Bacaan Hari ini:
HR Santa Maria Bunda Allah
Bil.6:22-27
Mzm.67:2-3,5-6.8(2a)
Gal.4:4-7
Luk.2:16-21
( Hari Perdamaian Sedunia )
Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya
Lukas 2:18-1
† Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Selamat tahun baru dua ribu dua puluh empat. Ini adalah hari pertama akan menandai perjalanan satu tahun kita ke depan. Hari ini seluruh dunia bergembira menyambut datangnya tahun baru. Tahun baru yang selalu memberi harapan baru kepada kita semua. Kita mengharapkan agar di tahun yang baru ini keadaan kita menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Bertepatan dengan tahun baru, Gereja juga selalu merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Mengapa Gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah? Pertama, Gereja menyadari pentingnya peranan Bunda Maria dalam karya keselamatan. Bunda Maria menjadi manusia istimewa yang rela menyerahkan seluruh hidupnya untuk Tuhan. Bunda Maria rela mengikatkan dirinya pada kehendak dan rencana Allah. Sikap Bunda Maria ini bertolak belakang dengan sikap kita manusia jaman sekarang yang suka memberontak dan melawan Allah. Kedua, Gereja mau mengingatkan kita akan besarnya pengaruh dan kehadiran seorang ibu dalam keluarga. Saat ini banyak anak yang kehilangan kasih sayang dan sosok seorang ibu. Dalam situasi tersebut, Bunda Maria hadir memberi kasih sayang dan dengan setia menemani kita sampai akhir hidup kita.
Saudara-saudari terkasih,
Bunda Maria menjadi tokoh yang dapat kita teladani dalam banyak hal, terutama dalam hal iman. Sejak menerima berita dari malaikat Gabriel bahwa ia akan menjadi Bunda Yesus, Maria tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan sederhana. Maria bisa saja menjadi sombong dan berusaha untuk menceritakan semua hal ajaib dan besar yang akan dia alami. Dengan demikian Maria bisa menjadi terkenal seperti artis yang disanjung dan dipuja banyak orang sebagai calon ibu sang Juru Selamat. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Rupanya Maria bukan sosok manusia yang haus akan ketenaran dan kekuasaan. Dia juga bukan sosok manusia yang ”aji mumpung”, artinya memanfaatkan kesempatan yang ada demi keuntungan dan kepentingan pribadi. Sikap ini amat berbeda jauh dengan perilaku manusia saat ini. Manusia sekarang berusaha mencari ketenaran dan kekuasaan dengan berbagai cara.
Saudara-saudari terkasih,
Sikap Bunda Maria yang rendah hati dan sederhana sungguh nyata saat para gembala datang menyembah bayi Yesus. Ketika bertemu dengan bayi Yesus, para gembala bercerita tentang apa yang mereka dengar tentang Anak itu. Mereka yang mendengar cerita para gembala itu terheran-heran tentang apa yang dikatakan para gembala tersebut. Tentu saja para gembala itu menceritakan dengan jujur dan polos tentang apa yang mereka lihat dan dengar tentang bayi Yesus. Sebab mereka adalah orang desa dan sederhana. Mereka tidak terbiasa mengarang cerita seperti yang terjadi saat ini di mana ada orang yang suka menyebar berita bohong dan tidak benar. Mendengar cerita para gembala itu, Maria menunjukkan sikap berbeda. Maria lebih memilih menyimpan semua perkara itu dalam hatinya dan merenungkannya. Disini bisa kita melihat bahwa Maria adalah sosok orang tidak banyak bicara apalagi membanggakan dirinya. Bisa saja Maria menjadi sombong mendengar cerita para gembala tentang anak-Nya yang lahir dengan tanda-tanda ajaib. Namun Maria lebih memilih diam dan merenungkan segala sesuatu sebelum bertindak, dia bertanya dalam hati apa maksud Allah dibalik peristiwa yang terjadi di dalam kehidupannya.
Saudara-saudari terkasih,Kita perlu meneladani sikap dan hidup Bunda Maria. Sekarang ini kita
kadang sibuk bekerja dan mengejar hal-hal duniawi sehingga kita lupa menyediakan waktu untuk berhenti sejenak dan merenungkan apa makna dibalik setiap peristiwa yang terjadi dalam diri kita. Akibatnya kita menjadi peribadi yang kurang bersyukur. Kita banyak menuntut kepada Tuhan, sementara hidup kita sendiri tidak sesuai dengan tuntutan Tuhan. Untuk hidup sesuai tuntutan Tuhan kita perlu menyediakan waktu secara khusus dan membiasakan diri hening dan diam dihadirat Tuhan. Dengan menyediakan waktu untuk merenung dan berdiam dihadapan Tuhan kita akan mampu mengerti apa maksud dan makna dari setiap peristiwa yang kita alami. Dalam sikap diam dan merenung, kita akan mampu melihat karya Allah dan mensyukurinya. Bunda Maria telah membuktikan hal itu. Lewat sikap diam dan merenungkan sabda Tuhan, Bunda Maria dapat menghadapi berbagai masalah dan persoalan dalam hidupnya, meskipun persoalan itu terasa berat dan tidak tidak ada jalan keluarnya.
REFLEKSI:
Apakah kita selalu merenungkan setiap peristiwa dalam hidup ini, bahwa ada kehendak Allah dibalik setiap peristiwa hidup kita?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, kami kadang sibuk dengan hal dunia, sehingga lupa menyediakan waktu untuk hening dan membiarkan Engkau berbicara dalam hati kami. Kami mohon ajari agar kami mampu meneladani Bunda Maria yang selalu menyimpan setiap perkara dalam hatinya dan merenungkanya. Doa ini kami persembahkan dalam namaMu, Tuhan dan pengantara kami. Amin