Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

AKU INI, JANGAN TAKUT !!!

BC - 11574G | Sabtu, 13 April 2024

Bacaan Hari ini:
Kis.6:1-7
Mzm.33:1-2.4-5.18-19
Yoh.6:16-21




“Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Aku ini, jangan takut!” Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika itu juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tuju.”  
Yohanes 6:20-21

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Perikop yang diwartakan oleh liturgy gereja ini diambil dari Injil Yohanes, yang bercerita tentang Yesus berjalan di atas air. Yesus tidak bersama-sama dengan mereka. Ke manakah Dia? Injil Markus, yang lebih tua dari injil Yohanes memberi catatan ini: sesudah penggandaan lima roti dan dua ikan, Yesus “memerintahkan murid-muridNya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setalah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.” (Markus 6:45-46). Jadi Tuhan Yesus masih mengambil waktu bagi diriNya sendiri untuk “berdoa” kepada BapaNya, sementara murid-muridNya mendahului Dia ke seberang Betsaida. Pada saat hari mulai gelap dan malam, para murid sendirian di tengah laut sedangkan laut bergelora oleh karena kencangnya angin. Dalam situasi itu, mereka melihat Yesus berjalan di atas air, dan mereka ketakutan. Mengapa mereka takut? Karena mereka mengira Dia adalah hantu, demikian keterangan yang ditulis oleh penginjil Markus. Pada saat itulah Yesus berkata: “Aku ini, jangan takut!”

Saudara-saudari terkasih,
Bagi penginjil Yohanes, para rasul harus tahu, bahwa mereka tidak boleh “takut” dalam keadaan apa pun. Mereka sudah melihat dan mengalami kemahakuasaan guruNya yang menggandaan lima roti dan dua ikan; tetapi mereka sekarang ketakutan melihat “sosok hantu” di tengah danau. Karena menurut kepercayaan bangsa Yahudi danau adalah tempat hunian dan digiatkan oleh kuasa-kuasa satani (lihat Ayub 7: 12). Tetapi sebagai Allah, Yesus menguasai gelombang-gelombang laut yang bergelora, dan Ia berjalan di atas air sebagaimana yang disaksikan oleh para muridNya. Bahkan Petrus salah seorang muridNya ingin datang kepada Yesus dengan berjalan di atas air; Yesus mengajaknya turun ke air. Ia sudah berjalan di atas air, tetapi karena kurang beriman, ia nyaris tenggelam di dalamnya. Maka dengan firmanNya: “Aku ini, jangan takut!”, Ia mau menyatakan dirinya sebagai Allah yang berkuasa atas semesta alam, juga atas danau dan laut yang dipercaya sebagai tempat “setan-setan”  dan tempat perhimpunan orang mati. Murid-muridNya harus tahu, Dia adalah Tuhan yang bangkit, bukan hantu.

Saudara-saudari terkasih,
Kita sering mengalami “ketakutan” dalam menghadapi berbagai persoalan-persoalan dalam hidup kita sehari-hari. Persoalan itu bukan harus sesuatu yang besar, tetapi juga hal-hal kecil seperti: “harga-harga sembako” terus melonjak tetapi penghasilan bulanan tidak pernah bertambah. Seorang teman berkata: Mengapa gajiku tetap segitu terus, sementara tuntutan hidup terus bertambah dan rasa-rasanya tidak cukup kami untuk bisa bertahan. Apa yang bisa aku katakan kepada saudaraku ini? Apa cukup kalau aku katakan kepadanya: Saudara, Tuhan tidak pernah tidur; Dia pasti memberikan berkatNya menurut caraNya sendiri. Jangan takut! Nasehat seperti ini sulit diterima oleh akal sehat, dan tidak mudah dicernah secara matematis. Lalu apa yang harus aku katakan kepada dia? Sebagai orang yang beriman, kita memang harus mengimani apa yang diberikan oleh Tuhan adalah yang terbaik; tetapi kita harus terus berikhtiar dan berusaha untuk menyiasati apa yang mungkin terjadi di hadapan kita. Namun terkadang kita lupa, bahwa oleh imanmu, sebenarnya engkau mempunyai Tuhan sangat menicntaimu. Apa yang tidak mungkin dalam pemikiranmu, tidaklah demikian menurut Tuhan. Bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Air laut yang bergelora dan angina kencang yang menggentarkan para muridNya, oleh kedatangan Yesus yang berjalan di atas air dan kehadiranNya membuat lautan menjadi teduh. Menarik untuk disimak apa yang dikatakan penginjil di akhir : Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui. Artinya, kehadiran Yesus membuat segalanya “menjadi dimudahkan”.

Saudara-saudari terkasih,
Dari pihak kita harus ada “kemauan” untuk melibatkan Allah dalam hidup kita. Bukan pikiran dan kalkulasi matematis serta kekuatiran kita yang selalu kita “kedepankan”. Kita harus membiarkan Dia menjadi Tuhan yang berkuasa atas hidup kita; biarkanlah Dia melaksanakan kehendakNya dalam kita menghadapi “problematk” yang tengah kita hadapi. Seorang sahabat bersaksi kepadaku: Kalau dihitung-hitung, penghasilan kami setiap bulan pasti tidak cukup; sementara insentif dari perusahaan atau bos kami tidak kunjung datang. Tetapi kami selalu dicukupi olehNya. Ada saja tangan-tangan yang membantu kami dan kami bersyukur atas cmpur tangan Tuhan yang selalu kami mohon dalam doa. Kami lalu mulai mengerti firmanNya: Aku ini, jangan takut !  Iman kepada campur tangan Tuhan tidak bisa dipecahkan dan dikalkulasi dengan otak, tetapi harus menjadi pengalaman iman, karena kita berserah kepadaNya dan mengandalkan Dia. Biarkanlah Tuhan bertindak, semuanya akan selesai dan akan berakhir indah pada waktunya.


REFLEKSI:
Apakah aku sudah melibatkan Tuhan ketika aku kuatir akan hidup dan masa depanku?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, terimakasih sudah mengingatkan kami untuk mengandalkan campur tangan dan penyertaanMu. Tambahkanlah iman kami kepada Yesus Kristus yang telah wafat dan bangkit bagi kami. Terpujilah namaMu sepanjang masa. Amin.