Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

DIBAYAR LUNAS

BC - 11674G | Senin, 22 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Kid.3:1-4a
 2Kor.5:14-17
Mzm.63:3-4.5-6.8-9
Yoh.20:1-2.11-18
( Pesta St. Maria Magdalena )

“Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari? Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepadaNya: “Tuan jikalau Engkau yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambilnya.”
Yohanes 20:15

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Tuhan Yesus menyebut Maria Magdalena dengan sebutan ibu. Ini sebuah penghargaan yang tinggi yang diberikan oleh Yesus kepadanya. Dalam paham Perjanjian Baru, disebutkan sukacita dan kesusahan perempuan yang mengandung, melahirkan dan menyusui anaknya; ia cemas akan masa depan anaknya atau menangisi anak-anak yang telah tiada. Mungkin kecemasan Maria Magdalena tentang dirinya dan kehilangan dirinya, menempatkan Maria sebagai seorang ibu yang sangat mencintai diriNya.”Mengapa engkau menangis?” jawaban Maria kepada “penunggu taman itu” : “Tuan jikalau Engkau yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambilnya.” Maria tidak ingin kehilangan kekasihnya itu, sekalipun Dia sudah mati dan dikuburkan. Hilangnya jazad Yesus menambah kecemasannya. Cintanya kepada Yesus, gurunya begitu besar. Dan Yesus menjawab cinta itu dengan menyebutkan namanya: “Maria!” Suara itu sangat dikenalnya. Itu suara Yesus. Jawabnya : Rabuni! Guru!

Saudara-saudari terkasih,
Hari ini gereja kudus merayakan pesta santa Maria Magdalena. Maria adalah seorang pendosa atau dikenal sebagai wanita tuna susila; Yesus menerima dia dan menjadikan seorang “ibu” yang sangat mencintai “kehidupan”; ia tidak rela dan ia tidak siap menerima kenyataan bahwa Yesus-nya mati di kayu salib dan dikuburkan. Pagi-pagi buta setelah hari Sabat lewat, pada hari Minggu, ia mencari orang yang sangat berarti dalam hidupnya itu. Apa yang didapatinya? Ia sudah tidak ada. Makamnya kosong dan ada dua orang “malaikat” di situ. Kepada mereka ia bertanya, di mana Yesus berada? Tapi ia tidak mendapat jawaban. Jawaban itu justeru datang dari seoramg penjaga taman yang tidak lain dan tidak bukan adalah Yesus yang sedang dicarinya. Getar suara khas Yesus yang memanggil namanya membuat pendengarannya menjadi peka; ini adalah suara Yesus-nya, Rabuni-nya, Guru-nya. Kecemasannya telah dibayar lunas oleh Yesus yang menghargai cintanya yang melampaui cinta para muridNya.

Saudara-saudari terkasih,
Maria Magdalena adalah orang pertama dan wanita pertama yang melihat Yesus yang bangkit pada hari ketiga seperti sabda Kitab Suci. Dan kepada wanita yang begitu besar cintanya itu, Yesus, Tuhan yang bangkit dari wafatNya, memberikan perintah kepada Maria, kataNya: “…pergilah  kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, AllahKu dan Allahmu.” Perintah itu segera ditaatinya dan dialah yang bersaksi kepada Perus dan kawan-kawanya, katanya: “Aku telah melihat Tuhan.” Maria memberikan kesaksian bahwa Yesus itu tidak mati, melainkan bahwa Dia hidup dan dia telah berbicara dengan Dia; Dialah yang mengutusnya untuk menemui para muridNya yang  ketakutan dan tidak punya harapan setelah Yesus dihukum salib. Kabar kebangkitan Yesus ini dicatat oleh keempat penginjil kudus; namun hanya Yohaneslah yang mencatat kisah perjumpaan Maria Magdalena dan Yesus dan bagaimana Maria telah menunjukkan bakti dan cintanya kepada Rabuni-nya. Cinta Yesus untuk pertobatannya telah menggerakkan hati Maria untuk membayar lunas cinta Guru-nya itu. Ia tidak punya rasa takut, harus pergi sendirian ke makamNya; dia tidak peduli pada orang-orang yang telah menghukum mati Yesus; ia mau menemui Yesus dan memberikan penghormatan terhadap jenasah Yesus. Tapi yang dicarinya bukan “orang mati”, melainkan “Tuhan yang bangkit” dan yang menyatakan Dia hidup ketika Ia menyebut namanya penuh kasih. Usaha dan pengorbanannya tidak sia-sia.

Saudara-saudari terkasih,
Kepada saudariku yang menyandang nama Maria Magdalena aku ucapkan selamat pesta nama; banggalah dengan nama itu dan jadilah pribadi Kristen yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan kita Yesus. Seorang wanita yang dibaptis dewasa beberapa tahun yang lalu, ketika persiapan terakhir akan dibaptis, ditanya oleh pengampuhnya: “Nama baptismu sudah ada?” Wanita berumur 30-an itu berkata singkat: “Maria Magdalena.” Ketika ditanya, mengapa memilih nama itu, dia menjawab: “Saya ingin bertemu dengan Yesus secara pribadi seperti santa Maria Magdalena!” Mengapa? Karena saya tidak lebih baik dari santa pelindungku itu, dan Yesus telah mengabulkan doaku untuk segera menjadi “anak-Nya” melalui sakramen baptis. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan wanita itu selanjutnya; yang aku dengar, ia aktip melayani di paroki tempat dia dibaptis di malam Paskah. Apa yang dapat kita pelajari dari santa Maria Magdalena? Saya kira cukup jelas: mencintai Yesus dengan sungguh-sungguh, tidak ada rasa takut untuk mengabdi dan melayani Yesus. Menjadi pengikut Tuhan Yesus berarti  sunguh-sungguh mencintai Dia apapun keadaannya.

REFLEKSI:
Apakah aku sudah berusaha mencintai Yesus tanpa digentarkan oleh apa pun?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, terimakasih sudah memberi teladan melalui santa Maria Magdalena yang membalas cinta Yesus dengan cinta yang agung. Tambahkanlah cinta kami kepada Yesus dan tambahkan iman kami kepada Dia, Juruselamat kami. Amin.