Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

YESUS KRISTUS JURUSELAMAT

BC - 11695g | Senin, 12 Agustus 2024

Bacaan Hari ini:
Yeh.1:2-5.24-2:1a
Mzm.148:1-2.11-12.13.14
Mat.17:22-27

“Ketika Yesus dan murid-muridNya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: “Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?” Jawabnya: “Memang membayar.”
Matius 17:24-25a

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Saya yakin bahwa kita pernah mendengar ungkapan ini: orang bijak taat pajak. Membayar pajak adalah bentuk cinta tanah air dan juga ketaatan kita kepada pemerintah. Pajak atau bea cukai atau upeti bukanlah produk zaman sekarang saja. Hal itu sudah menjadi bagian sistem yang ada dalam kehidupan bangsa-bangsa di Timur Tengah, termasuk kerajaan-kerajaan yang disebut oleh Alkitab, khususnya kitab Perjanjian Lama. Sebagai contoh saja: Peristiwa kelaparan 7 tahun di Mesir berhasil diatasi oleh kebijakan bayar pajak selama 7 tahun  kelimpahan. Yusuf menetapkan pemungutan pajak sebesar seperlima dari hasil pertanian dan perkebunan di seluruh Mesir (Kejadian 41:43), Adapun tujuannya agar selama masa paceklik Mesir memiliki kecukupan cadangan makanan. Tujuan pemungutan pajak itu untuk kesejahteraan rakyat. Seorang Pemungut cukai, yang dianggap sebagai kaki tangan penjajah Roma menanya Petrus, apakah gurunya juga membayar bea Bait Allah sebesar dua dirham? Dijawab Petrus: “Memang membayar.”

Saudara-saudari terkasih,
Pembayaran pajak Bait Allah merupakan tuntutan Taurat yang masih dipegang pada masa itu oleh mayoritas Bangsa Yahudi. Semua orang yang berusia 20 tahun ke atas harus membayar setengah syikal atau dua dirham sebagai uang pendamaian atas dosa (Keluaran 30:11-16).  Meskipun Yesus tidak mempunyai dosa apa pun yang harus ditebus, Ia hadir di dunia ini sebagai manusia serupa dengan kita orang yang berdosa. Supaya tidak menjadi batu sandungan bagi orang banyak, Tuhan Yesus membayar bea Bait Allah sebagaimana ditanyakan oleh pemungut cukai. Yang menarik perhatian saya, Tuhan Yesus tidak meminta uang kepada Yudas sebagai pemegang khas kelompok dua belas yang menjadi rasul Tuhan Yesus. Yesus menyuruh Petrus untuk memancing ikan, dan dari hasil pancingan pertamanya, Petrus harus membuka mulut ikan itu, dan ia akan menemukan 4 dirham. PesanNya: dua dirham untuk melunasi pajak Petrus dan dua dirham untuk membayar kewajiban gurunya Yesus. Mujizat penangkapan ikan ini dikenal dengan “mujizat uang di mulut ikan”

Saudara-saudari terkasih,
Ikan yang ditangkap oleh Petrus itu dari jenis Tilapia yang banyak terdapat di danau Galilea; jenis ikan ini sering disebut “ikan santo Petrus”. Ikan ini biasanya melindungi anak-anaknya agar tidak dimangsa predator dengan menyimpan dalam mulutnya. Terkadang ada hal lain yang masuk ke dalam mulut ikan itu. Tetapi Tuhan Yesus memastikan kepada Petrus, pada ikan pertama yang dipancingnya ada sekeping mata uang logam yang bernilai empat dirham, sebutannya “Tetradrachm”. Dengan uang itu cukuplah bagi Yesus dan Petrus untuk memenuhi kewajiban membayar bea untuk Bait Allah; dua dirham untukNya dan dua dirham lain untuk Petrus. Tuhan Yesus tidak hanya membayar untuk diriNya bea Bait Allah itu, tetapi Dia juga menyelamatkan muridNya dari kewajiban yang sama, agar mereka tidak menjadi batu sandungan. Sebagai warga masyarakat Yahudi, Beliau tetap merendahkan diri dan tetap memenuhi kewajiban sebagaimana yang  seharusnya dilakukan oleh setiap orang Yahudi yang sudah genap berusia 20 tahun.Tetapi mengapa Yesus harus mengambil Koin logam itu dari mulut ikan. Ikan dalam Bahasa Yunani adalah ICHTYS (baca : Iktus). Dalam pemahaman tradisi gereja kata itu diberi kepanjangan Iesous Christos  Theou Huios Soter (baca: Yesus Kristos Teu Huios Soter), yang artinya Yesus Kristus Putra Allah sang Penyelamat. Bahkan pada masa lalu menurut santo Tertulianus, orang-orang Kristen menyatakan dirinya sebagai “ikan-ikan kecil, menurut citra Ikhtus, yaitu Yesus Kristus, dan mereka dilahirkan kembali dari air.

Saudara-saudari terkasih,
Ada dua catatan penting yang mengingatkan saya akan pesan injil hari ini: Pertama, Tuhan Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan; oleh kedua bahan itu lima ribu orang tidak termasuk perempuan dan anak-anak dikenyangkan karena Yesus memberkatinya. Kedua, Tuhan Yesus juga mengatakan tentang kewajiban membayar pajak, kataNya: Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah. Saya mencoba memahami pesan Injil hari ini, bagaimana Tuhan Yesus menggunakan symbol Ikan yang kemudian ditangkap oleh para teolog bahwa Yesus sendirilah yang “menyelesaikan” persoalan yang dihadapi dan bahwa Yesus memberikan teladan yang benar, bahwa orang harus menunaikan kewajibannya untuk membayar pajak kepada negara, tetapi kita diingatkan juga untuk menyembah Allah, sebab Allah di dalam Yesus Kristus, AnakNya dan Juruselamat dunia, telah menyelamatkan kita dari dosa. Bukan bea Bait Allah yang menebus dosa-dosa manusia, melainkan Tuhan Yesus Kristus-lah Sang Juruselamat kita.


REFLEKSI:
Apakah aku dalam hidupku tidak menjadi batu sandungan untuk sesamaku?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, pada hari ini kami diingatkan Tuhan Yesus akan tugas kami sebagai warga negara yang baik dan menjadi berkat untuk sesama kami. Tambahkanlah iman kami kepada Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.