Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

DOSA YANG TIDAK DAPAT DIAMPUNI

BC - 11492G | Senin, 22 Januari 2024

Bacaan Hari ini:
2Sam.5:1-7.10
Mzm.89:20.21-22.25-26
Mrk.3:31-35
( Hr ke 6 Pekan Doa Sedunia )

2 Sam..5:1-7.10“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah, karena berbuat dosa kekal.”
Markus 3:28-29

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Ketika membaca firman ini, saya merasakan suatu keadaan tanpa harapan untuk seseorang yang telah sesat jalannya. Ketika membaca firman ini ada sebuah pertanyaan dalam hatiku: Bukankah Allah itu Tuhan yang Maharahim; bukankah Dia adalah Allah yang menghendaki “tidak seorang pun dari anak-anak ini tersesat dan binasa?” Tuhan Yesus juga telah menggambarkan kerahiman hati BapaNya seperti seorang bapa yang menerima kembali “Anaknya yang hilang” dan bertobat kepadanya. Bukankah Tuhan Yesus juga telah mengajarkan bahwa jikalau saudaramu berdosa kepadamu dan tujuh kali dalam sehari dia menyesal dan minta ampun kepadamu, engkau harus mengampuninya? Kalau demikian apakah yang dimaksud oleh firman hari ini : “Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya,  karena berbuat dosa kekal.” Artinya bahwa “menghujat Roh Kudus” adalah dosa yang tidak bisa diampuni. Apakah dengan demikian Allah  itu bukan Allah yang Maharahim? Sama sekali tidak boleh dipahami seperti itu. Allah yang diwartakan oleh Tuhan Yesus adalah Bapa yang Mahapengampun dan menghendaki setiap orang mendapat keselamatan oleh imannya kepada Anak Allah yang hidup.

Saudara-saudari terkasih,
Dalam suasana hening, saya coba mencerna firman Tuhan Yesus ini; ada dosa yang tidak dapat diampuni: yaitu dosa menghujat Roh Kudus. Bagaimana memahami firman ini? Tidak mudah, dan teramat sulit bagiku untuk memahami, sebab Tuhan selalu mengundang kita untuk bertobat dan berbalik kepada Allah untuk mendapatkan pengampunan dari Beliau. Masalahnya di mana? Mengapa seseorang itu tidak dapat memperoleh pengampunan dari Allah Bapa? Akhirnya aku berpikir seperti ini: bagaimana seseorang mendapat pengampunan, kalau orang itu tidak mau minta ampun; bahwa dia tidak merasa bersalah dan menganggap diri benar selalu? Pengampunan dari Allah itu selalu tersedia, tetapi bagaimana pengampunan itu bisa diperoleh seseorang, kalau dia sendiri tidak mau diampuni?

Saudara-saudari terkasih,
Saya mau sharing iman untukmu pada hari ini. Saya membayangkan seorang anak yang melawan pada perintah ibunya; bukan sesuatu yang luar biasa. Ibunya memanggilnya dan meminta dia untuk berhenti dari main HP. “Ayo makan dahulu, ibu memasak makanan kesukaanmu !” Tapi puteranya itu tidak menjawab dan meninggalkan ibunya. Beberapa waktu anak itu kembali kepada ibunya, katanya: Ibu saya lapa r! Lalu ibu itu memberinya makan, dan semuanya menjadi baik-baik saja. Saya punya pengalaman yang sampai hari ini sukar aku lupakan: ada seorang anak yang tidak mau menemui tantenya, karena ia menganggap tantenya itu bertindak  berlebihan. Padahal dia sudah mendukakan hati tantenya itu; ia telah menjual secara paksa “bagian warisan” milik tantenya, tetapi dia tidak mengakuinya, malah justeru memusuhinya. Tantenya itu teramat sedih, dan selalu mendoakannya untuk bertobat dan kembali kepadanya. Tetapi anak itu tidak mau tahu. Apakah tantenya membencinya ? Tidak. Dia masih menunggu kedatangannya. Pertanyaannya: apakah anak ini akan mendapatkan pengampunan dari tantenya? Tantenya mau mengampuninya, tetapi anak itu berkeras hati merasa tidak bersalah dan tidak sudi untuk menemui tantenya itu. Bagaimana tantenya bisa menerimanya kalau dia sendiri sudah tidak mau menemui dirinya ? Itulah yang disebut “anak durhaka”.

Saudara-saudari terkasih,
Allah itu memang Tuhan yang Mahakuasa; tetapi saya mau mengatakan kepadamu, bahwa kemahakuasaan Tuhan “tidak dapat berfungsi”  dan mengusai orang yang “menghujatnya”, orang yang menolaknya sebagai Allah yang berkuasa atas hidupnya. Allah itu memang mahakuasa, namun apa yang bisa dilakukan Allah untuk orang yang degil hatinya dan mengeras nuraninya, apalagi kalau dia tidak mengakui Allah sebagai Pencipta dan sumber keselamatannya? Roh Kudus adalah hidup Allah sendiri; Dia adalah Roh Bapa dan Putera yang menghendaki setiap orang diselamatkan. Allah mau menyelamatkan kita, tetapi bagaimana jadinya kalau kita tidak menginginkan keselamatan yang ditawarkan oleh Allah sendiri? Allah sudah menyediakan segala sesuatu, yaitu rahmatNya untuk kita manfaatkan dan kita hidupi, tetapi apa jadinya dengan orang yang menolak tawaran kasih dari Allah ini? Kamu lapar, orang yang mengasihi menyediakan yang engkau inginkan, tetapi engkau tidak mau menyentuhnya, apakah engkau akan bisa melepaskan diri dari kelaparanmu? Allah menawarkan kasihNya, siap memahami dan mengampuni, seberapa besar kesalahanmu, tetapi bagaimana Allah bisa menyelamatkanmu kalau engkau sendiri tidak mau diselamatakan? Itulah dosa yang tidak dapat diampuni.

REFLEKSI:
Apakah aku menyadari bahwa aku membutuhkan kasih Tuhan untuk diselamatkan?


MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, dosa kami terlalu banyak; bahkan kami sering masih berdosa lagi, meskipun sudah Kauampuni. Tetapi jauhkan kami dari dosa berat terampuni, yaitu menyangkalMu sebagai Pencipta kami. Demi Kristus Tuhan, Pengantara kami. Amin.