Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

MENGAPA NAJIS?

BC - 11879G | Rabu, 12 Pebruari 2025

Bacaan Hari ini:
Kej.2:4b-9,15-17
Mrk.7:14-23


“Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarkanlah: Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.”
Markus 7:14-15

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Dalam kehidupan kita bermasyarakat di Indonesia, kita sering mendengar kata ini: Najis dan Halal. Mayoritas penduduk Indonesia yang pemeluk agama muslim memerlukan panduan bagi pemeluknya tentang apa yang najis dan apa yang halal. Sertifikasi “halal” dicantumkan dalam kemasan barang-barang yang diperjualkan di pasar dan mall atau supermarket. Bahkan di kedai masakan khusus menu babi juga ada pengumuman: Masakan ini tidak halal untuk orang-orang muslim. Menarik untuk kupikirkan: bahwa pada masa itu di kalangan bangsa Israel, bahkan sampai hari ini, mereka menajiskan sejumlah hewan dan darah atau makanan yang tidak layak konsumsi, karena dianggap dapat menajiskan. Apakah hari ini hal itu masih berlaku juga. Bagi orang muslim daging babi adalah najis, jadi mereka mengharamkannya; orang Kristen, Hindu dan beberapa pemeluk agama lain tidak mempermasalahkannya. Menarik petikan anekdot yang dikatakan seorang komedian ini: Makanan haram tidak boleh disantap, Uang haram masuk rekening tidak masalah!

Saudara-saudari terkasih,
Tuhan Yesus mau mengoreksi pandangan ini: Sejak semula Allah menjadikan segala sesuatu untuk makanan manusia. Tidak ada yang dikatakan : ini najis itu halal. Kecuali satu: Jangan engkau makan buah yang ada di tengah taman itu, nanti kamu mati, firman Tuhan. Tuhan Yesus menegaskan ini:” Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” Di sini Tuhan bicara soal makanan yang boleh dimakan atau tidak; Tuhan merujuk pada firman Allah bahwa semua disediakan Allah sebagai makanan untuk kehidupan manusia. Tuhan Yesus tidak bicara tentang “tawaran media social” tentang judi online atau blue film dan pornografi, yang dapat mengotori jiwa manusia. Konteksnya terbatas pada “makanan itu” boleh dimakan sebab itu tidak akan menajiskan manusia. Yang menajiskan itu segala sesuatu yang keluar dari dalam hati manusia:“pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan.”

Saudara-saudari terkasih,
Perlu diingat, bahwa pada waktu penciptaan, Allah menjadikan segala sesuatu dan Allah melihat bahwa semuanya itu “baik”. Dalam refleksi teologis penulis Kitab Kejadian, para teolog yang disebut kaum Yahwist dan Elohist, mereka menggambarkan bahwa Allah menjadikan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Allah menciptakan bukan membuat; dan dari FirmanNya ia menjadikan segala sesuatu yang “direnungkan dan akhirnya” ditulis oleh pengarang Kitab Suci dalam Kitab Kejadian: Allah menjadikan segala sesuatu untuk mencukupi kebutuhan manusia, dan mereka boleh memakan semuanya itu. “Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji ; itulah yang akan menjadi makananmu” (Kejadian 1:29) Allah telah mengingatkan kepada manusia pertama: Adam dan Hawa, dan mereka tahu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kamu makan,tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah –tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan atau raba buah itu, nanti kamu mati.(Kejadian 3:2-3). Inilah yang harus ditegaskan kembali dan Tuhan Yesus sudah mengajarkan itu kepada para pengikutNya, yang tidak hanya berasal dari kalangan bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi dalam perjalanan beriman kepada Yahweh membuat banyak aturan dan menegaskan bahwa baik hewan atau tumbuhan tertentu, juga makanan tertentu tidak boleh mereka makan. dianggap najis. Namun hari ini  Yesus menegaskan kepada semua orang yang percaya kepadaNya: Segala makanan itu halal, boleh dimakan dan tidak dapat menajiskan manusia.

Saudara-saudari terkasih,
Dalam karya pelayanan para rasul : bagian “najis dan halal” ini menjadi perdebatan, sebab banyak murid baru yang bukan berasal dari pemeluk agama Yahudi. Mereka itu orang Yunani, Orang Roma dan bangsa-bangsa asing lain. Mereka memakan makanan yang dianggap najis oleh pemeluk agama Yahudi. Pemeluk agama Yahudi sendiri mengalami kesulitan dalam kebiasaan baru ini; sebab apa yang dahulu dianggap najis sekarang diperbolehkan. Tuhan Yesus memberikan penegasan umum kepada pendengarNya bahwa “segala sesuatu yang ‘baik’” dan disediakan oleh Allah sebagai makanan manusia adalah halal. Tuhan Yesus berfirman: bukan “yang masuk” tetapi “yang keluar” dari  manusia itulah yang menajiskan. Baiklah orang  Kristen menghargai ciptaan Allah sebagai karunia yang baik Tetapi “jangan lupa” tubuhmu adalah bait Allah Roh Kudus, jangan kaunodai dengan kejahatan yang keluar dari dalam hatimu.


REFLEKSI:
Apakah aku memelihara hatiku suci murni sebab aku tahu tubuhKu adalah Bait Allah?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, trimakasih sudah mendidik kami untuk menguduskan hidup kami dengan memelihara hati yang baik, yang suci, yang berkenan kepadaMu. Mampukan kami melaksanakan perintah PutraMu, Tuhan dan Pengantara kami. Amin..