Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

IKUTLAH AKU

BC - 11805C | Saturday, 30 November 2024

Bacaan Hari ini:
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus KristusPada suatu ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea. Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Saudara-saudara terkasih  Salah satu orang Yahudi yang kemudian mengikut Yesus adalah Santo Andreas. Sebelumnya Andreas adalah murid Yohanes Pembabtis. Karena Yohanes mengatakan kepada para muridnya, bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang dinantikan Israel, Andreas kemudian mengikuti dan menjadi murid Yesus. Andreas lah yang mengajak Petrus kepada Yesus. Mereka berdua adalah murid-murid Yesus yang pertama. Ketika beberapa orang Yunani hendak bertemu Yesus, Andreas lah yang membawa mereka kepada Yesus. Andreas yang membawa seorang anak lelaki kecil kepada Yesus, karena memiliki lima roti dan dua ikan di mana Yesus akan membuat mukjijat penggandaan roti kepada lima ribu orang. Karena keutamaannya ini, Santo Andreas dijuluki sebagai “pengantar kepada Kristus”. Andreas hadir bersama para rasul untuk menantikan Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Dari seorang nelayan di pinggir danau Genesaret, Andreas menjadi seorang martir. Ia digantung pada sebuah salib berbentuk huruf X dengan diikat saja, tanpa dipaku. Salib itu kemudian dinamakan “Salib Andreas”. Sama seperti gurunya, Andreas pun mengalami kesengsaraan dan wafat di kayu salib. Inilah petunjuk nyata bahwa seseorang benar-benar mengikuti Yesus. Menjadi refleksi bagi kita yang mengaku sebagai pengikut Yesus, apakah kita sudah meninggalkan hidup kita yang lama dan memakukan dosa-dosa kita di kayu salib hidup kita masing-masing? Ataukah salib-salib yang kita miliki hanya merupakan  sebuah asesoris, atau perhiasan agar menarik? Ataukan salib itu hanya menjadi identitas sosial kita belaka?

Saudara-saudara TerkasihTuhan, kapankah Engkau memanggilku untuk mengikuti-Mu? Pertanyaan itu sering kita sampaikan dalam perjalanan hidup kita. Menyimak panggilan Yesus kepada Andreas ketika Andreas masih menjadi murid Yohanes, menunjukkan bahwa Yesus setiap saat memanggil kita melalui berbagai cara yang sering tidak kita sadari. Tentu saja hanya sedikit orang yang dipanggil Yesus secara langsung. Sebagian  besar dipanggil dengan perantaraan orang lain, peristiwa sosial, kejadian alamiah, ajaran Gereja, ilmu pengetahuan. Panggilan Yesus kepada kita bersifat personal, sesuai situasi zaman di mana kita berada. Romo Mangunwijaya adalah seorang imam dengan latar belakang ilmu Arsitektur. Ia terpanggil memperbaiki rumah-rumah di bantaran Kali Code di tengah kota Yogya. I.J. Kasimo terpanggil dalam bidang kebangsaan dengan mendirikan Partai Katolik dan Universitas Atma Jaya. Petrus Kanisius Ojong dan Jacob Oetama terpanggil menyuarakan ajaran Gereja Katolik dalam hidup bermasyarakat dengan mendirikan koran Kompas. Jika kita cukup peka, panggilan Yesus dalam hidup kita akan terdengar nyaring.

Saudara-saudara TerkasihYesus memanggil setiap dari kita untuk mengikuti-Nya. Untuk mendengarkan panggilan itu kita harus menepikan diri dalam suasana sepi. Bukankah dalam Kitab Suci juga sering dituliskan bahwa Yesus pergi ke tempat-tempat sunyi untuk berdoa. Inilah yang perlu kita lakukan: berdoa di tempat sunyi. Sabda Yesus: “Jika kamu berdoa masuklah ke kamarmu dan tutuplah pintu.” Kita tidak perlu pergi ke gunung, hutan, padang pasir, gua untuk bertapa seperti pada masa-masa lampau. Kita tidak perlu hidup di ruangan tertutup rapat. Yesus juga memanggil dalam kehidupan kita sehari-hari, di antara perjalanan kita, di antara kesibukan menyelesaikan tugas, di antara percakapan dengan beberapa orang. Jadi, apa yang dimaksud dengan tempat yang sunyi dan dengan berdoa? Berdoa di tempat sunyi tidak harus meninggalkan keramaian dunia, tetapi dengan membuka mata iman kita  bahwa Yesus bisa memanggil kita kapanpun, dengan cara apapun, untuk tujuan apapun. Apakah di pagi hari kita bersyukur kepada Tuhan? Apakah di perjalanan kita memohon keselamatan? Apakah ketika bekerja kita memohon bantuan Roh Kudus? Apakah ketika menerima uang dari pekerjaan kita mensyukurinya?


 REFLEKSIApakah kita lebih menyibukkan diri dengan kenikmatan hidup kita?Apakah kita sudah menyepi untuk berdoa mendengarkan panggilan Tuhan?

MARILAH KITA BERDOAYa Tuhan, Engkau selalu memanggil kami dalam berbagai waktu dan tempat. Namun, kami lebih menikmati hidup duniawi kami. Utuslah Roh Kudus-Mu agar hati kami semakin pekan akan panggilan-Mu. Engkaulah Tuhan kami. Yang hidup dan berkuasa. Kini dan sepanjang masa. Amin.


 


Yesus bersabda: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Matius 4:19


† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Pada suatu ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea. Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.


Saudara-saudara terkasih 
Salah satu orang Yahudi yang kemudian mengikut Yesus adalah Santo Andreas. Sebelumnya Andreas adalah murid Yohanes Pembabtis. Karena Yohanes mengatakan kepada para muridnya, bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang dinantikan Israel, Andreas kemudian mengikuti dan menjadi murid Yesus. Andreas lah yang mengajak Petrus kepada Yesus. Mereka berdua adalah murid-murid Yesus yang pertama. Ketika beberapa orang Yunani hendak bertemu Yesus, Andreas lah yang membawa mereka kepada Yesus. Andreas yang membawa seorang anak lelaki kecil kepada Yesus, karena memiliki lima roti dan dua ikan di mana Yesus akan membuat mukjijat penggandaan roti kepada lima ribu orang. Karena keutamaannya ini, Santo Andreas dijuluki sebagai “pengantar kepada Kristus”. Andreas hadir bersama para rasul untuk menantikan Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Dari seorang nelayan di pinggir danau Genesaret, Andreas menjadi seorang martir. Ia digantung pada sebuah salib berbentuk huruf X dengan diikat saja, tanpa dipaku. Salib itu kemudian dinamakan “Salib Andreas”. Sama seperti gurunya, Andreas pun mengalami kesengsaraan dan wafat di kayu salib. Inilah petunjuk nyata bahwa seseorang benar-benar mengikuti Yesus. Menjadi refleksi bagi kita yang mengaku sebagai pengikut Yesus, apakah kita sudah meninggalkan hidup kita yang lama dan memakukan dosa-dosa kita di kayu salib hidup kita masing-masing? Ataukah salib-salib yang kita miliki hanya merupakan  sebuah asesoris, atau perhiasan agar menarik? Ataukan salib itu hanya menjadi identitas sosial kita belaka?


Saudara-saudara Terkasih
Tuhan, kapankah Engkau memanggilku untuk mengikuti-Mu? Pertanyaan itu sering kita sampaikan dalam perjalanan hidup kita. Menyimak panggilan Yesus kepada Andreas ketika Andreas masih menjadi murid Yohanes, menunjukkan bahwa Yesus setiap saat memanggil kita melalui berbagai cara yang sering tidak kita sadari. Tentu saja hanya sedikit orang yang dipanggil Yesus secara langsung. Sebagian  besar dipanggil dengan perantaraan orang lain, peristiwa sosial, kejadian alamiah, ajaran Gereja, ilmu pengetahuan. Panggilan Yesus kepada kita bersifat personal, sesuai situasi zaman di mana kita berada. Romo Mangunwijaya adalah seorang imam dengan latar belakang ilmu Arsitektur. Ia terpanggil memperbaiki rumah-rumah di bantaran Kali Code di tengah kota Yogya. I.J. Kasimo terpanggil dalam bidang kebangsaan dengan mendirikan Partai Katolik dan Universitas Atma Jaya. Petrus Kanisius Ojong dan Jacob Oetama terpanggil menyuarakan ajaran Gereja Katolik dalam hidup bermasyarakat dengan mendirikan koran Kompas. Jika kita cukup peka, panggilan Yesus dalam hidup kita akan terdengar nyaring.


Saudara-saudara Terkasih
Yesus memanggil setiap dari kita untuk mengikuti-Nya. Untuk mendengarkan panggilan itu kita harus menepikan diri dalam suasana sepi. Bukankah dalam Kitab Suci juga sering dituliskan bahwa Yesus pergi ke tempat-tempat sunyi untuk berdoa. Inilah yang perlu kita lakukan: berdoa di tempat sunyi. Sabda Yesus: “Jika kamu berdoa masuklah ke kamarmu dan tutuplah pintu.” Kita tidak perlu pergi ke gunung, hutan, padang pasir, gua untuk bertapa seperti pada masa-masa lampau. Kita tidak perlu hidup di ruangan tertutup rapat. Yesus juga memanggil dalam kehidupan kita sehari-hari, di antara perjalanan kita, di antara kesibukan menyelesaikan tugas, di antara percakapan dengan beberapa orang. Jadi, apa yang dimaksud dengan tempat yang sunyi dan dengan berdoa? Berdoa di tempat sunyi tidak harus meninggalkan keramaian dunia, tetapi dengan membuka mata iman kita  bahwa Yesus bisa memanggil kita kapanpun, dengan cara apapun, untuk tujuan apapun. Apakah di pagi hari kita bersyukur kepada Tuhan? Apakah di perjalanan kita memohon keselamatan? Apakah ketika bekerja kita memohon bantuan Roh Kudus? Apakah ketika menerima uang dari pekerjaan kita mensyukurinya?

 REFLEKSI
Apakah kita lebih menyibukkan diri dengan kenikmatan hidup kita?
Apakah kita sudah menyepi untuk berdoa mendengarkan panggilan Tuhan?

MARILAH KITA BERDOA
Ya Tuhan, Engkau selalu memanggil kami dalam berbagai waktu dan tempat. Namun, kami lebih menikmati hidup duniawi kami. Utuslah Roh Kudus-Mu agar hati kami semakin pekan akan panggilan-Mu. Engkaulah Tuhan kami. Yang hidup dan berkuasa. Kini dan sepanjang masa. Amin.