Bacaan Hari ini:
KIS.4:1-12
Yoh.21:1-14
Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
Yohanes 21:3
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Injil hari ini menceritakan, penampakkan Yesus kepada para muridNya. Pada waktu Yesus menampakkan diri-Nya, para murid sedang berada di pantai danau Tiberias. Pada saat itu, Petrus dan murid-murid ingin menangkap ikan. Menangkap ikan bukanlah sesuatu yang baru bagi para murid Yesus. Sebab sebagian besar dari para murid Yesus bekerja sebagi nelayan di danau Tiberias. Dulu Yesus memanggil Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus terjadi ketika mereka sedang menjala ikan. Namun sejak menjadi murid Yesus, mereka tidak punya waktu menangkap ikan. Tetapi setelah Yesus wafat, para murid mengalami kebimbangan dan ketidakpastian akan masa depan mereka. Dalam keadaan yang tidak menentu, para murid pergi ke pantai menangkap ikan. Dengan pergi ke pantai dan menangkap ikan, para murid mau mengenang kembali masa-masa indah. Intinya, para murid ingin mengenang masa lalu. Mengenang masa lalu bisa memberikan kekuatan dan semangat sekaligus bisa membuat seseorang terikat sehingga sulit berkembang.
Saudara-saudari terkasih,
Hal yang menarik adalah bahwa Petrus dan kawan-kawan tidak menangkap seekor ikan pun pada malam itu. Kejadian semacam ini pernah dialami oleh Pertus sebelum Petrus menjadi murid Yesus. Dalam injil Lukas bab lima ayat satu sampai sebelas mengisakan bahwa pada waktu itu, Petrus sudah bekerja keras untuk mencari ikan sepanjang malam. Tetapi mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika Petrus sedang membersihkan jalanya, Tuhan Yesus datang lalu menyuruh Petrus mendorong perahunya ke tempat yang dalam untuk menangkap ikan. Hasilnya sungguh luar biasa. Petrus menangkap banyak ikan. Sejak peristiwa itu, Petrus memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sebagai nelayan dan menjadi pengikut Yesus. Hal ini terulang kembali saat Yesus bangkit dari antara orang mati. Dalam injil hari ini kita dengar, Yesus lagi-lagi menyuruh Petrus untuk menebarkan jala. Hasilnya sama: luar biasa. Mereka mendapat banyak ikan. Dan justru pada saat menangkap banyak ikan itulah, para murid baru sadar bahwa yang menyuruh mereka adalah Yesus.
Saudara-saudari terkasih,
Perbuatan Petrus dan kawan-kawan, yang pergi ke pantai menangkap ikan, merupakan tanda bahwa mereka kehilangan harapan sekaligus membutuhkan kekuatan untuk maju atau mungkin untuk refresing atau healing seperti yang saat ini banyak dilakukan oleh manusia dalam mengatasi kejenuhan. Sementara di sisi lain, penampakkan Yesus kepada para murid di pantai danau Tiberias membuktikan bahwa, Yesus ada bersama mereka. Yesus mengharapkan agar para murid tidak kembali kepada masa lalu. Manusia tidak bisa mengubah masa lalu. Manusia mempunyai masa depan yang dapat kita ubah mulai saat ini. Masa depan itulah yang mestinya kita perjuangkan. Masa depan itu bisa kita rancang. Jika kita bekerja keras dan terus berbuat baik, maka masa depan kita akan sukses dan cerah. Sebaliknya jika sekarang, kita hanya santai dan bermalas- malasan, maka masa depan kita akan suram dan gagal. Dan sesungguhnya, para murid Yesus telah membangun dan merancang masa depan yang cerah bersama Yesus. Yesus adalah jaminan masa depan yang sukses dan bahagia. Dengan syarat, kita selalu setia pada perintah dan ajaran Tuhan Yesus.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam situasi atau keadaan tertentu, terkadang kita mengenang dan merindukan masa lalu, dengan segala suka dan dukanya. Hal ini bisa berpengaruh positif, tetapi bisa juga berpengaruh negatif untuk kehidupan kita dan orang lain yang kita kasihi. Dan cerita kehidupan keluarga pak Andreas bisa menjadi bahan permenungan untuk kita. Saat itu, pak Andreas baru pulang kerja. Karena isterinya belum masak, pak Andreas menjadi marah. “Ibu ini kerja apa sih di rumah,” tanya pak Andreas. Isteri pak Andreas menjadi tersinggung dan menjawab: “bapak pikir, saya tidur-tiduran dan malas-malasan di rumah. Saya cape pak, urus anak-anak”. “Kamu ini, isteri yang tidak bisa urus suami. Yang kamu pikirkan hanya anak. Dulu waktu saya belum menikah dengan kamu, ibu saya mengurus saya dengan baik. Bukan seperti kamu,” kata pak Andreas. Lalu isteri pak Andreas menangis setelah mendengar perkataan suaminya. Pak Andreas rupanya sangat terkenang dengan masa lalu, saat dia hidup bersama orang tuanya. Perkataan pak Andreas telah melukai hati isterinya. Mengenang masa lalu, bisa membuat seseorang hidup di dalam dunia mimpi.
REFLEKSI:
Apakah kita sudah menjadikan masa lalu sebagai pelajaran untuk berkembang, atau kita begitu terikat dengan masa lalu dan membelenggu kita?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar kami tidak terikat dengan masa lalu yang justru dapat merusak masa depan kami. Bantulah kami umatMu agar terus berusaha menata dan menyiapkan masa depan kami. Semoga kebangkitanMu mendorong kami untuk tidak putus-asa. Doa ini kami persembahkan dalam namaMu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.