Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

BERKORBAN DAN MELAYANI

BC - 11677G | Kamis, 25 Juli 2024

Bacaan Hari ini:
2Kor.4:7-15
Mzm.126:1-2abc.3.4-5.6
mat.20:20-28
( Ps. S. Yakobus.Ras )

“Yesus berkata kepada mereka: “Cawanku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya.”  
Matius 20:23

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Bukan sebuah kebetulan bahwa saya – saat ini  - tinggal di lingkungan gereja yang pelindungnya adalah Santo Yakobus. Dan sudah menjadi kebiasaan di tempat kami untuk memperingati pesta nama lingkungan ini secara bersama-sama dengan merayakan Ekaristi Kudus di dalam lingkup lingkungan kami. Belum terlalu lama saya berada di lingkungan ini, tetapi saya berusaha untuk melibatkan diri secara aktif sebisaku dan semampuku. Saya mengenal santo Yakobus sebagai salah seorang dari 12 orang  murid Tuhan Yesus. Yang dimaksud di sini adalah Yakobus “tua” anak Zebedeus, dan mungkin juga anak Salome, kakak Yohanes, yang bersama dengannya disebut “anak guruh”. Bersama dengan Petrus dan Yohanes, Yakobus menjadi salah satu saksi khusus pada saat-saat penting dalam kehidupan Tuhan Yesus. Trio atau tiga serangkai ini hadir ketika Yesus “membangkitkan putri Yairus”; mereka juga yang hadir di atas gunung yang tinggi dan melihat Yesus berubah rupa dengan “kemilau cahaya” yang sukar digambarkan, disaksikan oleh Elia dan Musa. Yakobus ini menjadi martir dengan cara dipenggal di masa pemerintahan raja Herodes Agripa I, antara tahun 41 dan 44 Masehi.

Saudara-saudari terkasih,
Dalam injil hari ini kita mendengar permintaan ibu dari anak-anak Zebedeus kepada Tuhan Yesus, katanya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang di sebelah kiriMu.” Ketika Tuhan Yesus bertanya, apakah mereka sanggup minum cawan yang akan diminumNya, mereka menjawab: sanggup! Tetapi inilah firman Yesus kepada ibu yang merasa perlu memperjuangkan hak-hak anaknya: “Cawanku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya.” Muncullah kecemburuan di antara murid-murid Yesus yang lain. Yesus menegaskan kepada mereka, inilah yang penting dan utama: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, ia harus menjadi pelayanmu…”

Saudara-saudari terkasih,
Kisah yang telah ditulis oleh Markus (10:35-45) diperhalus oleh penginjil Matius; semula menurut Markus, Yakobus dan Yohaneslah yang meminta kepada Yesus secara langsung, tetapi dalam versi Matius, ibu merekalah yang meminta “posisi istimewa” kepada Yesus. Namun hal yang lebih penting yang harus menjadi perhatian kita hari ini, bahwa Tuhan Yesus menghendaki baik Yakobus maupun Yohanes dan semua rasul yang lain, juga kita untuk menerima “tantangan” Tuhan Yesus ini: “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Jawaban tegas  mereka – ibu Zebedeus, Yakobus dan Yohanes - : “Kami dapat!” Sikap tegas untuk menerima tantangan Yesus ini haruslah kita terima dan kita janjikan kepada Tuhan Yesus. Kami sanggup menerima tantanganMu ya Tuhan, meminum piala penderitaan yang Kau harapkan dari kami. Bukankah Engkau sendiri yang mengatakan: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku!” (Markus 8”34b) Yakobus dan Yohanes sudah mendengar firman ini, dan mereka menyadari penuh tuntutan ini; mereka siap mengikuti jalan Salib yang telah dilalui oleh guru mereka. Inilah catatan sejarah yang membenarkan sumpah setia mereka yang sanggup minum cawan yang diminum oleh Yesus; mereka mati sebagai martir.

Saudara-saudari terkasih,
Menarik juga untuk disimak, bahwa Tuhan Yesus tidak menghendaki terjadi pertengkaran di antara mereka seolah-olah ada yang lebih hebat dan yang lebih berjasa dalam hal mengikuti Yesus. Maka Tuhan Yesus menegaskan, bahwa mereka semua harus menjadi pribadi yang “siap melayani” di tempat terdepan, seperti Yesus yang “datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan untuk banyak orang.” Melayani seperti Yesus itu menjadi pusat kesibukan orang-orang Kristen. Dalam lingkungan gereja ada yang menjadi ketua lingkungan atau wakil, ada yang menjadi bendahara dan ada yang menjadi seksi sibuk lainnya, tetapi tidak sedikit yang menjadi anggota biasa. Kalau kita mendirikan sebuah tembok, kita membutuhkan batu, semen, pasir, air dan tukang bangunan. Setelah tembok itu jadi dan berdiri tegak, di mana “batu”, di mana “semen”, di mana “pasir”, di mana “air, di mana “tukang bangunan”? Yang ada adalah “Tembok” yang kokoh, yang indah, yang ….. Demikian pula dalam karya pelayanan mengikuti Yesus, tidak penting “siapa” melakukan apa, tetapi “apa” yang sudah aku sumbangkan untuk pembangunan gereja. “Melayani” sesuai porsi yang aku bisa, berkorban semampuku; yang dibutuhkan adalah partisipasimu, bukan egomu: aku dapat apa kelak? Hanya Bapa yang menetapkan apakah kita pantas menerima upah oleh karena kesetiaan kita.


REFLEKSI:
Apakah aku mau berkorban dan melayani dengan tulus seperti Yesus melayani aku?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, ampunilah kami kalau kami merasa sudah berjasa dalam tugas-tugas kami. Berilah kami karendahan hati, semangat berkorban dan  melayani sepenuh hati sesuai kemampuan kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami Amin.