Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

JANGAN MENYESATKAN

BC - 11786G | Senin, 11 November 2024

Bacaan Hari ini:

Tit.1:1-9

Mzm.24:1b-2.3-4ab05-6

Luk.17:1-6

( Pw.S Martinus dr Tours, Usk )

“Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah.”
Lukas 17:1b-2

† Putera dan Dalam nama Bapa dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Mungkin kita masih ingat akan ungkapan ini: “Malu bertanya, sesat di jalan.” Peribahasa ini mau mengatakan sebuah nasehat kepada kita untuk mencari informasi yang cukup kalau kita tidak atau kurang mengetahui tujuan yang hendak kita capai. Namun mungkin kita pernah mendengar lagu “dangdut” miliknya Ayu Ting-Ting yang judulnya “Alamat Palsu”? Dalam lagu itu ternyata petunjuk yang diberikan adalah “tidak sesuai” dengan harapan si pencari alamat. Alamat yang dicari bukan saja salah, melainkan alamatnya palsu atau tidak benar, sehingga orang yang ingin menemukan seseorang tidak dapat berjumpa dengannya. Para leluhur kita memberikan nasehat yang sangat baik untuk orang-orang yang ingin mengetahui alamat yang hendak dituju; ia harus berani bertanya, bukan malu-malu atau takut bertanya. Kalau seperti itu ia akan mudah tersesat. Apakah ada penyesatan? Fakta membuktikan, bahwa ada saja orang yang iseng, atau bahkan sengaja memanfaatkan kelemahan orang lain sebagai kesempatan untuk menyesatkannya.

Saudara-saudari terkasih,
Dalam kasus criminal yang ditayangkan oleh sebuah TV swasta, ada seorang ibu yang sedang mencari anaknya di kota; ibu itu sepertinya akan ditolong untuk dibawa ke tempat tinggal anaknya dengan memboncengnya dengan motor. Tapi ternyata ibu dibawa ke tempat yang sunyi, ia dirampok dan ditinggalkan begitu saja. Demikian pengakuan ibu itu di kantor polisi setelah ditemukan orang yang sedang melintas di tempat kejadian dan kemudian menolong ibu yang dirampok itu. Apakah ini yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus melalui firmanNya hari ini? Bisa jadi. Menurut saya, Tuhan Yesus sedang menaruh rasa iba dan peduli kepada mereka yang disebut orang-orang “tidak cukup” pemahaman akan hidup sebagai orang beriman. Mereka ini dengan kepolosan hatinya ingin bertemu dengan Tuhannya. Tugas para pengikut Yesus adalah membantu mereka, bukan malah menjerumuskannya.

Saudara-saudari terkasih,
Saya menemukan nada “marah” dalam firman Tuhan Yesus hari ini. Coba kita dengar sekali lagi: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah.” Tuhan tidak suka pada orang-orang yang berperilaku tidak benar kepada mereka rentan untuk di-manfaat-kan karena “kelemahan” yang ada pada mereka. Mereka yang “miskin” pengetahuan ini adalah orang-orang yang sangat mudah di-eksploitasi oleh orang-orang “pandai atau pintar”. Orang seperti itu tidak boleh diberi peluang untuk melakukan tindakan jahat-nya; bahkan Tuhan menegaskan bahwa orang “jahat” ini sebaiknya “dibinasakan” saja dengan cara ditenggelamkan ke dasar laut. Yesus mengatakan ini  untuk Yudas yang berkianat: “Adalah lebih baik jika orang seperti ini tidak dilahirkan ke dunia ini”. (Matius 26:24) Tuhan benci kejahatan, tetapi juga orang yang memiliki “sifat satani”, yang menghendaki yang jahat. Setan itu sudah mencobai Yesus setelah Ia berpuasa 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum menunaikan tugas pastoralnya di tengah-tengah bangsaNya sendiri. “Jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu!”, firmanNya kepada setan. Apakah setan berhenti mencobai? Tidak. Lukas menulis: “Setelah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari padaNya dan menunggu waktu yang baik.” (Lukas 4:13). Dia masih akan menjalankan tugas penyesatan melalui para pengikutnya. Orang yang mewarisi sifat-sifat setan ini harus “di-tiada-kan” dari atas bumi ini.

Saudara-saudari terkasih,
Apakah Tuhan sangat marah sehingga tidak ada “ampun” bagi orang seperti itu? Tidak. Tuhan tetap membuka kesempatan bagi orang-orang yang disesatkan iblis itu untuk bertobat. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus sesudah berkata seperti itu: “Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.” Tuhan marah atas penyesatan, tetapi kalau seseorang menyadari kesalahan dan ketersesatannya dan bertobat, dia harus diberi kesempatan. Saya ditanya: mengapa anda tidak bisa mengampuni? Jawabnya : pasti bisa. Pertanyaannya, apakah orang yang bersalah kepadaku itu menyadari kesalahannya dan mau minta maaf. Bagaimana saya memaafkan, kalau orangnya saja tidak merasa bersalah dan mau minta ampun, Tuhan juga tidak mengampuni dia, kalau orang menolak menerima Dia sebagai Allahnya. Itulah yang disebut “dosa yang tidak dapat diampuni”. Jangan sesat, supaya engkau tidak binasa karena “kedegilan hatimu”. Tuhan itu baik. Dia mahapengampun.


REFLEKSI:
Apakah aku berusaha hidup baik dan tidak menjadi batu sandungan untuk orang lain?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, lepaskanlah kami dari yang jahat yang ada dalam diri kami. Bantulah kami untuk bertobat dan memperbaiki diri dari segala dosa yang pernah kami perbuat. Kami menyesal, ampunilah kami. Demi Kristus Tuhan kami.  Amin.