Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

SABDA YANG DITABURKAN

BC - 11676G | Rabu, 24 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
Yer.1:1.4-10
Mzm.71:2-3-4a.5-6ab.15a.17
Mat.13:1-9

“Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang serratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat , ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.”
Matius 13:8-9

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Dalam karya pelayananNya, Tuhan Yesus mengajar orang-orang yang datang kepadaNya. Ia menjelaskan tentang Hukum Taurat, Ia menerangkan banyak hal tentang kasih BapaNya dengan disertai mujizat atau tanda yang diadakanNya; Ia juga mengajar mereka dengan perumpamaan-perumpamaan. Salah  satunya tentang “seorang penabur” yang menaburkan benih. Jangan dibayangkan bahwa benih itu ditabur di lading atau di sawah, melainkan benih itu ditaburkan begitu saja. Penabur itu menabur saja dan berharap benih itu tumbuh dan menghasilkan buah. Ketika ia melalui jalanan, ia menabur; ketika ia melewati tanah berbatu, ia menabur; ketika ia melewati semak belukar, ia menabur; ketika ia melewati tanah yang subur, ia pun menabur. Tuhan Yesus menambahkan dalam perumpamaan itu, tentang “nasib” benih yang ditaburkan begitu saja itu; ada yang dipatuk burung, ada yang tidak tumbuh baik dan layu, ada yang susah tumbuh dan terhimpit, tapi ada juga yang bertumbuh subur dan menghasilkan buah melimpah.

Saudara-saudari terkasih,
Apa arti dari perumpamaan itu? Tuhan Yesus lalu menjelaskan bahwa benih yang ditaburkan itu adalah firman Tuhan, tanah yang menerimanya adalah hati manusia. Tiap-tiap orang yang menerima, belum tentu menyambut dengan baik dan menyimpannya dengan benar juga. Orang yang mendengar firman Tuhan itu, cara penerimaannya berbeda-beda. Ada yang mendengar firman, tetapi ketika ditanya “apa isi firman itu?”, dijawabnya ringan saja: lupa! Ada juga yang sudah mendengar dengan gembira, tetapi mereka tidak memeliharanya dan juga tidak  melaksanakannya. Mereka mendengar, tetapi tidak mempraktekkannya. Ada juga yang sudah mendengar dengan sungguh-sungguh, tetapi mereka tidak tumbuh dalam hidup rohaninya. Ada juga yang mendengar dengan baik dan menyimpan dalam hatinya dan melaksanakannya juga dalam hidup mereka dan memberi pengaruh pada kehidupan yang ada di sekitarnya. Dengan demikian orang-orang yang menerima perumpamaan Yesus itu “perlu” memiliki telinga dan hati yang baik. “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.”

Saudara-saudari terkasih,
Mari kita cek dan re-cek tentang hal-hal yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus di masa kita dewasa ini. Sebagai orang katolik, kita diundang untuk merayakan ekaristi kudus setiap hari, khususnya pada hari Minggu dan hari-hari besar yang disamakan dengan hari Minggu. Setidaknya ada tiga bacaan dalam misa atau perayaan ekaristi pada hari Minggu. Bacaan pertama, biasanya dari kitab Perjanjian Lama; bacaan kedua biasanya dari kitab Perjanjian Baru, selain Injil, dan bacaan ketiga adalah salah satu dari ke empat Injil yang kanonik yaitu: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Setelah perayaan ekaristi selesai dan kita pulang, pertanyaan sederhana ini mungkin bisa untuk membuktikan “kehadiran” kita di dalam perayaan ekaristi itu. Bacaan pertama diambil dari kitab apa? Bacaan keduanya dari surat apa? Dan bacaan injilnya karangan siapa? Itu pertanyaan dasar saja. Kalau yang ini saja belum bisa kita jawab, apalagi “isi” dari bacaan2 itu apa? Bacaan firman itu adakalanya diterangkan oleh imam dalam homili atau kotbah; apakah masih ingat isi kotbahnya? Apa yang dapat kita bawa pulang untuk diterapkan dalam kehidupan kita sebagai orang katolik? Yesus menghendaki apa dari hidup kita? Kalau kita tidak hadir dengan “kesadaran” dan mendengarkan firman yang diwartakan, maka dampaknya terhadap kehidupan kita pun hampir dipastikan tidak ada.

Saudara-saudari terkasih,
oleh Tuhan Yesus hari ini: “Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang serratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat , ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” Kehadiran kita secara penuh, sadar dan aktip dalam merayakan liturgi ekaristi atau ibadat sabda di lingkungan kita masing-masing sangat menentukan “buah-buah” yang dihasilkan untuk kehidupan kita. Kita sudah datang ke gereja untuk merayakan ekaristi, itu sudah baik; kita sudah hadir dalam pertemuan lingkungan itu juga sangat dianjurkan. Akan tetapi ketika kita tidak “mendengarkan” firman dengan baik dan meresapkannya dengan penuh kerendahan hati, dampak dari firman itu bagi kehidupan kita dapat diragukan. Iman itu timbul dari pendengaran. Ketika kita tidak menyediakan hati dan pendengaran kita dengan penuh konsentrasi dan minat yang penuh cinta, maka dampak yang dihasilkannya pun kurang. Melalui berbagai kesempatan Gereja Katolik secara melimpah mewartakan firman Tuhan, terutama Injil suci. Yang mau disentil dan ditegurkan kepada kita hari ini: bagaimana kita menyediakan telinga kita untuk menyambut firman itu. Marilah kita bersyukur atas limpahan firman Tuhan yang disediakan untuk kita, supaya kita menghasilkan banyak buah.


REFLEKSI:
Apakah aku sudah secara sadar, penuh minat dan aktip mendengarkan firman Tuhan?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, kami berterimakasih karena melalui perumpamaan tentang penabur ini, Tuhan Yesus mengingatkan dan menyentil kami untuk bersungguh-sungguh menyambut kehendakMu dalam firmanNya yang disabdakannya. Bantulah kami menyediakan telinga dan hati kami untuk itu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.