Bacaan Hari ini:
Lukas 7:11a.13
Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Dan ketika Tuhan Yesus melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Yesus berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
Lukas 7:11a.13
Saudara-saudari terkasih,
Kisah Yesus menyembuhkan anak dari seorang janda di Nain ini sungguh-sungguh sangat menggemparkan penduduk kota Nain dan sekitarnya. Sebab selama bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun bahkan beratus-ratus tahun, orang-orang di kota Nain dan sekitarnya belum pernah melihat seseorang yang penuh kuasa, sehingga mampu membangkitkan orang yang sudah meninggal. Tetapi orang-orang Israel yang tinggal di kota Nain tentu saja sudah mendengar cerita tentang kehebatan nabi Elia dalam Perjanjian Lama. Nabi Elia termasuk salah satu tokoh hebat yang bisa membangkitkan anak seorang janda di Sarfat. Namun kisah itu sudah terjadi beratus-ratus tahun yang lalu. Maka bisa saja orang Israel berpikir bahwa kisah membangkitkan orang mati, hanyalah cerita kuno yang sulit untuk dipercaya. Tetapi ketika mereka melihat dengan mata kepada mereka sendiri bagaimana Yesus membangkitkan orang muda itu, mereka pun takjub dengan berkata: Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.
Saudara-saudari terkasih,
Tuhan Yesus berkenan untuk menyembuhkan anak dari seorang janda di Nain itu karena tergerak oleh belas kasihan. Dan kalau kita membaca seluruh injil, Yesus seringkali membuat mukjizat atau melakukan sebuah keajaiban karena didorong oleh belas kasihan. Belas kasihan menjadi sifat Allah yang sungguh kuat. Sifat belas kasih merupakan sebuah perasaan kasih sayang yang muncul dari hubungan yang akrab dan mesra dengan Allah. Jadi semakin dekat, akrab dan mesra hubungan seseorang dengan Allah, maka semakin besar pula belas kasih dalam diri orang tersebut. Sebaliknya orang yang jauh dari Allah, tidak akrab dan tidak dekat dengan Allah, akan sedikit sekali atau bahkan tidak memiliki belas kasih. Kita pun dapat melihatnya dalam diri Yesus. Karena belas kasih-Nya yang begitu besar dan kuat, Yesus mau menyentuh tempat jenasah. Padahal menurut aturan agama orang Israel, dengan menyentuh jenasah akan membuat seseorang menjadi najis atau kotor. Orang yang dalam kondisi najis tidak bisa bertemu dengan Tuhan. Tetapi, Yesus membiarkan dirinya menjadi najis demi menunjukkan belas kasih Allah.
Saudara-saudari terkasih,
Umat manusia saat ini termasuk kita umat Katolik dan Kristen kurang memiliki belas kasih seperti yang Tuhan Yesus tunjukkan. Dalam situasi dunia saat ini, tentu saja kita rindu melihat tokoh-tokoh penting dalam Gereja seperti Bunda Teresa dari Calkuta, India. Beliau tidak merasa jijik atau takut untuk menyentuh orang-orang di daerah Calkuta, India yang sakit, kotor dan bau. Pada saat orang-orang di Calkuta sendiri tidak peduli dengan mereka yang sakit, para gelandangan dan orang miskin yang bau, kotor dan tidak terawat; Bunda Teresa justru hadir dengan penuh belas kasih yang sangat besar. Ibu Teresa memiliki belas kasih yang besar karena kedekatan dan keakrabannya dengan Yesus. Walalupun Ibu Teresa sangat sibuk menolong dan mendampingi orang-orang, beliau tidak pernah lupa berdoa khususnya mengikuti perayaan ekaristi setiap hari. Sebab beliau sadar bahwa belas kasih yang dia miliki itu berasal dari Allah. Belas kasih itu akan hilang atau menjadi kering, jika seseorang menjauhkan dirinya dari Allah. Dan itulah yang terjadi dengan kita. Kita kurang memiliki belas kasih Allah karena kita memilih untuk menjauhkan diri dari Allah.
REFLEKSI:
Apakah selama ini kita sudah berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan doa yang teratur, sehingga kita memiliki belas kasih Allah?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau tergerak oleh belas kasihan untuk membangkitkan anak dari seorang janda di Nain. Bantulah kami umat-Mu supaya kami pun memiliki belas kasih kepada sesama dengan menolong mereka yang menderita dan berkekurangan serta mengampuni sesama kami. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.