Bacaan Hari ini:
Dan.9:4b-10
Luk.6:36-38
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Berilah dan kamu akan diberi, suatu takaran yang baik, yang dipadatkan , yang digoncangkan dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Lukas 6:36 & 38
Saudara-saudari terkasih,
Hari ini, Tuhan Yesus menghendaki kita untuk memiliki hati yang murah hati. Murah hati itu, konsepnya bukan konsep “Keterbatasan” kita sebagai manusia, melainkan konsep “Kelimpahan” Allah BapaNya yang mengasihi semua orang, termasuk anda. Allah itu murah hati: karena ia menurunkan hujan dan memberikan matahari untuk baik untuk orang “jahat” maupun orang yang “baik”; Allah tidak membeda-bedakan orang. Semua orang dicintaiNya. Allah itu adalah Allah yang mengasihi penuh dengan kelimpahan. Yesus menggambarkan apa yang harus kita lakukan kalau kita mau meneladan kemurahan Allah begini: Berilah dan kamu akan diberi, suatu takaran yang baik, yang dipadatkan , yang digoncangkan dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Artinya: kita diminta untuk mengasihi setiap orang, dan seyogyanya dengan tulus hati dan tanpa kalkulasi untung rugi. Sebab kita akan mendapat balasan yang setimpal.
Saudara-saudari terkasih,
Pada pertengahan tahun 1980-an, saya mendapat tugas “penginjilan” di daerah Sidikalang, Sumatera Utara. Menyenangkan berada di lingkungan umat Allah yang ada di sana. Ada suatu pengalaman menarik ketika saya berkunjung ke rumah seorang bapak tukang kayu yang bermarga Situmorang. Selain ada hidangan pisang dan kue “pohul-pohul” ada juga segelas kopi hitam disajikan kepadaku. Pohul-pohul itu adalah sejenis hidangan yang dicetak menggunakan tangan. Ternyata ada filosofi di balik kue itu. Kue itu disajikan untuk menyatakan bahwa tamu yang datang itu diterima dengan penuh kasih sayang; melibatkan “lima indera” mereka. Tamu itu diterima sepenuh hati: dengan melibatkan mata, telinga, perasaan, peraba dan penciuman; menarik juga bahwa dalam kebudayaan batak ada lima waktu dalam sehari; mereka menerima tamu penuh kasih sepanjang hari. Menarik bukan? Satu lagi: kopi hitam yang disajikan untuk saya disajikan secara melimpah, kopinya meluap, meluber melebihi bibir gelas. Ternyata ada filosofinya juga; yaitu bahwa kalau memberi, janganlah pelit dan tanggung-tanggung, melainkan dengan setulus-tulusnya dan melimpah ruah. Bagi orang Jawa atau orang dari budaya lain, mungkin ini tidak biasa; namun kalau kita mengerti filsafat di balik fakta itu, maka inilah yang dimaksud “mengasihi” tanpa batas dan sepenuh hati . Saya mengatakan ini kepadamu untuk menangkap pesan hari ini: jadilah murah hati seperti Bapamu yang di sorga, Ia memberi bukan saja yang kauperlukan, melainkan yang tidak pernah melintas dalam benakmu sekalipun.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam kotbah, seorang imam mengingatkan umat Allah untuk memiliki sikap murah hati kepada sesama manusia yang kurang beruntung. Beliau mengingatkan bahwa penting umat Allah berbagi dengan mereka yang kurang beruntung, seperti anak yatim piatu, para jompo dan warga umat yang hidup dalam kemiskinan. Selama masa ini, keuskupan juga menganjurkan untuk menyisihkan sebagian rejeki untuk disumbangkan bagi aksi-aksi sosial dengan mengisi Amplop APP, atau Aksi Puasa Pembangunan. Tindakan dan keterlibatan untuk berbagi kasih dengan menyisihkan sebagaian rejeki dari Tuhan ini, “dilatihkan” untuk dibudayakan dan dijadikan “habitus” atau kebiasaan baik di antara umat beriman. Tolok ukur berbagi itu adalah “kemurahan” Allah Bapa sendiri. Kebaikan Allah untuk membahagiakan umatNya sangat berlimpah. Kita diundang untuk meneladan “tindakan” Allah dan melakukan tindakan “berbagi” dan “kepedulian” dengan menyisihkan milik kita untuk yang membutuhkan. Marilah kita berbagi, bukan karena berlebih, melainkan karena kita peduli.
REFLEKSI:
Apakah aku sudah memiliki kepedulian untuk berbagi dengan mereka yang menderita?
MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, tambahkanlah dalam hidup kami berkatMu, dan berilah kami hati yang siap berbagi dengan mereka yang kurang beruntung. Ajarilah kami untuk tidak menutup telinga, mata dan hati kami terhadap penderitaan sesama kami. Bantulah kami rela berbagi dengan sesama kami, karena Kristus, Tuhan kami. Amin.