Bacaan Hari ini:
Why.4:1-11
Mzm.150:1b-2.3-4.5-6
Luk.19:11-28
Kata tuan kepada hamba itu : ”Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota”.
Lukas 19:17
Saudara-saudari terkasih,
Yesus memuji sikap hamba pertama dengan menyebutnya sebagai hamba yang baik dan setia. Sebagai hadiah hamba pertama yang menghasilkan sepuluh mina mendapat kekuasaan atas sepuluh kota. Hamba kedua yang menghasilkan lima mina mendapat kekuasaan atas lima kota. Hamba yang ketiga yang hanya menyimpan uang mina sehingga tidak menghasilkan apa-apa, dihukum oleh raja. Raja menyebutnya sebagai hamba yang jahat sebab hamba itu telah memikirkan hal-hal yang negatif dan tidak berusaha melakukan sesuatu. Hamba yang ketiga tidak menunjukkan niat dan usaha yang baik. Karena itu uang mina yang dia miliki diambil dan diberikan kepada hamba pertama yang sangat giat dan rajin berusaha. Hamba yang pertama dan kedua telah setia dalam perkara kecil sehingga mereka layak untuk menerima perkara atau tanggung jawab yang lebih besar. Sedangkan hamba ketiga yang tidak setia dalam perkara kecil, tidak diberikan tanggung jawab dalam hal-hal yang lebih besar. Hamba ketiga gagal dalam tugas.
Saudara-saudari terkasih,
Menjadi orang yang baik dan setia tidak mudah. Di dunia ini banyak sekali orang yang pandai atau pintar tetapi sedikit yang baik dan setia. Banyak orang gagal untuk setia. Mengapa demikian? Untuk menjadi orang yang setia dibutuhkan pengorbanan. Perceraian dengan mudah terjadi dimana-mana. Sebab orang tidak tahan disakiti dan dilukai. Mereka tidak mau mengorbankan harga diri, gengsi dan kemarahan sesaat. Sekarang ini manusia termasuk umat Kristiani dengan mudah mengingkari janji atau sumpah. Meskipun sumpah itu dilakukan dihadapan Tuhan dan disaksikan oleh banyak orang termasuk anggota keluarga. Banyak orang Katolik dan Kristen yang tidak setia dengan imannya. Mereka tidak mau berkorban untuk hidup miskin dan sederhana sehingga menempuh jalan singkat menjadi orang kaya dengan cara korupsi. Ada juga umat Kristiani yang tidak mengembangkan diri dan menjalankan tanggug jawabnya dengan baik dan setia. Mereka langsung ingin menjadi orang besar dan terhormat. Padahal menjadi orang besar dan terhormat dimulai dengan menjadi orang yang kecil, hidup sederhana dan pantang menyerah. Jabatan yang tinggi dan besarpun dimulai dari jabatan paling rendah.
Saudara-saudari terkasih,
Kita pernah mendengar cerita orang sukses yang mulai dari hal-hal kecil. Salah satunya adalah pak Domi (nama samaran). Pak Domi hanya tamatan SMA. Karena tidak punya biaya untuk kuliah, dia langsung mencari pekerjaan sehingga bisa segara mendapatkan uang. Maklum orang tua pak Domi bukan orang kaya. Pak Domi bekerja di sebuah perusahaan yang besar. Awalnya pak Domi mendapat tugas di bagian kebersihan. Sehari-hari pak Domi bekerja menyapu dan mengepel seluruh ruangan bersama tiga orang temannya. Walaupun hanya berkerja sebagai tukang bersih, pak Domi menjalankan tugasnya dengan baik. Pekerjaan pak Domi yang rapi dan bersih mendapat perhatian dari bosnya. Lima tahun berselang pak Domi diangkat sebagai pengawas kebersihan. Pekerjaan pak Domi ini terus dipantau oleh pimpinanya. Sampai suatu saat pak Domi disuruh kuliah oleh bosnya. Setelah kuliah pak Domi diangkat sebagai wakil pimpinan. Namun pak Domi tidak menjadi sombong. Pak Domi tetap kerja dengan baik dan setia.
REFLEKSI:
Apakah aku selalu berusaha menjadi orang yang baik dan setia atau sebaliknya menjadi orang yang malas?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memberikan tanggung jawab kepada kami mulai dari hal-hal yang kecil. Bantulah kami agar menjadi hamba yang baik dan setia dalam perkara-perkara yang kecil sehingga pada saatnya kami layak untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.