Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

PERCAYA KEPADA ANAK ALLAH

BC - 11572G | Kamis, 11 April 2024

Bacaan Hari ini:
Kis.5:27-33
Mzm.34:2.9.17-18.19-20
Yoh.3:31-36
( Pw. S. Stanislaus, UskMrt )

“Barangsiapa percaya kepada Anak. Ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada padanya.”
Yohanes 3:36

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Inilah kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus Kristus Anak Allah. Sebelumnya Yohanes memastikan bahwa dirinya bukanlah Mesias atau dia yang diramalkan akan datang. Katanya tentang Yesus: Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Karena Yohanes diutus untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan, agar semua orang memandang kepada Dia yang datang dalam nama Tuhan. Yohanes menunjuk kepada Yesus ketika ia berkata kepada para murid dan para pengikutnya: “Lihatlah, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang yang telah mendahului aku…supaya ia dinyatakan kepada Israel.” (Yohanes 1:29b-30) Dengan kesaksiannya ini, Yohanes tidak mengehndaki orang banyak berhenti mengaguminya, melainkan mereka harus “melangkah lebih jauh” untuk menemukan sosok yang diwartakan, yaitu Yesus, Anak Domba Allah. Mereka harus mengandalkan Yesus, bukan dirinya.

Saudara-saudari terkasih,
Dalam kesaksiannya itu Yohanes menegaskan : “Barangsiapa percaya kepada Anak. Ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada padanya.” Ada dua hal yang mau disampaikan oleh Yohanes, bahwa orang banyak itu harus percaya dan taat kepada Anak Allah. Mereka harus percaya kepadaNya, karena Dia-lah yang diutus ke dalam dunia oleh BapaNya, karena Bapa mengasihi mereka di dalam Dia. Maka mereka juga harus taat kepada apa yang diajarkannya kepada mereka. Tujuan akhir dari percaya kepada Anak dan taat kepadaNya adalah “beroleh “hidup yang kekal”. Apa yang lebih berharga daripada memperoleh hidup yang kekal. Bukankah setiap orang yang hidup akan meninggalkan dunia ini? Bukankah semua yang dikumpulkannya di dunia ini tidak akan dibawanya setelah kematiannya. “Hai orang bodoh, untuk apa semua yang kaukumpulkan itu, untuk siapakah itu? Sebab malam ini juga nyawamu akan diambil daripadamu!” firman Tuhan kepada orang yang merasa sudah kaya raya dan hanya mengandalkan harta dunia ini (lihat Lukas 12:13-21)

Saudara-saudari terkasih,
Dalam pertemuan ibadat memperingati meninggalnya seorang saudara di lingkungan kami, seorang teman memberikan pendalaman iman tentang makna kehidupan dengan sebuah pertanyaan: Mana hidup yang lebih panjang waktunya, hidup kita sekarang di dunia ini atau hidup kita nanti setelah kematian? Serempak umat yang hadir berkata: hidup setelah kematian. Betul, sebab hidup setelah kematian itu disebut “hidup abadi” atau hidup yang kekal. Masalahnya adalah ketika kita suatu saat sudah tiba waktunya menghadap Tuhan, apakah kita memperoleh hidup abadi bersama Allah dan memandang wajahNya dari “muka ke muka” dalam kebahagiaan yang tidak dapat dilukiskan atau kita hidup abadi dalam penderitaan dalam “api kekal” yaitu neraka. Iman kepada Anak Manusia, yaitu Yesus yang diwartakan oleh Yohanes Pembaptis adalah hal yang penting. Iman kepada Yesus dan taat kepada perintah-perintahNya menjadi “jaminan” untuk memperoleh hidup kekal yang membahagiakan. Sebab “segala sesuatu yang engkau lakukan untuk salah seorang saudaraKu yang paling hina ini, engkau telah melakukannya untuk Aku”. Apa yang dikatakan oleh Yohanes harus disertai dengan tindakan “ketaatan” kepada perintah-perintahNya. Sebab “iman tanpa perbuatan kasih, pada hakekatnya adalah mati”, demikian kata santo Yakobus di dalam suratnya. Muara dari iman kepada sang Juruselamat itu adalah “mengasihi Allah dalam diri sesama kita”. Bagaimana mungkin kamu mengasihi Allah yang tidak kelihatan, sedangkan engkau tidak mengasihi saudaramu yang kelihatan?” tegas santo Yohanes.

Saudara-saudari terkasih,
Santo Yohanes Pembaptis mewartakan kepada semua orang untuk mengarahkan perhatiannya kepada Yesus Kristus, Anak Allah. Sekalipun dia lahir ke dunia ini lebih dahulu dari Yesus, tetapi Yesus sudah ada sebelum dunia ini dijadikan. Sebab Dia itu Anak Allah; Dia adalah firman yang menjadikan segala yang ada ini. “Dia ada sebelum aku ada,” katanya. Yohanes meminta kita untuk percaya kepada Yesus dan mengandalkan Dia, sebab di dalam dia ada “Jalan, Kebenaran dan Hidup”. Seorang non Kristen berkata: hanya Yesus, Isa Almasih yang berkata bahwa “Hanya melalui Aku kamu dapat sampai kepada Bapa!” Hanya Yesus yang berkata : Aku akan menyediakan tempat bagimu, sebab di rumah Bapaku ada banyak tempat”. Orang ini – sekalipun ibunya adalah seorang pendakwa – ia akhirnya memilih “percaya” kepada Yesus, sebab dia sadar bahwa hanya Yesus yang dapat memberikan kepastian akan kehidupan bahagia dan kekal setelah kematian. Bagaimana dengan kita yang sudah percaya, apakah kita meragukan iman kita? Apakah kita akan tidak menaati perintah-perintahNya? Marilah kita teguh pada iman kita serta setia menaati perintah Yesus.


REFLEKSI:
Apakah aku masih percaya bahwa Yesus adalah jaminan keselamatan kekal bagiku?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, dari kesaksian Yohanes hari ini, kami diteguhkan untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat kami serta hanya percaya dan mengandalkan Dia. Tambahkanlah iman kami kepada Dia, yang adalah Kristus Tuhan kami. Amin.