Bacaan Hari ini:
Yes.1:10-17
Mzm.50:8-9.16bc-17.21.23
Mat.10:34-11:1
Yesus bersabda: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.”
Matius 10:34
Saudara-saudara terkasih
Salah satu murid Yesus yang membawa pedang ke dunia adalah Santo Bonaventura. Ia masuk Ordo Saudara-saudara Dina Fransiskan. Ia dikirim untuk belajar filsafat dan teologi. Baginya, belajar berarti berdoa, sehingga terus menerus merenung. Ia terus memelihara kesegaran otak dan kesehatannya agar dapat dimanfaatkan demi mengabdi kepada pengetahuan suci. Ketika diangkat sebagai pemimpin tertinggi ordo Fransiskan, ia mengusahakan persatuan di antara para pengikut Fransiskus. Ia menertibkan berbagai kebiasaan salah yang menyusup ke dalam ordo. Ia mengutus saudaranya mewartakan Yesus yang tersalib ke Afrika, India, Mongolia. Bonaventura berhasil menyatukan kembali Gereja Yunani dan Gereja Latin. Ia menulis karya-karya yang sangat mendalam isinya. Pedang yang dibawa Bonaventura bukanlah untuk berperang dengan manusia lain, tetapi untuk memperbaiki Ordo Fransiskan agar kembali ke ajaran Santo Fransiskus. Bonaventura membawa pedang yang mempersatukan Gereja Yunani dan Gereja Latin yang sebelumnya berdiri sendiri-sendiri. Apa yang dilakukan Bonaventura tersebut tentu saja tidak mudah dan penuh pertentangan.
Saudara-saudara Terkasih
Kehadiran Yesus ke dunia, tanpa diduga dinyatakan untuk memisahkan seorang anak dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya. Bahkan Yesus menyampaikan bahwa musuh seseorang ialah orang-orang seisi rumahnya. Waduh, begitu tidak terduga yang disampaikan Yesus itu. Yesus seperti melawan norma-norma umum tentang hubungan dalam sebuah keluarga yang penuh kasih. Apa yang dikehendaki Yesus sebenarnya? Mengasihi orang tua kita tentu saja seharusnya kita lakukan, tetapi bagi Yesus, mereka yang mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada Yesus, ia tidak layak menjadi murid Yesus. Para orang tua yang mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada mengasihi Yesus, ia tidak layak bagi Yesus. Apa yang salah dari hubungan orang tua dan anak, mertua dan menantu. Bukankah setiap orang berasal dari sebuah keluarga yang tinggal bersama di dalam sebuah rumah? Bukankah Yesus juga lahir dan berkembang dalam kasih Santo Yusuf dan Santa Maria di Nazaret?
Saudara-saudara Terkasih
Yesus tentu saja sangat mendukung keluarga-keluarga yang penuh kasih. Yesus hendak menekankan pentingnya hubungan iman dengan Yesus lebih daripada hubungan manusiawi. Sayangnya, banyak umat yang mengaku murid Yesus tidak tahu apa yang dilakukan Yesus, sehingga tidak tahu apa yang harus diikuti dari hidup dan kepribadian Yesus. Seperti para rasul yang pernah meminta kedudukan di dalam kerajaan yang hendak dibangun Yesus, banyak umat juga mengira akan mendapatkan kemuliaan, kekayaan, kekuasaan jika menjadi pengikut Yesus. Tentu saja harapan ini benar-benar salah. Yesus bersabda: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Inilah yang harus dilakukan murid-murid Yesus, karena Yesus sendiri juga melakukan semua hal itu. Yesus sudah memanggul salib-Nya. Yesus sudah kehilangan nyawa-Nya. Yesus bahkan juga sudah dibangkitkan dari antara orang mati. Maukah kita mengikuti jalan salib Yesus agar kita dibangkitkan kembali dari antara orang mati?
REFLEKSI
Apakah kita sudah tahu konsekuensi pengikut Yesus?
Apakah kita mau menyebarkan kasih kepada sesama kita?
MARILAH KITA BERDOA
Ya Tuhan, kami sering salah dalam menilai ajaran Yesus. Bagi Yesus, hidup di dalam keluarga adalah sumber berkat berlimpah. Namun Yesus hendak mengingatkan bahwa keluarga-keluarga tersebut mendapatkan berkatnya dari Yesus sendiri. Yesus mengingatkan keluarga-keluarga untuk tetap bergantung kepada berkat Tuhan sendiri. Engkaulah Tuhan kami. Kini dan sepanjang masa. Amin.