Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

YESUS ROTI DARI BAPA

BC - 11577G | Selasa, 16 April 2024

Bacaan Hari ini:
Kis.7:51-8:1a
Mzm.31:3cd-4,6ab.7b.8a.17.21ab
Yoh.6:30-35

“Maka kata Yesus kepada mereka:  “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan BapaKu, memberikan kamu roti yang benar dari sorga.”
Yohanes 6:32

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Kita telah mendengar dan mengetahui bahwa Tuhan Yesus menggandakan roti dan memberi makan ribuan orang yang kelaparan; mereka itu makan sampai kenyang, bahkan sisanya banyak sekali. Mereka sangat “menikmati” kejadian itu. Apa yang mereka alami ini, juga dialami oleh nenek moyang mereka yang makan “manna” roti dari sorga pada waktu Musa memimpin mereka melewati padang gurun. Tetapi mereka itu mati seperti orang kebanyakan. Namun Yesus mau mengatakan yang memberi “roti dari sorga” itu adalah BapaNya. Roti yang diberikan oleh BapaNya bukan lagi “manna” yang membuat orang tetap bisa mati, melainkan roti dari sorga itu adalah Dia sendiri. “Karena roti yang dari Allah  ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia. Inilah pernyataan iman umat perdana yang diungkapkan di sini: “Tuhan berikanlah kami roti itu senantiasa!” Sebab Tuhan Yesus telah menyatakan dirinya sebagai “roti dari sorga itu”, katanya: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.”

Saudara-saudari terkasih,
Perikop hari ini adalah bentuk pengajaran iman gereja perdana tentang “roti Ekaristi”, yaitu ketika para murid Yesus dan Bunda Maria serta mereka yang percaya pada Yesus yang bangkit berkumpul dan memecah-mecahkan roti untuk dibagikan di antara mereka. Itulah pengalaman iman gereja perdana di Yerusalem. Pengalaman iman inilah yang diwariskan oleh gereja para rasul dalam tradisi gereja dan sampai kepada kita sampai hari ini. Gereja katolik merayakan Ekaristi setiap hari sepanjang minggu, sepanjang bulan dan sepanjang Tahun. Oleh sakramen Ekaristi, Gereja menyediakan roti hidup sebagai santapan rohani harian bagi seluruh orang-orang yang percaya. Namun harus diakui tidak semua orang bisa mengalami atau tertarik mengalami jamuan “harian” ini karena berbagai kesibukan mereka. Setidak-tidaknya gereja sudah mengingatkan agar umat Allah merayakan Hari Minggu sebagai hari Tuhan, serta mereka merayakan Ekaristi serta menyambut Tubuh Tuhan sekali dalam seminggu, sekurang-kurangnya. PerintahNya adalah: Kuduskanlah Hari Tuhan.

Saudara-saudari terkasih,
Marilah pada hari ini kita sejenak hening dan menyimak kembali Sabda Tuhan Yesus ini: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.” Tuhan Yesus mengundang kita untuk datang kepadaNya dengan jaminan bahwa kita “tidak akan lapar lagi”. Pertanyaannya adalah: Apakah aku mau datang kepadaNya? Pertanyaan selanjutnya : Apakah aku juga mau mengalami sukacita “tidak akan lapar lagi”. Lagi Tuhan Yesus meminta kita untuk percaya kepadanya, supaya kita “tidak haus lagi”. Makan dan minum adalah kebutuhan dasar manusia; kita memerlukannya. Tetapi apa yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus bukan sekedar makan dan minum secara jasmani, melainkan Ia menyediakan santapan rohani yaitu “Tubuh dan DarahNya” sendiri yang dipersembahkan kepada BapaNya dalam perayaan Ekaristi dalam kehadiranNya melalui imam yang merayakan Ekaristi Kudus. Kesadaran inilah yang harus kita bangun, supaya kalau kita hadir untuk merayakan perayaan Ekaristi, bukan sekedar melaksanakan kewajiban semata, melainkan karena rindu untuk “dikenyangkan” oleh Sabda dan Tubuh Tuhan sendiri. Datang dan hadir dalam perayaan Ekaristi menjadi habitus kebutuhan akan Allah yang adalah sumber kehidupan kita. Iman yang dimiliki umat perdana ini : “Tuhan berikanlah kami roti itu senantiasa!”, harus menjadi ungkapan iman kita juga setiap kali kita merayakan Ekaristi Kudus.

Saudara-saudari terkasih,
Kalau toh kita tidak bisa merayakan Ekaristi Kudus setiap hari, setidaknya kita usahakan untuk merayakannya “seminggu sekali” pada hari Minggu. Kemajuan jaman terkadang “bisa” menggeser dan membatalkan keinginan kita untuk meluangkan waktu untuk merayakan perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Contoh: Kita memilih ikut “ramai-ramai” bertamasya atau piknik dengan teman-teman se RT atau RW dan tidak merayakan perayaan Ekaristi. Apalagi kalau ada cuti bersama empat hari atau lima hari dan di antaranya ada hari Minggu, ini menjadi kesempatan untuk liburan keluarga ke daerah wisata atau destinasi favorit lainnya. Biasanya kita melihat di TV ada kemacetan di mana-mana. Apakah ini tidak boleh? Saya tidak mau menjawabnya. Hal yang bisa kukatakan adalah: usahakanlah dalam “masa bahagia” liburan panjang itu, di mana pun kita berada, kita “menjadwalkan” atau mengagendakan juga untuk “mampir” ke rumah Tuhan dan ambil bagian merayakan Ekaristi di tempat atau destinasi tujuan liburan kita. Masuk akal kan usulan ini? Harus ada kerinduan dalam setiap pribadi Kristen untuk datang kepada Tuhan pada hari Minggu agar dikenyangkan oleh Tubuh Tuhan sendiri, yang menjanjikan “hidup abadi”. Tuhan memberkati


REFLEKSI:
Apakah aku memiliki kerinduan untuk datang merayakan Ekaristi pada hari Tuhan?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, semoga kami rindu untuk menyambut Tubuh dan darah Yesus setiap hari Minggu, supaya kami tidak lapar lagi dan tidak haus lagi. Bantulah kami untuk memupuk kerinduan akan hidup abadi yang dijanjikan Kristus, Tuhan kami. Amin.