Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

BAGAIMANA MENYIKAPI RASA TIDAK PERCAYA?

BC - 11952G | Sabtu, 26 April 2025

Bacaan Hari ini:
Kis.4:13-21
Mrk.16:9-15

… Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”        
Markus 16: 14 - 15

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”     

Saudara-saudari terkasih.
Saat awal Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena, Ia langsung berhadapan dengan sikap penolakan akibat ketidaksadaran dari Maria Magdalena. Yesus menyikapinya secara netral. Alih-alih memberikan penjelasan panjang lebar, Yesus hanya memanggil nama Maria Magdalena saja secara utuh, sehingga hatinya tersentuh dan kembali sadar akan keberadaan pada momen sekarang. Dalam keadaan sadar, Maria Magdalena dapat melihat Yesus secara nyata. Karena pernah ditolong Yesus yang mengusir tujuh setan daripadanya, ia pun langsung percaya akan mukjizat kebangkitan Yesus. Kejadian serupa terulang kembali. Para murid pada awalnya tidak menyadari keberadaan Yesus manakala mereka sedang tidak sadar. Mereka baru percaya setelah sadar menerima rahmat yang ada sekarang.  

Saudara-saudari terkasih.
Dalam latihan rohani Ignasian, ada rumusan pengakuan yang menyatakan bahwa sesungguhnya keadaan yang ada di depan mata sekarang bersifat penuh rahmat; Hanya saja, orang secara pribadi tidak menaruh hormat atas rahmat kejadian yang ada di hadapannya, sehingga ia pun tidak mensyukurinya secara penuh. Sebagai contoh, kita sering kali terlibat dalam suatu percakapan yang terasa kurang menyenangkan. Pada saat demikian, fokus perhatian kita lebih memihak pada pikiran dan perasaan sendiri, serta menolak rahmat kejadian di luar diri yang sedang berlangsung. Tanpa sadar, kita menghakimi atau menilai negatif kenyataan yang tidak sesuai dengan standar harapan. Kita menjadi tidak percaya bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, yakni terbentang di depan mata kita sekarang. Ketidakpercayaan akibat hati yang degil atau tidak sadar inilah yang dikritisi oleh Tuhan Yesus. Ia menghadapi ketidakpercayaan para murid secara langsung dan utuh, sehingga hati mereka pun tersentuh, dan kembali sadar akan rahmat kejadian pada masa sekarang, lalu percaya bahwa Kerajaan Allah begitu dekat.             

Saudara-saudari terkasih.
Tuhan Yesus kemudian menyampaikan kekurangan atau ketidakpercayaan yang sempat terjadi akibat ketidaksadaran nurani tersebut secara langsung kepada para murid. Dengan cara begitu, para murid memperoleh gambaran dan pemahaman mengenai keadaan batinya. Mereka pun menjadi sadar, percaya, dan siap menerima penuh rahmat kejadian di depan mata. Pada saat itu, Yesus menyampaikan pesan agar para murid memberitakan Injil atau kabar baik yang mereka alami kepada segala makhluk di seluruh dunia. Adakah kita menerima dan mengalami rahmat Kerajaan Allah di hadapan kita sekarang ini? Mungkin kita bertanya-tanya, bagaimana kita tahu bahwa kenyataan di depan mata merupakan Kerajaan Allah yang benar? Pada saat demikian, perasaan kita masih ragu atau takut untuk percaya, sehingga pikiran kita mengambil alih kendali dari kesadaran nurani dalam rangka mencari solusi secara mandiri. Baiklah kita menyadari kedegilan hati dan menerimanya sebagai rahmat kejadian untuk kita alami. Percayakah kita bahwa apa yang dikasih oleh Tuhan untuk kita alami pada saat ini adalah rahmat kasihNya?                                               

REFLEKSI:
Maukah saya berhenti menghakimi kenyataan dan mempercayainya sebagai rahmat?   

MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus, terima kasih, atas panggilanMu pada kesadaran nurani kami. Kami akui, rasa takut masih sering mencengkram dan mendikte pikiran untuk ambil alih kendali dalam menentukan langkah aktivitas harian. Kami sibuk sendiri dan lupa untuk sejenak diam berjeda, agar dapat jernih menyimak bisikanMu di dalam hati kecil. Kami mau mengikuti menjalankan pesanMu untuk memberitakan Injil. Amin.