Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

YESUS DAN RUMAH ALLAH

BC - 11418g | Thursday, 09 November 2023

Bacaan Hari ini:
Yeh.47:1-2,8-9,12
1kor.3:9b-11,
Yoh.2:2-13-22
( Ps Pemberkatan Gereja Basililka)

“Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya dari sini, jangan kami membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumahMu, menghanguskan Aku.”  
Yohanes 2:16-17

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Pada hari ini kita merayakan gereja katedralnya paus di Roma, sekaligus sebagai Uskup Agungnya. Gereja ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus Agung dan diberkati oleh Paus Silvester pada tahun 324 Masehi. Karena gereja ini adalah katedralnya uskup agung Roma yang sekaligus menjabat sebagai Paus, maka gereja ini disebut juga “induk dari semua gereja” di seluruh dunia. Maka Gereja ini menjadi “patoki” bagi seluruh umat Katolik di dunia. Nama Katedral selengkapnya adalah Gereja Katedral Yohanes Lateran. Mula-mula pesta ini dirayakan oleh warga katolik yang ada di Roma saja, tetapi kemudian dirayakan di seluruh dunia dan masuk dalam kalender liturgy tahunan gereja katolik. Gereja ini melambangkan kita umat Allah yang merupakan kediaman Roh Kudus yang hidup dalam kesucian untuk memuliakan Allah Bapa di sorga. Tuhan Yesus menyebut Gereja sebagai “rumah BapaKu”. Allah berdiam di situ; Allah berdiam dalam hati orang yang percaya kepada Yesus dan oleh pembaptisan.

 Saudara-saudari terkasih,
Dalam bacaan Injil yang diwartakan oleh liturgi gereja hari ini, kita menemukan Tuhan Yesus yang marah karena orang-orang menjadikan rumah BapaNya sebagai tempat berjualan. Rumah BapaNya adalah rumah doa; orang datang ke sini untuk berdoa, memuji dan memuliakanNya; orang datang mohon rahmat dan berkat serta berharap doa-doanya dikabulkan oleh Tuhan. Tuhan Yesus marah karena Bait Suci berubah “wajahnya” menjadi pasar, orang bertransaksi “tukar uang”, berjualan kambing, domba dan lembu, juga berjualan burung-burung merpati. Bagi orang-orang itu mungkin niatnya baik, untuk membantu mempermudah orang untuk bisa menghantarkan korban persembahan, namun mereka “mencari uang tambahan” dari hasil transaksi itu. Mereka lebih memikirkan manfaat ekonomi bagi dirinya dengan “membuat pasar” di halaman Bait Suci.  Tempatnya salah, bukan di situ; transaksi harus dilakukan jauh dari rumah Allah; yaitu di pasar. “…jangan kamu menjadikan rumah BapaKu sebagai tempat berjualan, firmanNya.

 Saudara-saudari terkasih,
“Cinta akan rumahMu menghanguskan Aku”; firman ini mau menyatakan betapa Tuhan Yesus menghormati Bait Suci sebagai rumah BapaNya. Pemandangan yang menarik di gereja-gereja paroki, sejumlah umat selalu datang ke gereja sebelum hari Minggu untuk membersihkan bagian luar dan dalam gereja, agar perayaan Ekaristi pada hari Minggu dapat dilaksanakan dengan penuh hikmat. Kebersihan tempat ibadat amatlah penting untuk membuat umat yang dating merayakan Ekaristi, merasa betah dan “at home” di dalam rumah Tuhan. Mungkin “kita” tidak termasuk orang-orang yang “punya waktu” untuk “bersih-bersih” gereja; kita tahunya datang ke gereja pada jadwal yang sudah ditetapkan. Beberapa orang  di antara kita ada yang “tidak punya waktu” untuk ke gereja; mereka membuat alasan yang menurutnya masuk akal dan “tidak masalah tidak datang ke gereja. Sayangnya mereka lupa akan perintah gereja yang bunyinya: Rayakanlah hari Tuhan dan hari lain yang disamakan dengan hari Minggu. Dalam rumah Tuhan inilah kita berdoa, berjumpa dengan saudara-saudari seiman dan terlebih-lebih dapat berjumpa dengan Tuhan: mendengarkan firmanNya, meyantap tubuh Tuhan dan hidup kita dikuduskan serta memperoleh rahmat kasih Tuhan dalam persekutuan umat beriman. Sungguh disayangkan kalau seorang imam paroki di Jogyakarta bertutur: Umat yang hadir hanya 40% dari mereka yang terdata dalam buku anggota paroki. Mengapa itu bisa terjadi? Apa ada yang salah?

 Saudara-saudari terkasih,
Pada hari ini kita diingatkan oleh gereja kudus untuk “memiliki” waktu untuk datang ke rumah Bapa, yaitu Bait Suci atau Gereja Kudus. Memuji dan memuliakan Tuhan itu bukan sekedar sebuah perintah, tetapi harus menjadi suatu kebutuhan. Saya membutuhkan Tuhan dalam hidupku; saya butuh bersekutu dengan saudara-saudariku seiman; saya butuh pengampunan Tuhan; saya butuh santapan rohani yang berupa firman Allah dan santapan Ekaristi. Bukan Tuhan yang membutuhkan kita, melainkan kitalah yang membutuhkan Tuhan. Tuhan itu tetap mulia, sekalipun engkau tidak memuji dan memuliakannya; tetapi engkau membutuhkan keselamatanNya, maka engkau datang kepadaNya dan memuliakan namaNya, betul? Pesan lain dari Injil hari ini adalah supaya kita memelihara kekudusan “hati dan jiwa” kita yang adalah kediaman Allah Roh Kudus. Jangan kita mengotori hidup kita dengan hal-hal yang dibenci oleh Tuhan seperti “kemunafikan, kesombongan, dusta, hati yang jahat” dan masih banyak yang lain.Tuhan mau kita menguduskan hidup kita dengan menaati perintah-perintahNya dan memuliakan Dia juga dengan hadir di rumah BapaNya, agar hidup kita diberkati dan disucikan oleh firmanNya dan Tubuh dan Darah Kristus.

 

REFLEKSI:
Apakah aku sudah memelihara hidup kudus dan memuliakan Allah dalam rumahNya?

 MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, pada pesta gereja Basilika Lateran, kami diingatkan untuk menguduskan Gereja dan memelihara hidup suci dengan menaati perintah-perintahMu. Bantulah kami agar dapat memeliaharanya. Demi Yesus Kristus Tuhan kami, Amin.