Bacaan Hari ini:
3Yoh.5-8
Mzm.112:1-2.3-4.5-6
Lul.18:1-8
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.
Lukas 18:1-2
Saudara-saudari terkasih,
Dalam budaya bangsa Israel, janda adalah gambaran untuk kelompok manusia atau orang-orang yang lemah dan tidak berdaya. Dalam kelemahannya, janda itu hanya mengharapkan bantuan hakim supaya hakim itu bertindak adil atas dirinya. Hal yang sama terjadi dengan para pengikut Yesus, termasuk kita umat Kristiani. Kita termasuk orang yang lemah dan tak berdaya. Satu-satunya yang bisa kita harapkan dan andalkan adalah Allah. Maka tidak ada cara lain, selain terus menerus berdoa memohon bantuan dan belas kasih Allah. Dan kita harus belajar dari janda yang tidak takut dan selalu berusaha mendesak hakim agar membela perkaranya. Tentu saja Allah yang kita imani jauh lebih baik daripada hakim yang kejam dan jahat. Sebab permintaan lewat doa terus-menerus menunjukkan kesungguhan dan kemauan kita. Jika kita menunjukkan kesungguhan kita, maka Allah akan mengabulkannya. Allah bukan hakim yang jahat, yang tidak peduli dengan kebutuhan kita manusia. Allah tidak mengulur-ulur waktu bila kita berseru minta pertolonganNya.
Saudara-saudari terkasih,
Berdoa tidak jemu-jemu menunjukkan bahwa kita sangat membutuhkan Tuhan dan tidak ada pribadi lain yang dapat menolong kita dalam kesulitan yang sedang kita alami. Melalui doa yang tidak putus-putusnya juga, Allah hendak menguji sejauh mana kita membutuhkan sesuatu yang kita doakan. Sebab Allah tidak ingin apa yang Dia berikan kepada kita, kita sia-siakan. Namun demikian, tidak semua doa dikabulkan oleh Allah. Sebagai Bapa yang baik, Allah tahu apa yang paling kita butuhkan. Seperti sikap orang tua kepada anak-anaknya. Sebagai contoh, orang tua yang baik, tidak akan memberi ijin kepada anak-anaknya untuk mengendarai sepeda motor di jalan raya, jika anak yang bersangkutan baru latihan naik motor atau karena anaknya belum punya SIM. Sebab hal itu akan membahayakan keselamatan anak itu sendiri dan orang lain di jalan raya. Allah juga tidak akan mengabulkan doa-doa kita, bila apa yang kita minta tidak sesuai dengan kehendak Tuhan atau apa yang kita minta bisa membahayakan hidup kita. Tetapi meski demikian, berdoa tidak jemu-jemu sangat kita butuhkan. Berdoa tidak jemu-jemu, membawa banyak manfaat.
Saudara-saudari terkasih,
Ada seorang umat yang mengeluh karena doanya tidak dikabulkan oleh Tuhan. Lalu umat itu menemui seorang Romo paroki dan berkata: ”Romo, kenapa ya, doa saya tidak dikabulkan oleh Tuhan.” Mendengar pertanyan itu, Romo tersebut mengajukan sebuah pertanyaan: ”Memang apa yang Bapak minta kepada Tuhan.” Umat itu menjawab: ”banyak romo. Saya minta kepada Tuhan, agar rejeki saya bertambah. Saya juga minta agar anak-anak saya bisa sekolah.” Lalu Romo kembali bertanya: ”sudah berapa kali Bapak berdoa dengan permintaan yang banyak tersebut.” ”Saya berdoa cuma dua kali romo,” jawab umat itu. Kemudian romo menjelaskan bahwa: ”doa yang kita panjatkan kepada Allah tidak serta merta dijawab oleh Allah. Terkadang kita harus belajar sabar, menunggu doa-doa kita dikabulkan. Terkadang juga, untuk permohonan kita yang banyak dan berat, tidak cukup kita berdoa satu atau dua kali. Kita harus memintanya berkali-kali tanpa bosan. Orang yang cepat bosan adalah tanda bahwa orang itu belum dewasa imannya. Jika kita belum dewasa imannya, maka doa kita sulit dikabulkan.
REFLEKSI:
Apakah selama ini kita sudah berdoa tidak jemu-jemu, ataukah kita berdoa sekedar aturan agar kita tidak dianggap tidak beragama?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajarkan supaya kami umatMu berdoa tidak jemu-jemu. Tambahkanlah iman kami, sehingga kami percaya dan yakin bahwa apa yang kami mohon akan Engkau kabulkan. Buatlah kami menyadari betapa pentingnya berdoa dengan tidak jemu-jemu. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.