Bacaan Hari ini:
Ayb.38:1.8-11
Mzm.107:23-24.25-26.28-29.30-31
2Kor:5:14-17
Mrk.4:35-41
Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
Markus 4:39-40
Saudara-saudari terkasih,
Injil Markus menceritakan bahwa pada waktu Yesus bersama kedua belas murid sedang berada dalam sebuah perahu. Melalui cerita ini, penulis injil Markus mau memperlihatkan kuasa Yesus yang maha besar. Namun dalam kisah ini muncul ketegangan antara alam yang mengamuk, yakni taufan, ombak dan air dengan Yesus yang sedang tidur di buritan. Saat itu, murid-murid sedang berada dalam sebuah bahaya yang sangat besar, sementara Yesus sedang tidur. Murid-murid Yesus dilanda oleh sebuah agin taufan serta ombak yang dahsyat dan tidak ada yang mampu menolong mereka. Dalam keadaan yang gawat darurat, para murid ingat dan sadar bahwa ada Yesus, sang Guru yang mereka kagumi dan percayai. Para murid pun berusaha membangunkan Yesus dan melaporkan masalah serius dan mahaberat yang sedang mereka alami. Para murid merasa bahwa Yesus seolah-olah tidak peduli dan tidak memperhatikan masa depan mereka.
Saudara-saudari terkasih,
Jikalau dibaca dalam situasi dan pemahaman orang Israel tentang Allah, kisah angin ribut yang diredakan oleh Yesus memiliki makna keimanan yang jelas. Sebab bagi orang-orang Israel, Allah adalah penguasa langit dan bumi. Allah yang hidup dan dirasakan kehadiran-Nya dalam kehidupan sejarah bangsa Israel merupakan penguasa atas alam semesta.Kekuatan Allah ditampakkan dalam meredakan laut yang bergelora. Kitab mazmur bab tiga puluh tiga menggambarkan kekuasaan Allah dengan berkata: “Oleh firmanTUHAN langit telah dijadikan,oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya. Allah mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan, Allah menaruh samudera raya ke dalam wadah. Sementara Kitab Mazmur bab enam puluh lima mengatakan: Engkau Tuhan, yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan-Mu, sedang pinggang-Mu berikatkan keperkasaan; Engkau Tuhan, yang meredakan deru lautan,deru gelombang-gelombangnya dan kegemparan bangsa-bangsa! Sedangkan dalam kitab Ayub dikatakan: Bila Allah membendung air, keringlah semuanya; bila Allah melepaskannya mengalir, maka tanahdilandanya.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam hidup sehari-hari baik di tempat kerja, dalam keluarga maupun dalam masyarakat, kita sering kita menjadi lengah atau lalai. Sering kita menganggap bahwa kehidupan dalam dan bersama Tuhan Yesus, memang seharusnya seperti itu. Artinya kita meyakini bahwa Allah sendirilah yang akan menjaga, menolong, memberkati kita maupun keluarga kita. Kita lupa bahwa ditengah kehidupan keluarga, Gereja maupun masyarakat, kita semua mempunyai kemungkinan untuk menemui beragam badai kehidupan. Ada saat dimana Tuhan Yesus mengajak kita untuk bertolak ke tempat lain, bertolak ke laut yang lebih dalam dan meninggalkan kenyamanan. Mungkin kita mengalami masalah di tempat bekerja atau keluarga sakit yang tak kunjung sembuh, anak-anak yang jatuh dalam perangkap obat-obat terlarangatau bahkan mungkin kita dikucilkan dari pergaulan sosial karena kita beragama Kristiani Dalam menghadapi situasi seperti itu, sebagai ciptaan yang diberi akal budi, tentu kita akan berupaya sekuat tenaga agar mampu menghadapi badai kehidupan. Dan yang tidak kalah penting, kita harus ingat akan Yesus yang siap menolong kita.
REFLEKSI:
Apakah selama ini kita sudah berusaha untuk melibatkan Tuhan Yesus dalam menghadapi badai kehidupan yang datang silih berganti?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah penguasa alam semesta, langit dan bumi. Dengan kekuasaan-Mu yang besar, Engkau mampu menaklukan badai maupun ombak yang besar. Bantulah kami umat-Mu supaya kami percaya bahwa Engkau tidak membiarkan kami menghadapi badai seorang diri.Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.