Bacaan Hari ini:
Kis.5:27b-32,40b-41
Why.5:11-14
Yoh.21:1-14
Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Yohanes 21:7
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam kisah penampakaan Tuhan Yesus seperti yang kita baca dalam injil hari ini, memperlihatkan kepada kita bagaimana sikap Petrus yang tidak lagi mengenal Yesus. Maka ketika murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan, Petrus langsung terjun ke dalam danau. Sementara murid-murid yang lain datang dan menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Setelah membakar ikan-ikan itu Yesus berkata kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, Yesus adalah Tuhan. Yesus juga mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Saudara-saudari terkasih,
Kematian Yesus yang sangat mendadak dan disertai oleh berbagai kejadian yang terjadi di luar jangkauan akal budi manusia, telah meninggalkan kesedihan dan keputus-asaan bagi para murid Yesus. Kesedihan dan keputus-asaan membuat Simon Petrus dan para rasul mencari sesuatu yang baru, yang tidak hanya mampu menghibur hati mereka yang sedang gundah-gulana tetapi juga memberikan sebuah harapan untuk masa depan mereka. Kita mengetahui bahwa sejak para murid memutuskan menjadi pengikut Yesus, para murid sudah kehilangan segala-galanya termasuk keluarga dan pekerjaan. Pada saat Yesus masih bersama mereka, kehilangan keluarga dan pekerjaan tidak terasa. Sebab Yesus memberikan mereka kepastian dan jaminan masa depan yang cerah. Namun semua berbeda ketika Yesus meninggal dengan cara yang tidak biasa dan sangat mendadak. Karena itu, cara yang bisa mereka lakukan adalah kembali ke zaman dulu, sebelum mengikuti Yesus, yakni nelayan. Menjadi nelayan tidak hanya menghibur hati yang sedih dan putus asa, namun juga bisa menjadi pegangan bagi mereka supaya tetap hidup. Selain itu, rasa sedih dan putus asa membuat para rasul tidak mampu melihat Tuhan.
Saudara-saudari terkasih,
Yang sungguh menarik bagi kita adalah bahwa yang bisa mengenal dan melihat bahwa ”Itu Tuhan” justru murid Yesus yang paling muda. Petrus sang pemimpin dan mungkin dari segi usia termasuk yang paling tua, malahan tidak dapat melihat dan mengenal Yesus. Hal ini memberikan pemahaman dan kesadaran kepada kita bahwa orang-orang yang mampu melihat dan mengenal Itu Tuhan, tidak ditentukan oleh usia. Anak-anak, remaja atau kaum muda kadang lebih peka untuk melihat kehadiran Allah dalam hidup mereka. Demikian pula karyawan, orang-orang bawahan atau asisten rumah tangga sekalipun bisa melihat dan mengenal Itu Tuhan. Sementara pemimpin, atasan, bos-bos dan orang dewasa malahan tidak dapat melihat Tuhan. Oleh karena itu, diperlukan suatu sikap rendah hati dan kejernihan pikiran dan batin. Sebab Yesus pun pernah bersabda bahwa hanya orang yang suci hatinya dapat melihat Allah. Orang yang suci hatinya adalah orang-orang yang merasa dirinya bukan siapa-siapa serta tidak merasa diri benar dan baik.
REFLEKSI:
Apakah selama ini kita sudah memiliki kepekaan melihat dan mengenal bahwa Itu Tuhan atau kita menutup pintu hati kepada Tuhan?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, kami mohon ampun sebab terkadang kami tidak mampu melihat dan mengenal kehadiran-Mu terutama saat kami sedih, putus asa dan marah. Semoga kuasa Roh Kudus-Mu membuka mata iman kami sehingga kami dapat mengenal kehadiran-Mu dalam hidup kami. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.