Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

YANG TERBESAR

BC - 11744C | Senin, 30 September 2024

Bacaan Hari ini:
Ayb.1:6-22
Mzm.17:1-3.6-7
Luk.9:46-50
( Pw S. Hieronimus.ImPhjG )

Yesus bersabda: “Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”
Lukas 9:48

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus 
Pada suatu ketika timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Namun, Yesus mengetahui pikiran mereka, karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya. Yesus bersabda, “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Karena yang terkcil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” Yohanes berkata, “Guru, kami melihat seorang mengusir setan demi nama-Mu. Kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Yesus bersabda, “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.”

Saudara-saudara terkasih 
Salah orang kudus yang dirayakan Gereja Katolik pada hari ini sungguh-sungguh membentuk dirinya sebagai seorang pengikut Yesus. Santo Hieronimus sejak kecil sudah dididik dengan kebiasaan hidup Kristiani dan bekerja keras. Sakramen Permandian martir dan para Rasul. Hieronimus memilih hidup dalam kesunyian di padang gurun untuk belajar dan meningkatkan hidup rohaninya dengan berdoa dan berpuasa. Berkat kemajuan hidup rohaninya yang besar, ia ditahbiskan menjadi imam. Karena pengetahuannya yang luas dan mendalam tentang Kitab Suci dan kecakapannya dalam bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani, Hieronimus ditugaskan oleh Paus untuk membuat terjemahan baru atas seluruh isi Alkitab dari bahasa Yunani dan Ibrani ke dalam bahasa Latin. Hasil terjemahannya sangat baik dan disukai banyak orang, sehingga disebu Vulgata, yang berarti populer. Gereja sampai sekarang mengakui terjemahannya itu sebagai terjemahan resmi dan sah. Hieronimus dikenal sebagai seorang pembela iman dari berbagai aliran bidaan dan pembimbing rohani. Dari segala penjuru datanglah banyak orang untuk mendapatkan bimbingannya dalam masalah ketuhanan dan Kitab Suci. Hieronimus terus giat menulis dan mengajar hingga wafatnya dan diakui sebagai Pujangga gereja yang besar. Teladan hidup Santo Hieronimus mengajarkan bahwa menjadi pengikut Kristus ditunjukkan dengan sungguh-sungguh menjalani hidup rohani dan mencintai Kitab Suci. Bagi kita yang hidup dua ribu tahun setelah masa Yesus hadir di dunia, Kitab Suci inilah yang menjadi jalan kita mengenal Yesus, ajaran, dan karya-Nya.

Saudara-saudara Terkasih
Ternyata Yesus tidak mensyaratkan hal-hal yang hebat untuk dinyatakan sebagai murid-Nya. Yesus hanya ingin kerendahhatian. Mengapa rendah hati menjadi penting? Karena Yesus sendiri sungguh berendahhati dalam ketaatan kepada Bapa-Nya. Yesus tinggalkan semua yang dimiliki-Nya sebagai Allah Putra. Yesus bersedia menjadi manusia ragawi – duniawi, bahkan menderita sengsara dan wafat seperti layaknya manusia. Apa yang bisa lebih diturunkan dari seorang manusia? Kesombongannya! Manusia selalu membanggakan bahwa dirinya lebih dari manusia lain. Aku kaya, kamu miskin. Aku berpangkat, kamu hanya rakyat. Aku sarjana, kamu cuma Sekolah Dasar. Aku berjasa, kamu tanpa makna. Semangat manusiawi pada umumnya ini sungguh berlawanan dengan semangat Yesus. Itulah sebabnya Yesus tidak menyukai para murid-Nya yang hendak menyatakan dirinya sebagai murid yang paling dikasihi, yang paling penting, yang paling pandai, yang paling berjasa bagi karya-karya Yesus.

Saudara-saudara Terkasih
Tindakan Yesus yang meletakkan seorang anak kecil di tengah-tengah mereka menunjukkan bahwa memiliki sifat seperti anak kecil itulah yang menjadi ciri pengikut Yesus. Seorang anak kecil tidak pernah mengangkat dirinya lebih tinggi daripada orang lain. Yang dibutuhkan seorang anak kecil hanyalah rasa aman dan nyaman bersama orang yang mengasihinya. Itu sudah cukup. Yesus hendak mengajak para murid-Nya untuk hanya mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Bukankah Tuhan tidak pernah meninggalkan kita? Semestinya, kita selalu merasa aman dan nyaman karenanya. Masalahnya, banyak orang tidak mempercayakan hidupnya kepada Tuhan. Mereka mencari kekuasaan lain yang dianggap mampu menyelamatkan hidup mereka. Manusia berebutan kekuasaan di berbagai bidang. Dengan memiliki kekuasaan mereka dapat memiliki uang. Dengan memiliki uang mereka dapat mengatur banyak orang agar taat kepadanya dan agar dapat membeli sebanyak mungkin harta benda. Namun, bukankah umur manusia diatur oleh alam dengan batas waktu? Jika kemudian, kita menjadi sakit, tua, tak berdaya, menjadi sia-sialah semua yamg pernah kita kumpulkan tadi. Semestinya kita beriman bahwa Tuhan mengasihi kita. Ia akan memenuhi kebutuhan kita secukupnya kebutuhan kita. Rasul Paulus pernah menasehatkan demikian: yang mengumpulkan banyak tidak akan berkelebihan, yang mengumpulkan sedikit tidak akan berkekurangan. Cukuplah kasih Tuhan bagi kita. Inilah spiritualitas seorang anak kecil. Cukup rasa aman dan nyaman bersama orang tuanya.


REFLEKSI
Apakah kita ingin menjadi yang terbesar di antara murid-murid Yesus?
Apakah hidup kita mewartakan karya Yesus?

MARILAH KITA BERDOA
Ya Tuhan, kami sibuk berupaya menjadi murid Yesus yang terbesar. Namun, hidup kami jauh dari ajaran Yesus. Kami tidak seperti kanak-kanak yang mempercayakan hidupnya kepada Tuhan. Ajarlah kami menjadi kanak-kanak. Engkaulah Tuhan kami. Kini dan sepanjang masa. Amin.