara Yesus ini ternyata amat ampuh dan berhasil. Umat Israel pada khususnya dan bangsa-bangsa lain di sekitarnya, menjadi begitu bergairah dengan apa yang Yesus wartakan. Yesus mampu menghadirkan wajah Allah yang tidak hanya melarang dan memberi berbagai peraturan, tetapi ikut serta merasakan penderitaan dan kesulitan manusia. Keikutsertaan Allah merasakan penderitaan dan kesulitan wanusia dijawab Yesus dengan memberi makan kepada orang lapar, menyembuhkan orang yang sakit dan membebaskan yang terbelenggu. Hal ini tidak bisa dilakukan orang biasa termasuk ahli Taurat dan orang Farisi yang menguasai Kitab Taurat. Orang Farisi dan Ahli Taurat hanya sekedar mengusai Kitab Taurat, tetapi mereka tidak bisa mengeluarkan kuasa dari dalam diri mereka untuk membuat mukjizat seperti yang Yesus lakukan.
Saudara-saudari terkasih,
Perbedaan lain antara Yesus dengan orang Farisi dan ahli Taurat adalah dalam hal berbagi. Orang Farisi dan ahli Taurat sebenarnya juga memiliki kuasa dan wewenang mengajarkan Kerajaan Allah. Persoalannya, mereka sombong dan menganggap diri mereka paling hebat. Sementara Yesus mau membagikan kuasa dan tenaga-Nya kepada para murid. Dengan cara demikian, Yesus membagi beban dan tanggung jawab kepada para rasul. Yesus juga hendak memberi kepercayaan kepada para rasul. Sebab sesungguhnya Allah bisa memakai siapa saja yang dikehendaki-Nya. Artinya kuasa dan tenaga Allah yang dahsyat, tidak terbatas pada orang tertentu. Kita melihat bahwa Yesus sendiri yang adalah Anak Allah bahkan kita imani sebagai Allah Putra, berniat membagikan kuasa dan tenaga. Yesus tidak takut kehilangan kuasa dan tenaga itu. Karena kuasa dan tenaga itu berasal dari Allah, sehingga tak pernah habis. Allah memberikan kuasa kepada kita secara gratis.
Saudara-saudari terkasih,
Ada beberapa hal penting yang dapat kita pelajari dari bacaan injil hari ini. Pertama, mengenai pengkaderan. Pengkaderan adalah proses atau upaya untuk menyiapkan seseorang menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab dan memimpin. Walaupun Yesus adalah Tuhan yang berkuasa, namun Yesus tetap memakai cara manusia, dengan melatih para murid. Kita perlu melakukan pengkaderan. Lewat pengkaderan, iman kita akan terus-menerus diwariskan dari generasi ke generasi. Sebaliknya kalau kita gagal melakukan pengkaderan, maka iman kita kepada Yesus akan luntur. Kita dapat melihat contoh dibeberapa daerah atau negara, dimana para pengikut Yesus mulai berkurang. Kedua, pentingnya membagi kuasa dan tenaga. Sebab hidup manusia dibatasi waktu dan umur. Karena itu, orang-orang yang memiliki kelebihan dalam bidang tertentu dapat membagikannya kepada sesama seperti dilakukan oleh para Pujangga Gereja seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas. Mereka mewariskan pemikiran mereka lewat tulisan-tulisan mereka yang sangat penting dan berguna bagi kita sampai sekarang.
Saudara-saudari terkasih,
Berbagi dalam segala sesuatu termasuk tenaga dan kuasa, tak akan pernah membuat manusia kerdil atau miskin. Orang pandai yang mau membagikan ilmunya tidak akan membuat orang itu bodoh. Sebaliknya justru membuatnya menjadi tambah pandai. Orang kaya yang rela berbagi dengan yang berkekurangan, tidak pernah membuatnya menjadi miskin. Sebaliknya membuat orang itu bertambah kaya. Demikian pula orang-orang yang memiliki kuasa, jabatan dan pengaruh akan tetap kuat dan bertahan lama, jikalau mereka mau membagikan apa yang mereka miliki. Ini berarti tidak ada tempat bagi manusia yang mau menang sendiri, manusia yang serakah dan mementingkan diri sendiri. Semangat berbagi inilah yang terus dipelihara dan dikembangkan oleh Gereja dari abad ke abad. Gereja Katolik ada dan tetap hidup karena berbagi. Dengan berbagi, hidup kita jadi berguna bagi sesama. Maka sekecil apapun yang kita bagikan, akan sangat berarti bagi sesama. Kita pun dikenang sesama dari apa yang kita bagikan. Kita bisa membagikan apa saja sesuai dengan keadaan dan pekerjaan kita, termasuk para lansia dan yang berkebutuhan khusus.
REFLEKSI:
Apakah selama ini kita sudah berusaha membagikan apa yang kita miliki kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau datang ke dunia untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Engkau melibatkan para rasul dengan membagi tenaga dan kuasa kepada mereka. Bantu kami untuk ikut berbagi iman dan hal lain, agar hidup kami berguna bagi sesama. Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.