Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

IMAN YANG MENYELAMATKAN

BC - 11794N | Senin, 18 November 2024

Bacaan Hari ini:
Why.1:1-4;2:1-5a
Mzm.1:1-2.3.4.6
Luk.18:35-43

Yesus bertanya : ”Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu : ”Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya : ”Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!”
Lukas 18:41-42

† Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Setiap peristiwa penyembuhan dan mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus selalu berawal dari iman seseorang. Dalam bacaan injil Lukas pada hari ini kita mendengar kisah seorang pengemis yang buta. Pengemis yang buta ini sedang duduk di pinggir jalan. Suatu ketika Yesus pergi ke Yerikho dan melewati tempat di mana pengemis yang buta itu ada. Pada saat si pengemis mendengar bahwa Yesus ada di dekatnya, pengemis buta itu berseru : "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor orang buta itu supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Dan seketika itu juga melihatlah orang buta itu, lalu orang buta tersebut mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.

Saudara-saudari terkasih,
Pengemis yang buta bisa mendapatkan apa yang dia kehendaki yakni kesembuhan pada matanya. Tetapi kesembuhan yang dia peroleh harus melalui perjuangan dan usaha yang pantang menyerah. Sebagai pengemis tentu dia kurang mendapat perhatian dan rasa hormat dari orang lain. Orang-orang biasanya menganggap remeh keberadaannya sebagai seorang pengemis. Pengemis dianggap sebagai sampah masyarakat. Keberadaannya sebagai pengemis diperberat oleh kondisi fisiknya yang buta. Sebagai orang buta, dia tidak bebes. Pengemis yang buta itu sangat mengandalkan orang lain. Namun Yesus memuji iman si pengemis yang buta. Sebab walaupun banyak orang yang menegur dan menyuruh dia supaya diam, si pengemis yang buta itu semakin keras berseru dan memohon pertolongan Yesus. Dia tidak malu dan tidak takut terhadap orang banyak yang tidak menghargainya. Sebaliknya Yesus menunjukkan rasa hormat kepadanya.

Saudara-saudari terkasih,
Rasa hormat Yesus kepada si pengemis terlihat dari pertanyaan yang Yesus ajukan kepadanya : "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Pertanyaan Yesus ini bukan pertanyaan basa-basi atau pertanyaan asal-asalan. Kalau kita bertemu dengan pengemis, biasanya kita langsung memikirkan bahwa mereka membutuhkan uang, materi atau makanan. Dan yang lebih parah lagi kita tidak mempedulikan dan tidak menaruh rasa hormat kepada mereka yang mengemis. Tetapi Yesus memperlihatkan sikap yang berbeda. Walau sebagai pengemis, orang itu pasti membutuhkan uang atau makanan. Yesus ingin mengetahui apa yang paling dibutuhkan oleh pengemis yang buta itu. Hasilnya di luar dugaan kita, si pengemis tidak meminta uang maupun makanan. Pengemis yang buta itu memohon agar bisa melihat. Permintaan orang itu dikabulkan oleh Yesus. Yesus berkata kepadanya : "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Dalam sekejab orang buta itu dapat melihat. Yang dia lihat tidak hanya hal-hal yang duniawi namun pengemis yang buta itu bisa  melihat kuasa dan kebaikan Allah.

Saudara-saudari terkasih,
Kehidupan umat manusia tidak hanya cukup dengan makanan, pakaian, harta atau rumah yang mewah. Ada hal yang tidak kalah penting yakni perhatian, kasih sayang dan penghargaan. Dalam hubungan dengan orang tua dan anak sering terjadi percekcokan dan perselisihan. Orangtua merasa bahwa mereka telah menunjukkan rasa cinta dengan memberi uang dan menyekolahkan anak. Kemudian orang tua jarang atau tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang dan bercanda dengan anak-anak. Padahal anak-anak tidak hanya membutuhkan uang tetapi juga perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka. Perhatian dan kasih sayang tidak bisa digantikan uang dan materi. Perhatian dan kasih sayang terwujud lewat pengorbanan dan ketulusan dalam memberi diri. Kita semua memiliki pengalaman saat kita menerima dari orang lain sesuatu barang atau benda. Jika apa yang diberikan orang tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita maka kita menerimanya dengan terpaksa atau dengan rasa kurang suka. Sebaliknya kita senang jika kita menerima sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita.


REFLEKSI:
Apakah selama ini kita sudah berjuang dan berkorban dengan iman untuk memperoleh apa yang paling kita butuhkan dalam hidup kita?

MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, kami terkadang buta dan tidak mampu melihat apa yang paling dibutuhkan oleh sesama kami terutama orang-orang yang ada di sekeliling kami. Berikanlah kami iman yang kuat dan kokoh agar kami tidak malu dan tidak takut dalam memperoleh apa yang kami harapkan. Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.