Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

GEMBALA YANG BAIK

BC - 11967C | Minggu, 11 Mei 2025

Bacaan Hari ini:
Kis.13:14,43-52
Why.7:9,14b-17
Yoh.10:27-30

Yesus bersabda: “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka.”
Yohanes 10:27

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus 
Pada suatu hari Yesus mengajarkan tentang gembala yang baik kepada para murid-Nya. Sabda Yesus: “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”

Saudara-saudara terkasih 
Ketika menyampaikan perumpamaan tentang gembala yang baik, Yesus mendidik para murid-Nya untuk menjadi pemimpin yang baik. Konsep baik memang bisa berbeda-beda pada setiap masyarakat. Namun, Yesus hendak memberikan satu konsep kepempinan  berdasar hati, bukan berdasar kekuasaan. Pemimpin yang baik akan mengenal orang-orang yang dipimpinnya. Demikian pula para anggota akan mengenal gembalanya. Bisa saja kita mengenal seseorang, tetapi orang lain itu belum tentu mengenal kita. Atau ada orang mengenal kita, tetapi kita tidak mengenalnya. Yesus mengingatkan bahwa kasih di antara pemimpin dan yang dipimpin terwujud dalam saling mengenal. Kedua belah pihak membuka diri satu sama lain. Mengenal bisa terwujud dalam berbagai hal pada diri orang lain. Mengetahui nama adalah yang pertama harus diketahui, baik nama lengkap, maupun nama panggilan. Setelah semakin terbuka, baik juga mengetahui tempat tinggalnya, mengenal keluarga intinya, menceritakan pendidikannya. Jika memang saling menerima dengan baik, komunikasi bisa berlangsung untuk hal-hal yang privat, bahkan intim. Saling mencurahkan perasaan maupun masalah dalam hidup tentu saja membutuhkan kepercayaan yang mendalam. Percaya bahwa yang diceritakan tidak akan disebarkan kepada orang lain. Kepercayaan untuk memberikan dirinya menunjukkan adanya rasa aman dan nyaman. Dari situasi inilah muncul kasih, yaitu berempati, bersimpati,  bahkan mengorbankan diri bagi orang lain yang dikasihi. Demikianlah gembala yang baik akan melakukan semua tindakan tersebut, dari mengenal, mempercayai, mengasihi, akhirnya mengorbankan dirinya bagi domba-domba yang dipercayakan kepadanya.

Saudara-saudara Terkasih
Menjadi seorang gembala yang baik tidak harus menjadi pimpinan sebuah organisasi. Dalam hidup sehari-hari semua orang dipanggil menjadi gembala yang baik. Seorang bapak dan ibu adalah gembala bagi putra-putrinya. Bukan karena mereka bertanggungjawab atas kebutuhan sehari-hari dengan mencari uang, tetapi terlebih mendampingi anak-anaknya untuk setia dalam iman Katolik. Seorang guru adalah gembala bagi para muridnya. Para guru bertugas mendampingi anak didiknya untuk memiliki sikap jujur, bertekun dalam belajar, kreatif untuk mengembangkan dirinya. Pada akhirnya, setiap orang adalah gembala bagi hidupnya sendiri. Ketika seseorang masih kanak-kanak atau usia sekolah memang orang tuanya yang akan menentukan banyak hal bagi hidupnya. Namun, ketika sudah dewasa setiap orang harus menentukan arah hidupnya sendiri. Pilihan sekolah, kesempatan bekerja, keputusan hidup berkeluarga atau membiara atau melajang seratus persen ditentukan dirinya sendiri. Apakah fokus yang akan dipilih dalam hidupnya juga tergantung nilai-nilai yang dimilikinya.

Saudara-saudara Terkasih
Gembala terbaik adalah Yesus Kristus. Allah Putra yang taat kepada kehendak Allah Bapa untuk menyelamatkan umat manusia dari kematian akibat dosa. Untuk menghapuskan dosa, Yesus tidak menghukum manusia, tetapi mengorbankan diri-Nya dengan menderita sengsara dan wafat di kayu salib sebagai silih dosa manusia.Yesus bukan hanya menunjukkan jalan menuju ke rumah Bapa, tetapi Yesus itulah jalan ke sana. Yesus membuat banyak mukjijat, bukan sekedar untuk menunjukkan kuasa-Nya, tetapi untuk mengajak manusia bertobat dan kembali kepada Bapa. Yesus mengajarkan berbagai nasehat, refleksi, ilmu bukan karena kepandaian-Nya, tetapi terlebih karena belas kasih-Nya kepada manusia. Seberapa besar pun dosa yang dibuat manusia, lautan kerahiman Yesus akan mengampuninya. Setiap manusia disapa-Nya satu per satu dan didengarkan-Nya keluh-kesah mereka. Dilepaskan-Nya beban yang disangga hidup manusia. Diutus-Nya Para Malaekat dan Roh Kudus untuk menemani hidup kami. Dikirim-Nya para Nabi, para Rasul, orang-orang Kudus, Bapa-Bapa Gereja, para biarawan-biarawati untuk menunjukkan jalan-Mu. Seberapa kali pun kita berdosa dan bertobat, saat itu juga kita dipanggul-Nya.


REFLEKSI
Apakah kita sudah memasrahkan hidup kita kepada Sang Gembala Baik?
Apakah kita sudah belajar menjadi seorang gembala?

MARILAH KITA BERDOA
Ya Tuhan, betapa bodohnya kami yang menganggap diri sebagai pemimpin bagi manusia lain. Padahal kami belum mampu memimpin diri-sendiri untuk menemukan-Mu. Utuslah Putra-Mu Sang Gembala Baik untuk memimpin hidup kami agar selamatlah kami dari kematian akibat dosa kami sendiri. Engkaulah Tuhan kami. Kini dan sepanjang masa. Amin.