Bacaan Hari ini:
Rm.4:13,16-18
Luk.12:8-12
“Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.”
Lukas 12:8 & 21
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Awal dari dikenalnya seseorang beriman kristiani adalah dari identitas atau tanda pengenal atau KTP-nya; di situ tertulis “Agama: Katolik” atau “Agama: Kristen”. Pada masa lalu dari namanya bisa dikenal kalau seseorang itu beragama katolik; misalnya namanya adalah Fransiskus, Yohanes, Lukas, Maria, Agatha atau Kristina. Namun dewasa ini nama itu digunakan juga oleh orang-orang non-Kristiani. Pengenalan yang terbaik adalah kalau seseorang itu sudah menerima sakramen baptis. Oleh baptis seseorang dijadikan milik Allah dan menjadi anggota gereja serta dikuduskan hidupnya juga. Selain baptis, seorang katolik juga menerima sakramen Krisma atau Penguatan; oleh sakramen ini ia didewasakan dalam iman dan diutus untuk menjadi saksi Tuhan Yesus ke dalam dunia. Perikop ini mengisyaratkan bahwa seorang katolik harus memberi kesaksian di depan umum siapa itu Yesus; Dia adalah Anak Allah yang turun ke dunia, menjadi manusia, menderita dan wafat serta bangkit pada hari ketiga, serta naik ke sorga untuk menyediakan tempat bagi mereka yang percaya kepadanya.
Saudara-saudari terkasih,
Dengan sakramen baptis kita diserupakan dengan Yesus Kristus, Anak Allah. Dengan baptis kita dididik untuk hidup kudus, menyangkal setan dan kuasa jahatnya serta berusaha menjadi anak-anak Tuhan yang mengandalkan Allah dalam hidup kita. FirmanNya hari ini: “Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah” Dengan menerima sakramen Penguatan kita dikaruniai Roh Kudus untuk bersaksi tentang iman kita. Sangat diharapkan dari seorang beriman untuk secara aktip bersaksi kepada semua orang tentang imannya. Kesaksian itu dapat diwujudkan dalam keterlibatan aktip di lingkungan gereja, dalam pertemuan-pertemuan paguyuban kristiani; beberapa di antara mereka melayani sebagai guru dan katekis. Kebanyakan kita terlibat aktip di ruang publik dan di situlah kita diutus menunjukkan identitas kita.
Saudara-saudari terkasih,
Pengalaman hidup beriman jemaat perdana, yaitu para rasul dan para murid lainnya setelah Tuhan Yesus terangkat ke sorga, menunjukkan kesungguhan mereka untuk bersaksi akan Tuhan Yesus yang mereka ikuti dan kepadaNya mereka mempercayakan diri mereka. Dalam Kisah Para Rasul, kita dapat menemukan jejak-jejak kesaksian mereka. Petrus, Barnabas dan Paulus adalah beberapa rasul penting yang bersaksi tentang Yesus; mereka di-tentang, di-aniaya dan di-penjarakan karena bersaksi tentang Tuhan Yesus yang wafat dan bangkit dari mati. Mereka mewartakan bahwa mereka harus bertobat dan dibaptis serta menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Namun itu bukanlah perkara yang mudah. Para murid Tuhan dikejar-kejar, dianiaya dan beberapa di antaranya dibunuh. Stefanus adalah contohnya; dia dirajam dengan dilempari batu karena mewartakan Yesus Kristus yang wafat dan bangkit sebagai Allah. Tetapi apakah mereka gentar dengan ancaman dan intimidasi. Tidak. Mereka sekali-kali tidak surut semangatnya.Karena mereka tidak mengandalkan kemampuannya sendiri, tetapi kuasa Tuhan yang menyertai mereka, yaitu Roh Kudus yang diutus oleh Tuhan Yesus. Mereka dihadapkan kepada pengadilan tetapi mereka selalu saja dapat memberi jawab atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Perkataan mereka tidak dapat dibantah juga; “Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.”
Saudara-saudari terkasih,
Bagaimana dengan kehidupan kita dewasa ini. Apakah kita memiliki juga militansi atau kesungguhan dalam beriman; tidak malu memberi kesaksian tentang iman kita kepada Tuhan Yesus Juruselamat kita? Terkadang amat berat tangan kita untuk membuat tanda salib di depan umum, seperti dalam pertemuan masyarakat atau sedang makan di restoran terbuka. Mengapa ragu? Kesaksian terbaik yang bisa dilakukan seorang beriman adalah, misalnya: menjadi seorang bendahara yang jujur dan tidak korupsi; menjadi pemimpin perusahaan yang berlaku adil kepada bawahannya dan memperhatikan kesejahteraan mereka juga; kalau kita bisa menghargai sumbangsih seseorang dan memberikan haknya tanpa menunda-nunda, itu juga bentuk kesaksian yang baik. Terkadang miris mendengar ketika gaji honorer seorang pekerja lepas ditunda dibayar berbulan-bulan atau lebih lama. Hal itu tidak boleh terjadi di antara kita. Kesaksian kita juga dapat diwujudkan dengan peduli pada nasib dan pederitaan sesama; mengampuni yang bersalah kepada kita. Singkat kata, kita harus menjadi contoh kebaikan Allah yang dapat dirasakan sesama. Sebab dengan perbuatan baikmu, mereka mengenal Yesus dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
REFLEKSI:
Sudahkah aku menunjukkan imanku dalam kesaksian hidupku setiap hari?
MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, Tuhan Yesus menghendaki kami untuk bersaksi tentang cintaMu kepada dunia. Mampukanlah kami untuk bersaksi dan tidak ragu serta mengandalkan Roh Kudus yang diutus oleh Yesus Kristus, Tuhan kami, Amin.