Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

DARI MANAKAH KUASA DAN HIKMATNYA?

BC - 12049g | Selasa, 01 Juli 2025

Bacaan Hari ini:
Kej.19:15-29
Mat.8:23-27

“Maka takjublah mereka dan berkata: “Darimana diperolehNya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat itu? Jadi darimana diperoleh semuanya itu?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.”
Matius 13:54b.56b-57

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Kemarin kita sudah merenungkan tema “Menjadi Orang Baik”. Orang yang baik selalu menaburkan hal-hal yang mendatangkan manfaat untuk orang-orang yang ada di sekitarnya; bahkan kebaikannya bisa dirasakan oleh mereka yang di luar jangkauan penglihatan dan tangannya. Orang baik “menyerahkan” harta dan uangnya untuk menolong siapapun, bahkan orang yang benar-benar baik, merasa tidak penting apakah orang mengenali dia atau tidak. Pokoknya, dia bisa berbagi berkat untuk orang lain. Hari ini kita mendengarkan sikap sebaliknya. Ada orang yang tidak bisa menerima bahwa Yesus dikagumi karena perbuatan-perbuatan baikNya; mereka mempertanyakan apa yang telah dibuatnya. Mereka meragukan kuasa dan hikmat yang dimilikinya. Tambahan pula, bukankah Yesus itu orang “ndeso” Nazaret dan keluarganya biasa-biasa saja. Yesus ditolak oleh orang-orang sekampungnya. Lalu Yesus mengatakan firman ini: Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”

Saudara-saudari terkasih,
Kita mendengarkan isi hati orang-orang Nazaret yang kecewa terhadap Yesus. Mereka bertanya: “Darimana diperolehNya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat itu? Jadi darimana diperoleh semuanya itu?” Mereka “kadung” atau “terlanjur” termakan oleh pernyataan seperti ini: Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yohanes 1:46) Sesuatu keraguan yang secara lugas dikatakan oleh Natanael, calon murid Yesus itu, juga hidup di lingkungan orang-orang sekamping Yesus. Jadi sebenarnya mereka bukan saja berpegang teguh pada pendapat itu, melainkan mereka tidak siap menerima sebuah “kenyataan” dan “perubahan” yang didobrak oleh kehadiran “nabi” Yesus yang dikenal sebagai orang Nazaret itu. Yesus itu orang dari Nazaret, namun Dia tampil menonjol dan dikagumi oleh banyak orang di mana-mana karena hikmat pengajaranNya; mereka juga mencari Yesus karena Dia telah melakukan banyak mukjizat di antara mereka. Orang-orang yang mengenali orangtuaNya yang tukang kayu dan saudaranya dari orang biasa itu, meragukanNya.

Saudara-saudari terkasih,
Sekalipun orang-orang sekampungnya itu telah mendengar berita ketenaran Yesus dan ada yang mengetahui mukjizat yang dikerjakanNya, tetap saja mereka tidak bisa menerima “tampilnya” Yesus yang menggemparkan di kalangan masyarakat umum. Mereka tidak siap kalau dari Nazaret yang di Galilea itu, hadir seseorang yang “luar biasa”. Tuhan Yesus sangat memaklumi fakta ini. Kepada mereka diingatkan bahwa “begitulah” perlakuan yang diberikan kepada seorang nabi sejak zaman dahulu; nabi-nabi itu dikagumi di mana-mana, tetapi tidak di tempat asalnya. Karena mereka mengenal dari mana dia berasal; namun mereka melupakan satu hal: orang ini diangkat menjadi “nabi” oleh Allah bukan oleh manusia. Demikian Yesus itu memang berasal dari Nazaret, namun Dia sesungguhnya adalah “utusan Allah”; Dia adalah sang Mesias yang telah lama diramalkan oleh para nabi dan dijanjikan oleh Allah sendiri. Apakah mereka ini adalah orang-orang yang tidak pernah mendengar firman yang diucapkan Allah ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes?, begini firmanNya: “Engkaulah AnakKu yang Kukasihi, kepadaMulah aku berkenan!” (Lukas 3:22b); atau mungkinkah  mereka telah gagal paham akan firman Tuhan bahwa mereka harus mendengarkan Dia. Kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes serta Elia dan Musa, Allah berfirman dari dalam awan, ketika Yesus berubah rupa:  “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (Matius 17:5)

Saudara-saudari terkasih,
Inilah kenyataan yang hidup di kalangan orang-orang Nazaret yang di Galilea, bahwa mereka “tidak bisa menerima” kehadiran nabi Yesus yang mereka ketahui telah dikenal dan dikagumi banyak orang oleh hikmatNya dan oleh kuasaNya. Sampai hari ini kita kita masih mendengar penyangkalan akan “ke-Allah-an” Yesus. Yesus itu bukan Tuhan, dia hanyalah seorang manusia biasa, mengapa harus menyembahNya? Itu kata mereka. Tetapi tidak demikian dengan kita; kita percaya dan kita tidak meragukan sedikit pun akan hikmat dan kuasa Yesus sebagaimana diwariskan oleh para Rasul dan diwartakan oleh Gereja Katolik yang Kudus. Yang menyedihkan ada seorang pendeta yang murtad dan berani berkata: “Kalau Yesus itu Tuhan, saya siap mati sekarang. Bukankah Dia menyebut diriNya Tuhan?” Orang itu telah “tiada” sekarang. Cukup dia saja yang berani menyangkal Tuhan Yesus, jangan kamu! Sekalipun mereka telah melihat dan menyaksikan kuasa Yesus mereka tidak percaya; kita tidak perlu seperti mereka, kita harus mendengarkan firman Yesus ini: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya!” Lagi kataNya : “Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku!” (Matius 11:6) Syukur kepada Allah.


REFLEKSI:
Apakah aku sudah setia kepada Yesus dan menyembahNya sebagai Anak Allah?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, kami bersyukur karena telah menerima Yesus, PutraMu sebagai Tuhan dan Juruselamat kami. Tambahkanlah iman kami kepadaNya, sebab hanya Dialah, Jalan dan Kebenaran dan Hidup.  Terpujilah Engkau selama-lamanya. Amin.