Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

KABAR SUKACITA UNTUK KITA

BC - 11920G | Selasa, 25 Maret 2025

Bacaan Hari ini:

Yes.7:10-14;8:10
Ibr.10:4-10
Luk.1:26-38
( HR. Kabar Sukacita)

“Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya dalam hatinya, apakah arti salam itu.”  
Lukas 1:28-29

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Apa itu kabar sukacita? Beberapa waktu lalu, kita dengar harga cabai meningkat. Itu menjadi kabar sukacita untuk para petani, sebab mereka dapat menghasilkan “cuan” lebih banyak dan bahagia karenanya. Bulan Januari dan Februari yang lalu pemerintah memberikan diskon 50% untuk pelanggan listrik 2200 Kwh ke bawah; hal itu disambut baik oleh masyarakat. Program fenomenal pemerintahan dengan kabinet “merah putih” meluncurkan program “makan siang bergizi gratis” untuk peserta didik dari TK hingga SMA atau SMK. Program ini juga disambut baik. Gaji ke 13 disambut oleh para PNS dengan senang, bukan? Hari ini gereja merayakan Hari Raya Kabar Sukacita; apa maksud dari kabar sukacita itu? Kabar sukacita itu adalah terlaksananya “janji Allah” yang mengutus Mesias ke dalam dunia. Allah mengutus puteraNya yang tunggal ke dalam dunia. Untuk mewujudkan kehendakNya itu, Allah bekerja sama dengan Maria, wanita terpilih untuk menjadi bunda bagi AnakNya.

Saudara-saudari terkasih,
Maria, wanita suci dan sederhana dari Nazaret ditetapkan Allah untuk menerima karunia menjadi Bunda PuteraNya, Yesus. Allah mengutus malaikatNya dan menermui Maria dan “ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya dalam hatinya, apakah arti salam itu.” Apakah ketetapan Allah itu langsung bersambut dengan lancar? Tidak. Maria mempertanyakan “peluang” itu karena mana mungkin ia menjadi ibu, sebab ia belum bersuami. Tapi Allah memastikan bahwa “bagi Allah” tidak ada yang mustahil, sebab Roh Kudus akan turun atasnya dan ia akan mengandung seorang anak laki-laki, serta akan melahirkannya untuk kemudian harus dinamai “Yesus”. Maria pun percaya dan taat dengan berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu itu.” Inilah kabar sukacita yang mau disampaikan kepada Maria dan kepada Israel serta kepada kita yang mendengar Injil Tuhan hari ini: Allah berkenan turun ke dunia dan menjadi manusia sama seperti dengan kita. Allah menjadi manusia dan dilahirkan seorang perawan suci, namanya Maria.

Saudara-saudari terkasih,
Injinkan saya mengutip bacaan rohani, yang dibacakan dalam ibadat bacaan pada hari ini, yaitu dari surat Paus Leo Agung. Beliau menulis begini: “Yesus mengambil rupa seorang hamba tanpa noda dosa. Ia mengangkat kemanusiaan kita, tetapi tanpa mengurangi ke-Allah-anNya. Pengosongan diri, di mana “Yang Tidak Kelihatan” menjadi “kelihatan”, dan di mana Tuhan dan Pencipta segala, mau menjadi satu dengan manusia yang dapat mati, merupakan kemurahan belaskasih, bukannya kekurangan kemurahan. Untuk itu, Dia sendiri, yang dalam rupa Allah menjadi manusia; menjadi manusia dalam rupa hamba. Demikian Putera Allah masuk ke dalam lembah dunia ini. Turun dari tahktaNya di sorga, tetapi tidak meninggalkan kemuliaan BapaNya, dilahirkan dalam tata hidup baru dan dengan kelahiran baru.” Inilah sejatinya maksud dari “kabar sukacita” yang dirayakan oleh liturgy gereja katolik se dunia. Apa yang tidak mungkin menurut pandangan manusia “bukan masalah” bagi Allah yang Mahakuasa. Tidak sulit bagiNya untuk mengasihi manusia dengan seluruh kasihNya. Sudah berabad-abad Allah ingin menyadarkan umat pilihanNya Israel, namun mereka ternyata tidak “setia” kepadaNya, maka Allah mengutus PuteraNya yang tunggal turun ke dalam dunia. Paus Leo Agung melanjutkan: “Sebab selalu harus dikatakan, Yesus yang satu dan sama itu sungguh Putera Allah, dan sungguh anak manusia. Ia Allah sejauh semula. Ia sang Sabda, dan Sabda itu bersama Allah, dan Sabda adalah Allah. Da Ia manusia, sejauh Sabda menjadi daging dan berdiam di antara kita.”

Saudara-saudari terkasih,
Pada hari ini gereja mengajak kita untuk menyambut “kabar sukacita” dari Allah bersama dengan bunda Maria dengan kerendahan hati; kehendak Allah yang harus terjadi. Allah menjadi manusia; namanya Yesus. Kita menerima Dia sebagai Tuhan yan bangkit dari kematian dan mengimani Dia sebagai Juruselamat kita, sebab ia telah melepaskan kita dari kutuk dosa,. Ia adalah Allah yang menjanjikan hidup kekal kepada siapa saja yang percaya kepadaNya. Kabar sukacita itu telah hadir di dalam hati manusia yang percaya; sukacita akan masa depan yang pasti: sebab “Aku akan pergi kepada Bapa dan menyediakan tempat bagimu”, firmanNya. Yesus telah datang ke dalam dunia bersama dengan kerendahan hati seorang wanita suci bernama Maria; Ia menjadi manusia dalam rahim ibuNya Maria dan sama seperti kita, tetapi Dia tidak berdosa; Dia adalah Allah. Dia juga yang membebaskan ibuNya dari dosa sama dengan diriNya; itulah yang diajarkan oleh Gereja Kudus: Maria itu Perawan dan Ia wanita dan satu-satunya manusia yang “dikandung tanpa noda dosa”. Marilah kita bergembira: sebab Allah telah berkenan menjadi manusia, agar kita menjadi anakNya.


REFLEKSI:
Apakah aku  bahagia karena percaya bahwa Allah telah mengasihi aku dalam Yesus?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, betapa bahagianya kami, sebab Engkau sangat mengasihi kami dan mengutus anakMu, Yesus ke dalam dunia dan dilahirkan perawan Maria. Tambahkanlah sukacita dan iman kami karena kelahiran Yesus, Tuhan kami. Amin.